bagian 24

3K 339 20
                                    

Happy reading everyone 💚

Semua berjalan dengan sendiri, mengalir tanpa bisa terhenti sekalipun, mau bagaimanapun suatu ikatan yang jelas tak akan bisa tersamarkan.

Seorang pemuda berjalan santai ditengah keramaian lalu lalang di bandara internasional Seoul. Berkunjung, lebih tepatnya melepas rindu tentang negara yang dikenal orang dengan sebutan negara ginseng.

Terhitung sudah 5 tahun berlalu sejak kepergiannya dari negara itu. Iya betul, dia adalah Satria. Pemuda yang begitu dicintai banyak orang.

Kini pemuda tersebut baru menyelesaikan pendidikan di universitas ternama di negara Dubai.
Jika ditanya apakah keluarganya masih mencari keberadaannya,tentu saja iya. Bahkan kerabat mereka yang dari china ikut membantu pencariannya. Namun disinilah kehebatan dari organisasi anonymous,tak ada yang bisa menembus keamanan itu kecuali salah satu dari anggota itupun jika sudah terlampau pandai keahliannya.

Satria memang belum mempunyai perusahaan sendiri namun dari kontak kerjasama ia sudah menggandeng dari beberapa perusahaan IT dan otomotif.

Sepanjang perjalanan ia melihat jajaran iklan yang dibintangi sahabatnya, mereka berlima sekarang sudah menjadi penyanyi disalah satu agensi ternama bahkan sudah merambat ke dunia peran.

Tentang kabar keluarganya, jae sudah pulih dari rasa depresiasinya walau masih dibantu obat penenang setidaknya ia sudah lebih baik dari sebelumnya.

Kendaraan yang ditumpangi satria melewati sebuah gedung pencakar langit milik keluarganya, saat itu pula bertepatan dengan keluarnya jae dan Joo Hwan dari pintu depan.

"Masih sama" ucap satria lirih sambil tersenyum tipis saat melihat kedua kakaknya yang keluar dari gedung tersebut, mereka berjalan menuju mobil masing-masing dengan raut muka datar.

•••

Sorenya satria berjalan jalan menyusuri jalan,taman bahkan sungai Han. Dengan jaket dan sebuah topi ia berjalan santai menikmati suasana musim semi.

Sudah 30 menit berlalu sesaat setelah ia menyebrang jalan, langkahnya terhenti saat melihat kerumunan orang dan pandangannya terpaku pada seorang lelaki yang tak lain kakaknya sendiri.

Suasana padatnya lalu lalang kendaraan menandakan waktunya pulang kantor, semua orang berbondong-bondong menuju kediamannya masing-masing tak ayal jae pun sama.

Jae memejamkan matanya di kursi penumpang menenangkan pikirannya walau dirasa itu tak mungkin, hidupnya berporos pada adiknya lalu bagaimana jika porosnya hilang, dia terombang ambing.

Jae membuka matanya saat mobil yang ditumpanginya berhenti. Ia menatap lalu lalang orang yang menyebrang. Matanya membelalak saat terpaku pada pemuda yang mengenakan jaket hitam dengan topi senada dengan warnanya, ia adiknya satria.

"Buka pintunya" ucap jae dingin pada supirnya

"tapi tuan" balas supir tersebut.

"BUKA PINTUNYA SIALAN" bentak jae.

Jae berlari membelah orang yang menghalangi jalanya. Ia mencengkram lengan pemuda tadi,
Senyumnya luntur dengan apa yang dilihat didepannya.

"Maaf" ucap jae padanya.

Jae berniat kembali kemobilnya namun langkahnya terhenti dengan apa yang dilihat disebrangnya.
Itu satria, adiknya. Tak lama kemudian satria berlari menuju kerumunan orang hingga menghilang dari pandangan jae.

Jae yang berniat mengejarnya pun tiba-tiba terhalang oleh rambu lalu lintas penyebrangan yang langsung berubah warna menjadi merah.

"Akhhh sialan" ucap jae kesal pada lalu lalang mobil yang menghalanginya mengejar adiknya.

Lain halnya dengan satria, ia berlari menjauh dari pandangan kakaknya. Ia yakin tak lama lagi pasti mereka akan menemukan satria.

Malamnya satria mengunjungi konser temannya, meskipun dengan tangan kosong kedatangannya dengan kata lain tanpa lighstick dan kawanya.

Riuh penonton dan berbagai teriakan menggema saat dimulainya konser tersebut. Penampilan mereka sungguh mengesankan, satria tersenyum bangga pada sahabatnya. Hingga diakhir acara tentang kesan dan pesan mereka sampaikan membuat satria speechless.

"Kepada sahabat kami SATRIA PANDHEGA SASKARA dimanapun kamu berada, kami harap kita dapat berjumpa kembali seperti beberapa tahun lalu." Ucap jaemin

"Hari ini nama kamu sudah dikenal oleh orang-orang, fans kami, kesayangan kami. Jadi lekaslah kembali dan berkumpul lagi" ucap jeno.

"Hemm kau tau satria, fans kami pandai seperti Intel. Jadi berhati-hatilah keberadaan mu akan segera diketahui" ucap haechan.

"Hemm untuk sahabat kami. Kami tau kau sedang melihat kami jadi mari berjumpa dan kami sangat merindukanmu" ucap renjun.

Satria tersenyum simpul, matanya berkaca-kaca tak menyangka mereka masih mengingatnya.

Satria melangkahkan kakinya keluar area konser baru saja berakhir 15 menit lalu, sengaja ia keluar paling akhir. Langkahnya lagi-lagi terhenti.

"Mommy Daddy" ucap satria lirih.


***
Tbc.

SATRIA PANDHEGA SASKARAWhere stories live. Discover now