01. Minimarket

8.7K 1.2K 200
                                    

"Kehancuran terbesar seorang anak ada di saat mereka melihat kedua orang tuanya tak lagi sejalan."
__________________________

"HUEK~"

Seperti pagi pada biasanya, disinilah Lisa, terduduk dengan tangan mencengkram erat pinggir closet guna melampiaskan rasa mualnya.

"Sial, aku terlalu banyak minum tadi malam." Umpat Lisa membasuh mulutnya kasar.

Tok! Tok! Tok!

"Nona, pakaian anda sudah siap." Suara wanita yang menyapanya dari luar sana menyadarkan lamunan Lisa.

Bungsu Uhm itu beranjak, melangkah dengan lemas keluar dari kamar mandi "Anda baik-baik saja? Saya sudah siapkan sup dan nasi untuk sarapan."

"Taruh saja di nakas. Beritahu aku jika mereka sudah pergi."

Kebiasaan Lisa yang lainnya adalah menunggu kedua orang tuanya itu pergi terlebih dahulu. Begitu pun saat malam, gadis itu akan lebih banyak menghabiskan malamnya di luar dan baru akan pulang saat pagi menjelang.

"Baik, Nona."

Lisa menghempas tubuhnya diatas ranjang. Matanya menatap sayu langit-langit kamarnya yang dipenuhi oleh bintang yang kelak akan menyala dikegelapan.

"Kira-kita apa yang akan ku lakukan hari ini?" Gumam Lisa dengan tangan meraih sekotak rokok yang tersimpan apik di bawah bantalnya.

"Fyuh~" asap itu mengepul di udara.

Lisa mengecap bibirnya yang mulai menggelap karena kebiasaannya "Baru juga kemarin rasanya liburan. Kenapa besok sudah kembali masuk sekolah?"

Diliriknya jam dinding yang menunjukkan pukul 7 pagi "Sepertinya enak jika aku mengganggu seseorang."

****

Jauh di pelosok kota Seoul. Rumah berukuran sedang dengan 2 lantai itu terdengar ramai. Kicauan burung semakin terdengar nyaring mengusik sosok gadis bersurai cokelat yang tengah menikmati selimut tebalnya.

"Lee Jennie! Buka mata mu, ini sudah jam 8. Tidak baik seorang gadis tidur sampai siang!"

Matanya yang mirip akan kucing itu terbuka "Benarkah Ibu ku sayang?"

Wanita bertubuh tinggi dengan kemeja putihnya itu menoleh, menatap tak percaya putri keduanya yang terlihat nampak segar "Katakan lagi atau Eomma tarik semua fasilitas mu."

"Iya-iya Eomma ku sayang. Jennie yang cantik ini akan bersiap, sana pergi!" Usirnya mendorong sang Ibu pelan.

Jennie meregangkan tubuhnya "Ah aku masih ingin tidur, tapi Eomma pasti akan mengomel."

Langkah pelan itu membawa Jennie masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan dirinya secepat mungkin dan bersiap.

Rumah berlantai 2 yang hanya di huni oleh 3 orang wanita itu nampak ramai. Lee Jian, wanita berumur 45 tahun yang berperan sebagai orang tua tunggal bagi kedua putri kembarnya— Lee Jisoo dan Lee Jennie.

Sedangkan si kembar Lee yang masih berumur 18 tahun dan duduk di kursi kelas 3 Senior High School.

"Pagi Eomma, biar Jisoo bantu." Tawar Jisoo meraih beberapa mangkuk.

FraternalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang