Part 54~ Kemarahan Ryan

2.5K 165 39
                                    

Herman dan Fira masih terdiam tak berani menjawab atau menatap mata Ryan yang sedang duduk di depan mereka dengan santai

Fira mulai merasakan bahwa sebentar lagi ia akan menangis. Lidahnya kelu tak bisa digerakkan, entah mengapa untuk sekarang sangat sulit untuk berbicara. Ia menyesal. Ia menyesal mengapa tadi ia harus berbicara tentang masalah ini kepada Ayahnya saat di rumah Ryan

Seandainya ia tidak membahas hal ini

Seandainya ia tidak mengecek kembali keadaan sekitar

Seandainya....

Sayangnya waktu tak bisa diputar, kebenaran sudah terungkap dan kebohongannya pun sudah terbongkar. Tak ada lagi yang bisa dibohongi

Apa yang harus ia bilang kepada Ryan?

"R-Ryan, nak"

Ryan melirik tajam ke arah Herman yang sedang menaruh gelasnya di meja. Meskipun wajahnya terkesan tak berekspresi, raut tegang dan gugup terlihat jelas di wajahnya.

"Kamu salah paham" ujar Herman dengan berani sambil menatap mata Ryan yang sudah menatapnya dengan tajam

Herman menahan nafasnya. Apa yang harus ia lakukan sekarang?

"Salah paham gimana Om?" tanya Ryan sambil menatap lurus Herman yang membuat laki laki paruh baya tersebut dengan tergagap menjawab

"Y-yang kamu dengar itu tadi gak bener, k-kita cuma-"

"Cuma apa?" potong Ryan kasar. Ryan sudah tak peduli tentang tata krama dan sopan santun kepada Herman

Meskipun Herman terlihat terkejut balasan Ryan yang kasar. Ia hanya menghela nafas kasar memaklumi sikap kasar Ryan tersebut

"Kenapa nih?" tanya Sintia yang baru saja datang bersama Ari dan Tina. Wajah Sintia dan Tina terlihat bingung saat menatap ke arah Fira dan Herman yang sedang duduk dengan wajah pucat dan Ryan yang terlihat marah kepada mereka berdua

Lain dengan Ari, wajah Ayah Ryan tersebut seolah tidak terkejut. Ia seperti bisa dengan cepat membaca situasi.

"Ryan?" panggil Sintia kepada anaknya karena tak mendapat tanggapan dari anak satu satunya itu

"Fira kamu kenapa?" tanya Tina kepada Fira yang masih menunduk sambil meremas bajunya

"Fira sama Om Herman udah ngebohongin aku ma!"

Seluruh orang yang berada di ruangan tersebut tersentak kaget saat mendengar seruan kasar Ryan. Wajah laki laki itu memerah menahan emosi sambil menunjuk ke arah dua orang yang sedang duduk di sofa depannya

Emosi yang sedari tadi Ryan tahan akhirnya keluar karena sudah tak tahan

Herman menatap itu sambil menelan ludahnya sedangkan Fira hanya menunduk sambil menahan isakannya. Air mata pun tak bisa ia tahan, sudah mengalir dari matanya.

"Maksud kamu apa Ryan?" tanya Sintia dengan tegas karena tak mengerti situasi saat ini

Ryan mengalihkan perhatiannya kepada Fira dan Herman lalu menunjuk mereka berdua

"Om Herman bilang sama aku kalau Fira kena kanker! Sebelum aku tunangan sama Fira!"

Sintia dan Tina membulatkan mata mereka terkejut

"Ryan apa sih maksud kamu ini?" tanya Sintia dengan nada menahan marah karena sudah merasa Ryan keterlaluan

"Om Herman bilang kalau Fira kena kanker dan aku harus ngejaga dia! Itu alesan kenapa aku mau tunangan sama Fira Ma! Padahal dia enggak pernah sakit apa apa" ujar Ryan sambil mengacak kasar rambutnya

Let GoWhere stories live. Discover now