10

311 19 0
                                    

Tidur Queen terusik karena keberadaan Albert. Dengan seenaknya pemuda itu merebahkan dirinya di samping Queen dan memeluknya tanpa permisi. Sebelumnya Queen tidak sadar, sampai akhirnya merasakan sebuah lengan kekar merengkuh tubuhnya.

Mata Queen membulat seketika saat tahu siapa yang saat ini berbaring tepat di hadapannya. Wajah keduanya begitu dekat hampir tak menyisakan jarak. Seketika Queen mendorong tubuh Albert sampai pemuda itu hampir jatuh terjungkal dari atas ranjang.

"Sialan kau!" maki Albert dengan muka bersungut-sungut.

"Siapa suruh kau seenaknya saja tidur di sampingku?" kesal Queen balas menghardik.

"Apa baru sekali ini aku datang ke kamarmu dan tidur di sampingmu?" Queen terdiam. Memang tidak sekali ini Albert melakukan hal semacam tadi. Hanya saja, sejak kejadian ciuman waktu itu, pikiran dan hati Queen selalu tidak menentu jika ada di dekat Albert. Dan tadi, hampir saja bibir mereka menempel satu sama lain. Astaga, Queen bisa gila kalau seperti ini terus.

"Pokoknya lain kali tidak boleh begitu lagi. Mulai sekarang, kau kularang untuk masuk ke kamarku tanpa izin!"

Albert ngeloyor pergi sambil mengerdikkan dua bahunya, seolah berkata, 'terserah.'

Sebenarnya Albert datang karena ingin mengajak Queen keluar. Rencananya ia ingin membeli hadiah untuk Meisya di hari ulang tahunnya. Ah, itu bukan tujuan aslinya. Sebuah alibi saja hanya untuk sekedar mengajak Queen jalan-jalan bareng. Sudah cukup lama keduanya tidak keluar bersama. Terakhir kali mungkin sekitar dua bulan yang lalu, tepatnya saat teman SMA mereka ada yang menikah, dan keduanya memutuskan pergi untuk mencari hadiah buat kado pernikahan.

"Aku tunggu sampai lima belas menit. Kalau tidak segera siap, aku akan masuk ke kamarmu lagi saat kau tidur dan melakukan hal seperti tadi," ancam Albert sekedar bercanda. Tapi tetap membuat Queen menatap horor. "Ah, mungkin aku bisa melakukan lebih dari itu. Ehmm....seperti yang dilakukan orang dewasa pada umumnya. Seperti--,"

"Albert! Pergi kau dari kamarku!"

Albert di dorong kasar oleh Queen dan pintu ditutup keras oleh gadis itu. Albert tergelak sendiri di luar kamar. Sudah lama ia tak menjahili Queen, dan hari ini dia senang sekali bisa membuat gadis itu naik pitam.

Di dalam kamar, Queen memaki-maki sendiri. Kesal karena ulah Albert yang sukses membuat darahnya mendidih.

♡♡

Keduanya berjalan beriringan menuju mall. Jika tidak tahu, semua orang pasti mengira kalau Queen dan Albert adalah sepasang kekasih. Tangan Albert yang kadang menggandeng Queen dengan mesra, juga sikap Queen yang sedikit manja pada Albert, membuat hampir sebagian pegawai mall iri pada pasangan muda-mudi tersebut.

"Kau mau beli hadiah apa?" tanya Queen minta pertimbangan.

"Ehmm, kaus kaki mungkin."

"Astaga, kau norak sekali. Baru sekali ini aku lihat cowok ngasih hadiah cewek, kaus kaki. Apa kata Meisya nanti?"

"Terserah aku dong. Kan yang ngasih aku."

"Isshhh. Jangan kaus kaki. Memalukan! Nanti biar aku pilihkan buat kamu."

Albert tersenyum diam-diam. Ia begitu senang dengan perhatian Queen padanya.

Seandainya kau adalah kekasihku, Queen....

"Eh, kita ke toko baju sana yuk!" Queen menarik tangan Albert tak sabar.

Sebuah distro yang memajang beraneka ragam pakaian mulai dari anak-anak sampai dewasa.

"Itu bagus, Al," tunjuk Queen pada sebuah gaun warna merah menyala. Dress sebatas lutut dengan kerah lebar, sepertinya cocok dengan ciri khas seorang Meisya. "Aku akan memberi Meisya gaun itu."

My QUEENWhere stories live. Discover now