telfon dari emak

719 63 0
                                    

Suara dering telpon membangunkan Maya Dari tidurnya, diliriknya Ulfa yang ikut tidur disampingnya

"Halo, assalamualaikum mak"
"Waalaikumsalam, sehat may?"
"Alhamdulillah mak, emak gimana?"
"Alhamdulillah Sehat, Kamu lagi apa may?"
"Baru bangun tidur mak, Kalo emak?"
"Baru pulang Dari rumah Bu Endah, may, minggu depan bisa pulang dulu ?"
"Emang nya kenapa mak?"
"Pulang Aja dulu"
"Ya udah minggu depan Maya pulang ya mak"
"Ya udah emak tutup telponnya ya may, emak mau ke Warung dulu"
"Iya Mak"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"

"Siapa may?"Tanya ulfa
"emak"
"Ada apa?"
"Gak tau, aku cuma disuruh pulang dulu"
"Hayooo mau di kawinin kamu ya??"
"Ah kamu mah Kalo ngomong suka ngelantur, gimana atuh ya mana aku belum gajian lagi"
"Kaya kampungnya jauh aja pake harus punya uang banyak buat pulang?"
"Aku cuma takut almarhum bapak masih punya sangkutan hutang fa, emak soalnya Kalo masalah sepele pasti ngomong di telfon"
"Ck ya udah ntar aku pinjemin"
"Jangan, aku tau gaji kamu udah abis buat bayar uang bangunan sekolah adik kamu"
Ulfa menatap sahabatnya sedih
"Udah kamu doain Aja aku ya?"tutur maya

*

Maya masih bengong Dengan informasi yang Baru emak berikan tadi,candaan Ulfa ternyata benar adanya

"Maafin emak ya may"ujar emak pelan
Maya tau keluarganya berhutang  banyak pada keluarga Bu Endah, majikan emak.

Dulu pas bapak sakit kanker Paru dan berenti jadi buruh bangunan yang dimandori Suami Bu Endah, Bu Endah Dengan baik hati nerima emak buat Bantu Bantu dirumahnya.

Bu endah dan pak sapardi pun tak segan membantu biaya pengobatan bapak yang harganya Selangit, meskipun maya mencicil tiap bulan nya.

Dan sekarang emak tak Kuasa menolak permintaan Bu Endah yang meminta maya menjadi menantunya.

perasaan takut perlahan menyusup dihatinya membayangkan bagaimana  pernikahannya kelak dengan anak Bu Endah, A gugum Namanya yang bahkan tidak pernah dilihat wajahnya Oleh  Maya.

"May, kamu marah ya Sama emak?"
" Gak marah ma, cuma kaget aja"Ujar Maya akhirnya

Menyeka airmata emak lalu kembali menatap Maya"maafin emak ya may emak bingung Cara nolaknya"ujar emak lirih
"Gak Apa Apa mak, Maya juga kan emang lagi nyari calon Suami. Bisa Aja kan a gugum teh jawaban Dari Doa Doa maya" hibur maya Tak mau emaknya bertambah beban fikiran

"Maaf.. Emak nyusahin kamu terus"tak Kuasa emak lalu menubruk tubuh putrinya, memeluk erat sambil tersedu. menyesal telah memberikan banyak beban yang harus di pikul Putri semata wayangnya tersebut.

Wa usep yang sedari tadi melihat adegan tersebut hanya tersenyum sedih.

Maya keponakannya yang penurut, yang tidak punya waktu bermanja pada emaknya.
Maya tidak mengeluh meskipun terlihat pucat dan takut saat sesudah lulus SMP harus berangkat ke Jakarta Untuk menjadi pembantu.

hingga kini Putri adiknya tersebut Tak pernah berhenti bekerja keras untuk membayar hutang hutang orangtuanya,dia pun menjadi tameng untuk emaknya Hingga Tak punya waktu Untuk membahagiakan Dirinya sendiri

"Udah Mak, jangan nangis lagi.. Bu endah Sama pak sapardi baik,A gugum juga insyaallah pasti baik mak"ujar Maya menyeka tangis emak
"mending Sekarang kita masak Sama siap siap, kan nanti keluarga Bu endah dateng mak"lanjut Maya yang diangguki emaknya.


Merindu (End)Where stories live. Discover now