Diamond

32 6 7
                                    

[FYI!]

Dalam dunia perkeretaapian, istilah Diamond merujuk kepada perpotongan antara dua rel dengan jurusan berbeda yang sebidang.

[WARNING!] MATURE CONTENT

Enam belas tahun yang lalu, Yumna pernah bermimpi menjadi seorang mata-mata

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Enam belas tahun yang lalu, Yumna pernah bermimpi menjadi seorang mata-mata. Memang mengerikan mendengar anak yang masih duduk di bangku TK B berkata demikian. Namun, bagi Yumna kecil, cita-citanya tersebut adalah pekerjaan paling keren sedunia. Bayangkan saja, seorang mata-mata bisa menjadi seorang hacker; meretas situs-situs illegal dengan kemampuan kode-kode ajaibnya, bisa menjadi sniper; ahli menembak dari kejauhan tanpa kemungkinan meleset atau tertangkap basah oleh musuh, bisa juga menjadi seorang aktor; menjadi orang lain dan berakting di hadapan lawan, atau menjadi atlet parkour sekaligus bela diri: mahir melompat dari satu gedung ke gedung lainnya—bahkan dari atas kendaraan yang sedang bergerak—sementara harus lari dari kejaran musuh atau sembari melawan penjahat. Yang paling epik adalah mereka bisa menerima misi baru atau misi tambahan sambil menyamar agar tidak diketahui pihak lawan ketika sedang melakukan misi sebelumnya.

Tidakkah semua itu terdengar menakjubkan? Membayangkannya saja membuat jantung Yumna berdegup kencang tak karuan.

Nyatanya, menjadi seorang mata-mata tidaklah semudah dan seasyik yang Yumna bayangkan. Orang tuanya tidak memperbolehkan Yumna selaku putri semata wayang untuk memiliki pekerjaan sejenis itu. Selain itu, ada proses yang panjang dan berliku yang harus dilalui untuk menjadi seorang mata-mata yang tangguh dan andal.

Namun, siapa yang tahu bila enam belas tahun pasca pendeklarasian diri itu, Yumna sungguhan terjebak dalam situasi serupa? Ironisnya bukan sebagai seorang mata-mata yang sedang melawan musuh, melainkan sebagai seekor mangsa yang tengah dalam pelarian dari kejaran predatornya.

Tubuh mungil Yumna terhuyung-huyung diterpa rombongan manusia yang hilir mudik di tengah lorong gerbong kereta yang sempit. Sesekali manusia-manusia itu mendesis kepadanya karena menghalangi jalan. Yumna yakin, jika situasi saat ini disamakan dengan kemacetan di jalan raya dan dia adalah biang kerok dari kemacetan tersebut, dia pasti sudah dihujani bunyi klakson dan makian para pengendara kendaraan bermotor.

Ah, tapi siapa yang peduli? Mereka tidak tahu apa yang dirasakannya sekarang. Mereka juga tidak tahu rasanya dikhianati orang yang dipercayai melebihi percaya kepada diri sendiri dan diancam dengan sesuatu yang dilakukan tanpa kehendak mereka.

"Sialan!" umpat Yumna ketika merasakan saku jinsnya bergetar untuk yang kesepuluh kali dalam lima belas menit terakhir. Matanya memanas saat dia melihat siapa si pengirim pesan tersebut berikut isinya. "Sialan! Sialan! SIALAN! JANUS HASYIM SIALAN!!!"

Teriakan Yumna berhasil menghentikan seluruh kesibukan di dalam gerbong kereta itu. Tubuhnya bergetar hebat. Tangannya meremas ponsel kuat-kuat. Kakinya mendadak terasa seperti jeli hingga tidak mampu menopang bobot tubuhnya lagi, menyebabkannya jatuh terduduk di atas lantai gerbong yang dingin. Beberapa saat kemudian, seorang pramugari menghampirinya untuk menanyakan keadaannya dan menawarkan bantuan dan Yumna bersumpah, sepanjang dua puluh tahun hidupnya, baru kali ini dia bersyukur karena seseorang berhasil memecah konsentrasinya.

Sebuah PerjalananOnde as histórias ganham vida. Descobre agora