SSA : 3. Belajar Ciuman

22.1K 1.4K 246
                                    

Sebelum baca, aku pengin tahu kalian (pengin) nikah di usia berapa? Wkwk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebelum baca, aku pengin tahu kalian (pengin) nikah di usia berapa? Wkwk.

Jangan lupa, ramein komen dan tandain typo juga yaaa :)

🏠

Setelah memastikan tidak ada seorang pun mengikuti mereka, Kanaya berhenti di depan kamarnya. Satria mengernyit bingung melihat Kanaya juga melepas dan tak lagi menarik tangannya.

"Kok berhenti? Katanya mau bikin cucu?" tanya Satria.

Kanaya mendelik marah. "Ish! Kamu, tuh!"

Satria tertawa seraya menghindari Kanaya yang ancang-ancang mau memukul kepalanya.

"Kita ngobrol di sini aja," putus Kanaya.

Sebelah alis Satria meninggi. Senyum miringnya muncul sesaat. Kedua tangannya menyentuh bahu Kanaya dan mendorong gadis itu berjalan mundur memasuki kamar. "Di dalam saja. Ngapain ngobrol sambil berdiri di depan kamar?"

"Nggak!" Kanaya menepis tangan Satria dan balas mendorong dada pria itu hingga mereka kembali ke luar kamar. "Aku nggak akan pernah izinin kamu masuk-masuk ke kamarku lagi!"

"Kenapa, sih?"

"Pikiran kamu nggak sesuci yang aku sangka selama ini. Gila kamu, Sat! Ternyata selama ini, kamu jadiin aku fantasi liar kamu. Kok kamu tega, sih? Aku kan, sahabat kamu!" omel Kanaya.

Satria kembali tertawa. "Heh, aku juga mikir-mikir kali mau jadiin kamu objek fantasi aku. Apa yang mau dibanggain dari kamu, coba? Depan belakang rata semua kayak triplek gitu—akhhh!"

Mulut sialan! decak Kanaya dalam hati sambil terus memelintir daging pinggang Satria yang berhasil dia cubit. Seenaknya saja Satria bilang aset depan belakang milik Kanaya rata seperti triplek. Sesekali sahabatnya ini memang perlu diberi pelajaran. Apa perlu Kanaya tunjukkan seberapa seksi dan montok tubuhnya ini pada Satria?

"A-ampun, Nay," rintih Satria sambil memegangi tangan Kanaya yang mencubit pinggangnya.

Kanaya mengehela napas kesal. Dengan berat hati, dia melepaskan Satria yang kini sibuk mengusap pinggangnya. Pria itu sampai membungkuk dan bergerak tak tentu arah mirip cacing kepanasan menahan sakit.

"Eh, eh, eh! Siapa yang suruh kamu masuk?" histeris Kanaya. Sial, dia kecolongan. Satria hanya berpura-pura merintih kesakitan, lalu bergerak mundur agar bisa masuk ke kamarnya.

Satria tampak cengengesan, lalu mengempaskan diri ke sofa yang ada di kamar Kanaya. "Sini, Nay. Kita ngobrol di sofa."

"Nggak mau! Kamu duduk di sofa, aku di sini." Kanaya duduk di ujung ranjang yang menghadap ke sofa sambil melipat kedua tangan di depan dada.

Satria berdecak. "Apaan sih, Nay? Aneh banget kita ngobrol, tapi duduknya jauh-jauhan gini. Biasanya malah ngobrol sambil tiduran bareng di kasur, kamu nggak heboh."

SAHABAT SATU ATAP ✓Where stories live. Discover now