🄲 🄷 🄰 🄿 🅃 🄴 🅁 🄻 🄸 🄼 🄰 🄱 🄴 🄻 🄰 🅂

Start from the beginning
                                    

"Bapak benar-benar tidak punya hati, mengambil hak orang lain, dengan cara mengancamnya!!". Teriak salah satu karyawan pak Wirawan.

"Apa yang kalian katakan, mengambil hak orang lain dengan cara mengancam?, pasti itu semua fitnah!". Ujar pak Wirawan, dan para karyawan langsung menatap tajam kearah pak Wirawan.

"Ini bukan fitnah, ini fakta, bapak sudah mengambil perusahaan pak Edward, dengan cara mengancam akan melukai istri dan anaknya, dasar tidak punya hati!!". Ujar Luvita, yang membuat pak Wirawan dan juga bu Herlina terkejut.

"Bukankah saya sudah membicarakan ini dulu, kalau pak Edward dan juga keluarganya sudah meninggal, dan dia memberikan perusahaan ini kepada saya!!". Ujar pak Wirawan.

"Orang yang kau bilang sudah meninggal, nyatanya masih hidup Wirawan!". Ujar suara itu.

Pak Wirawan dan bu Herlina langsung menoleh kebelakang, dan menemukan pak Edward, Gio, dan juga Dave yang berdiri disana. Pak Wirawan terkejut, dan tidak bisa berkutit.

Pak Edward berjalan kearah pak Wirawan, dan memberikan bogem mentah diwajah pak Wirawan, yang membuat bibir pak Wirawan berdarah. Tidak berhenti sampai disitu, pak Edward langsung meninju perut pak Wirawan.

"Orang licik sepertimu, tidak pantas untuk hidup!!". Ujar pak Edward.

Pak Edward mengambil handphonenya, dan mencoba untuk menghubungi polisi. Pak Wirawan yang mendengar pak Edward sedang berbicara dengan polisi, langsung bangkit mencoba untuk kabur dengan bu Herlina. Namun, belum juga satu langkah, mereka sudah dihadang oleh Gio.

"Eits, jangan kabur!". Ujar Gio, dan menatap tajam kearah pak Wirawan dan juga bu Herlina.

Selesai menelpon polisi, pak Edward berjalan kearah pak Wirawan dan bu Herlina, dan memborgol tangan mereka. Pak Edward benar-benar sudah mempersiapkan ini dengan matang.

"Kejahatan akan kalah dengan kebenaran Wirawan!". Ujar pak Edward.

🅴🅳🆆🅰🆁🅳 🅿🅾🆅

Setelah meringkus Wirawan dan juga Herlina, akhirnya gue bisa tenang sekarang. Dan gue menatap perusahaan gue, yang sudah berganti nama. Gue masuk kedalam perusahaan, dan banyak karyawan yang menyambut gue dengan antusias.

"Selamat siang semuanya, mulai besok, perusahaan ini akan saya yang kelola, dan akan berubah nama menjadi Dave Company!". Ujar gue, dan para karyawan memberikan tepuk tangan.

Gue memanggil Luvita, untuk mempersiapkan acara untuk besok. Acara atas kembalinya gue, dan juga keluarga gue, serta pengantian nama perusahaan. Mungkin kalian bingung, kenapa gue menyuruh Luvita, bukannya Luvita bekerja di perusahaan Ridho. Gue akan menjelaskan, bahwa Luvita adalah mantan sekretaris gue, dan tadi Luvita juga sudah bilang, kalau dia akan bekerja lagi sebagai sekretaris diperusahaan gue, Ridho juga memperbolehkannya.

Setelah itu, para karyawan langsung pergi keruangan masing-masing, dan membersihkan ruangan mereka, dan juga kekacuan tadi. Gue mengajak Gio dan Dave untuk ke ruangan gue. Saat gue masuk kedalam ruangan, ruangan ini masih sama, namun, sedikit berantakan.

"Sepertinya, ruangan kamu harus diubah tata letaknya, biar terkesan bagus gitu." Ujar Gio, dan gue menyetujuinya. Gue menyuruh office boy untuk menata letak kembali ruangan gue.

Sembari menunggu ruangan gue siap, gue mengajak Dave dan Gio menuju ruangan pak Jaka, ayah gue. Saat gue tidak ada, katanya ayah selalu mengurung diri diruanganya, bahkan kalau keluar jika ada keperluan penting saja.

Saat gue masuk, gue melihat ayah yang sedang mengobrol dengan Luvita. Mungkin ayah belum tau, kalau gue sudah kembali.

"Oke, besok kita bisa langsung urus tentang masalah keuangan perusahaan!". Ujar ayah.

Dave yang melihat kakeknya, langsung bertepuk tangan, dan memanggil kakeknya dengan suara lucunya.

"Kakek!!!". Teriak Dave, yang membuat ayah terkejut.

Ayah langsung menoleh kebelakang, dia terkejut melihat gue, Dave, dan Gio. Ayah berdiri, dan berjalan kearah kita. Mata ayah juga berkaca-kaca, ayah langsung memeluk kita dengan erat

"Akhirnya kalian kembali, ayah selalu menunggu kalian, bahkan saat Wirawan bilang kalau kalian sudah meninggal, ayah tidak percaya. Dan sekarang, kalian berdiri dihadapan ayah, ayah benar-benar bahagia!!". Ujar ayah.

Perhatian ayah langsung terfokus ke Dave, dan ayah langsung menggendong Dave.

"Kakek kangen banget sama Dave!". Ujar ayah, dan mencium wajah Dave yang membuat Dave tertawa.

"Dave juga kangen banget sama kakek, Dave tidak suka dirumah itu, gelap, tangan Dave diikat, Dave takut!". Ujar Dave, dan ayah hanya terkekeh kecil. Dave akan bersikap manja, saat bertemu dengan ayah.

"Sekarang Dave tidak perlu takut." Ujar ayah.

"Bagaimana keadaan perusahaan ini ayah?". Tanya gue.

"Ya seperti ini, perusahaan ini hampir bangkur, karena Wirawan mempekerjakan orang yang tidak bertanggung jawab." Jawab ayah, dan gue hanya menganggukan kepalanya.

"Mulai besok, Edward, akan membuat perusahaan ini kembali jaya, Edward juga akan memecat karyawan yang tidak bertanggung jawab. Dan juga mulai besok, perusahaan ini akan berganti nama menjadi Dave Company."

Ayah tampak tersenyum, gue memeluk pinggang Gio. Gue tidak tau lagi harus mengekspresikan kebahagiaan ini. Gue juga sangat berterimakasih kepada Yoga, yang sudah membuat gue, Gio, dan Dave bebas. Semuanya akan gue mulai kembali besok.








🆃🅾 🅱🅴 🅲🅾🅽🆃🅸🅽🆄🅴🅳

Akhirnya semuanya sudah diringkus polisi.

Edward akan memulai kembali besok.

Lalu, bagaimana hubungan Ridho dan Yoga?

🆂🅴🅴 🆈🅾🆄 🅽🅴🆇🆃 🅲🅷🅰🅿🆃🅴🆁

Menaklukan Pak Ridho [ END ]Where stories live. Discover now