epilog

743 51 0
                                    

"Mau kemana mbak?"
"E-eh den jung.. U-udah bangun den?"ujar iin gugup

Jung tak menjawab, hanya menatap penampilan iin yang sudah rapi subuh ini.

"I-itu den, mbak izin mau ke luar"

"Kemana?"
"Nikahan temen"

"Temen yang mana?"
"Ada pokoknya temen mbak"

"siapa namanya?"tanya jung
Mampus !!! Iin menggaruk kepala nya yang disanggul

"Te-temen lama"gumam iin pelan
"Kok dari kamar om ?"

"Tadi izin dulu sama sekalian tuan titip amplop"
Double mampus ! Iin menggigit lidahnya gemas bisa bisanya dia keceplosan

"Siapa namanya?"selidik jung
"Y-yah?"

"Siapa nama temen mbak yang nikahan?"ulang jung

Anjrit!!! Iin mengerang dalam hati, kenapa den jung yang judes ini mendadak kepo padanya hari ini.

"Mbak"tegur jung

"Ma-maya jung"
Alis jung terangkat sebelah

"Maya? Teh maya?"
Iin buru buru mengangguk

"dulu mbak bilang udah putus komunikasi sama teh maya?"

"O-oh ituuu, du-dua hari yang lalu bi nenden ngasih surat undangan buat mbak"

"Aku gak di undangan?"
Mana gue tahu!!!! Jerit hati iin frustasi yang sudah gatal ingin segera pergi

"Saya pamit ya den"
"aku ikut"putus jung bergegas keatas bersiap siap

Iin memaki dirinya sendiri dalam hati, dia pasti akan dimarahi tuan,karna selama ini tuan memang menghalangi akses jung bertemu maya.

Harusnya tadi aku gak perlu dandan mencolok sesal iin, tidak tidak bahkan penampilan iin saat menikah dengan Tigor lebih mencolok dari ini tapi jung hanya memberikan amplop tanpa basa basi.

Lalu kenapa hari ini den jung malah menyapanya? 
Iin menjedot jedotkan kepalanya pada dinding saking frustasi.
*

"Aku gak tau mbak maya masih tinggal  di cigombong"ujar jung memecah keheningan.

Iin dan Tigor yang duduk didepan hanya saling memandang.

"Bi nenden bilang maya udah pindah, pantes selama ini aku cari cari gak ketemu"gumam jung menatap keluar jendela

"emang aden cari maya kemana?"tanya iin
"Jakarta,sukabumi,bandung,bahkan ngecek penerbangan pesawat kalau kalau teh maya pindah keluar kota"tuturnya pelan

"Ya jelas aden gak akan nemuin setau saya maya selama ini kerja diarea bogor, kalo soal tempat tinggal biar kata dicigombong rumah maya itu masuk lagi ke dalem den sekitar 30 km,yang 10 km nya kita naik ojek nanti karna mobil gak bisa masuk"

"Serius?"
"Serius"

"Mbak pernah kerumah teh maya?"
"pernah waktu bapak nya teh maya meninggal, tapi seudah itu kita belum pernah ketemu lagi"

Jung menggangguk samar,kembali menatap jendela dengan wajah sendu

Selama ini jung memang mencari maya, tapi saat dihadapkan akan bertemu maya hatinya kian risau.

Lalu apa yang akan dia katakan pada maya nanti? Dari mana dia akan mulai, apa maya sudi memaafkannya? Dia bahkan muak menatap wajahnya sendiri dicermin.

"Den jung, hayu dari sini kita naik motor"
Jung mengangguk lalu turun dari mobil.

Jarak nya benar benar jauh, jung bahkan berfikir apa tempat ini benar benar ada dalam peta?

Saat turun dari motor ke gugupan jung berubah jadi amarah, saat tau calon maya hanya mengirimkan secarik surat sebagai permintaan maaf.

"Den jangan marah disini, mending den jung nanti tenangin maya. bukannya aden dari tadi bingung gimana cara ngadepin maya? Mungkin ini jalan buat den jung nebus keberadaan aden yang gak ada waktu bapaknya maya meninggal"bisik iin

Jung mengendurkan kepalan tangannya dan menatap iin "kesempatan kedua?"tanya jung tak yakin

Iin mengangguk, bodo lah yang penting lu jangan ngamuk disini.

Jung mengangguk dan melangkahkan kakinya pasti.

"Bu, pak.. Izinkan saya menikahi maya"

Iin dan Tigor terperangah mendengarnya 

"Bukan begitu maksudnya !!!!! "Teriak iin panik

Merindu (End)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن