5.

270K 27.8K 729
                                    

_ _ _

part 5 : Game
_ _ _

Naya menarik kembali prasangkanya tadi. Alvares bukan cowo baik. Ngeselin malah.

Lihat saja, ia sudah bolak balik ke meja Alvares hanya karna menuruti pesanan cowo itu. Beli ini salah, beli itu ga mood, beli lagi lagi dan lagi.

Naya kelelahan, nafasnya sampai tersengal. Tapi tidak ada yang peduli. Sebaliknya, banyak anak anak yang menertawai.

Jam istirahat saja sampai mau usai, tapi Alvares masih setia menyuruh Naya membeli ini itu. Bahkan sampai meja kantin tempatnya penuh dengan makanan. Sama sekali belum disentuh.

"Gue ga mau bakso Nay, beliin gue siomay aja" Titah Alvares bak baginda raja.

"Tapi kak, itu siomay nya masih utuh dimeja, belum kakak makan. "

"Udah dingin, ga enak. Beli lagi sana! "
Naya menurut, ia kembali membelikan apa yang cowo itu mau. Untung saja Alvares memberinya banyak uang. Jadi Naya tidak khawatir dengan harganya.

Tapi, gadis itu sudah sangat lelah. Mondar mandir kesana kemari. Sekarang Naya bukan tidak seperti murid, tapi pelayan kantin. Menyedihkan.

"Ini kak, udah ya? Aku capek banget jalan terus. Meja kak Alvares juga udah penuh makanan" Naya mengeluh, ia menyeka peluh dipelipisnya.

"Males Nay, gue ga nafsu makan lagi. Lo kasih aja sama siapa yang mau"

Alvares pergi dengan entengnya. Saat itu pula Arga dan Gio baru saja datang.

"Mau kemana Al? Baru juga gue sama Gio nyampe. Lo udah pergi aja" Ucap Arga.

"Ngurus osis. Bye! "

"Yaelah sombong amat lo ketos!! " Pekik Arga kesal. Sedangkan Alvares hanya mencebik acuh.

"Makanan dimeja noh, abisin! " Teriak Alvares dari sebrang.

"Ga jadi sombong Al, lo orang paling dermawan!"

Gio menggelengkan kepalanya takzim. Ia segera menarik kursi dan mendorong Arga ikut duduk juga.

"Ngapain lo disitu? " Tanya Gio melihat Naya berdiri disamping meja.

"Eh? Enggak kak ini aku mau pergi ke kelas. Kalian temennya kak Alvares kan? Ini makannya tolong bantu diabisin. Mubazir kalo dibuang nanti"

"Yaelah ga perlu disuruh, gue mah langsung gas makan" Sahut Arga.

Naya mengangguk pelan, ia beranjak pergi dari sana. Namun, langkah kakinya terhenti karna ada beberapa siswa yang memanggilnya.

"Heh, lo! "

"Hah? Aku? " Ucap Naya menunjuk dirinya sendiri.

"Iya,  lo. Cepet sini! "

Dan, dari situlah Naya benar benar seperti pelayan kantin. Disuruh membelikan ini itu oleh siswa lain. Ia hanya bisa menurut. Berharap bel masuk kelas segera berbunyi.

_ _ _

Riuh kelas semakin terdengar karna mapel terakhir jamkos. Naya hanya berdiam diri dengan membaca buku novel tebal yang ia pinjam dari perpus.

SAY LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang