13. Akward

7.9K 561 8
                                    

Alya, Hasan dan Rayhan menatap Mona heran yang sedari tadi hanya diam, menghela nafas kasar, menunduk lalu melamun lagi. Dahi mereka menyerit tapi tidak ada satupun kalimat yang terucap dari bibir mereka masing-masing.

Posisi mereka kini tengah berada di kamar kostnya Mona. Alya dan Hasan terduduk di atas kasur, sedangkan Rayhan duduk berlesehan di bawah, dan Mona berada di meja belajarnya

Melihat Mona yang terus seperti mayat hidup Hasan berdecak kuat, lalu menengok ke arah Mona
"Lu kenapa sih?" Ulang Hasan dengan nada jengah yang sangat kentara

Rayhan dan Alya mengangguk membenarkan, dia menatap penasaran ke arah Mona

Mona mengehela nafas kasar lagi, dia menatap teman-temannya dengan pandangan kosong

"Gue salah ya?" Mona bertanya random setelah beberapa saat lalu terdiam sendiri

"Hah?" Heran Rayhan

Mona menuduk
"Gue--gue ga suka liat cewek nya pak Arkan" ujar Mona parau

"Lo suka sama pak Arkan?" Tembak Hasan langsung

"Udah gue duga sih" gumam Rayhan menambahkan, dengan acuh ia malah membuka ponselnya dan bermain game

Alya memandang sahabatnya miris. Dia beranjak dan memeluk untuk menenangkan Mona. Alya mengerti Mona masih terlalu polos untuk mengenal dunia percintaan.

"Gue tau lo kuat" Alya berucap singkat sambil mengusap-usap punggung Mona

Mona beranjak dari pelukan Alya dan menatap teman-temannya
"Lo semua ada solusi ga biar gue bisa bersikap biasa aja seolah-olah gue gaada rasa sama pak Arkan?" tanya Mona langsung dengan ekspresi yang menuntut jawaban

Semuanya terdiam.
Rayhan yang sedang bermain games pun mempause kegiatannya sekejap, dan meletakan ponselnya asal

"Lu berhenti jadi asistennya" usul Hasan memecah keheningan setelah beberapa saat berfikir

Mona menyela langsung
"Tapi hutang gue gimana?" dengan ekspresi khawatir

"Gue yang bayar" tukas Hasan

"Terus lo bikin Mona jadi berhutang sama lo gitu?" Sinis Alya tidak terima

Hasan menggeram kesal
"Ga bayar juga gapapa, gue ikhlas nolongin Mona" jawabnya ngotot

"Tetep aja nanti Mona bakal hutang budi sama lo" Alya membalas tak kalah sinis

"Ya Mona ga perlu punya pikiran gitu ke gue" balas Hasan lagi

"Biar bagai----

"Tapi bukan gitu cara menyelesaikan masalah San" sela Rayhan setelah tadi dirinya berfikir keras menghentikan perdebatan keduanya

"Ya terus gimana? Emang lo ada solusi hah?" Emosi Hasan karena merasa bantuannya disepelekan begitu saja

"Bukan git---

"Cukup-cukup" omongan Rayhan di potong langsung oleh Mona

Mona menarik nafas dalam dan mengeluarkannya perlahan

"Gue gapapa. Hasan jangan emosi okay. Gue bukannya nolak bantuan lo. Tapi gue ga bisa ngerepotin lo terus"

Hasan ingin menyela namun kembali bungkam saat Mona mengangkat tangannya tanda berhenti

"Rayhan dan Alya berhenti memojokan temen kalian hanya karena gue. Gue gapapa gengs sumpah gue gapapa"

Mona menarik nafas lagi dan mencoba tersenyum lebar

"ini masalah gue, masalah hati gue. Gue akan coba menekan bahkan mengubur perasaan gue dalam-dalam"

"Makasih buat kalian yang selalu ada buat gue dalam kondisi apapun " ucap Mona yang di akhiri senyuman lembut

Love my Assistant [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang