Grandma! I'm coming!

48 12 13
                                    

"Mas Genta, sudah bawa 'kan obat yang biasanya Fira minum pas mabuk perjalanan?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mas Genta, sudah bawa 'kan obat yang biasanya Fira minum pas mabuk perjalanan?"

Pria beranak satu itupun langsung mengecek tas yang dibawa anaknya setelah istrinya berucap. Genta jongkok menyejajarkan tingginya dengan putrinya, dia membuka resleting tas putinya yang berwarna merah muda dengan karakter unicorn. Dia sedikit mengobrak-abrik tas anaknya,. "Sudah. Perasaanku tadi Fira sudah minum kok, Dik Rian?" tanyanya sambil mengangkat sedikit obat mabuk perjalanan khusus anak kecil.

"Sudah. Ayo bersiap, keretanya tinggal 5 menit lagi sampai," ucap Riani bertepatan dengan suara pengumuman kereta yang akan tiba sebentar lagi.

"Yah, Ayah!" gadis kecil baru berumur 5 tahun itu terlihat bersemangat sekali dan dia menarik-narik tangan ayahnya.

"Iya, Fira?" balas ayahnya, Genta.

"Rasanya naik kereta api itu bagaimana, Yah?!" tanyanya dengan nada penuh semangat, "apa seperti naik mobil? Apa akan lama perjalanannya?" lanjutnya dengan nada bicaranya sedikit menurun.

Kedua orang tua Safira tersenyum. Anaknya termasuk susah untuk diajak berpergian jauh, karena dia akan mabuk jika terlalu lama perjalanan menggunakan kendaraan seperti mobil. Terakhir kali perjalanan jauh menggunakan mobil sendiri ke Jakarta, Safira sering mabuk selang beberapa jam, selain itu Genta juga lelah menyetir sendirian. Pada akhirnya, di liburan kedua ke Jakarta untuk menjenguk orang tua Riani, mereka berdua memilih naik kerata api saja.

"Bagaimana ya?" ucap Genta dengan postur berpikir. "Sama seperti naik mobil saja, tapi naik kereta akan lebih cepat sampai dan Ayah tidak akan menyetir."

Safira mengerucutkan bibirnya. "Lalu siapa yang akan menyetir kereta?"

"Namanya masinis, Sayang," jawab Riani.

Safira manggut-manggut. Tiba-tiba kereta datang dari arah Selatan. Gadis kecil itu ternganga melihat kendaraan tanpa roda itu melaju di depannya. Wajar saja anak kecil akan terkagum-kagum melihat sesuatu yang baru di depan matanya sendiri. Memang ini pertama kalinya Safira melihat dengan nyata sebuah kereta, biasanya dia melihat kereta dalam kartun saja.

Safira melompat-lompat kecil saat kereta berhenti dan dia hendak naik kereta. "Ayo Fira, Ayah gendong. Dik Rian, kau bawa kopernya ya?" ujar Genta mengangkat putri kecilnya.

Riani mengangguk. Setelah penumpang tujuan Surabaya turun dari kereta, baru penumpang tujuan Jakarta atau sejalurnya naik dan masuk ke dalam kereta. Mereka bertiga mengambil duduk sesuai tiket yang mereka pesan. Safira yang masih di gendongan Genta segera diturunkan dan gadis kecil itu duduk di tengah-tengah orang tuanya.

Terdengar seruan peluit dari luar kereta yang menandakan kereta akan segera berangkat.

Tuuuttt... Tuuuttt...

"Bunda.. Bunda! Itu seperti suara kereta api yang sering Fira dengar di kartun!" seru Safira menarik lengan Riani, bahkan gadis itu sampai berdiri di tempat duduknya sambil menghadap depan penasaran dari mana asal suara tersebut.

Sebuah PerjalananWhere stories live. Discover now