Awal Petaka

41 4 0
                                    

Syifa POV

Hari minggu yang harusnya aku bisa menikmati waktu santai jadi disibukkan oleh kegiatan dadakan yang dipesan oleh Adis. Setelah sholat subuh tadi dia mengirim pesan untuk mengambil paketan jam 7 pagi di pos satpam depan kompleks. Sudah hampir seminggu gadis itu belum pulang dan membiarkan aku sendirian di kos nya, bukannya aku takut harus tinggal sendirian tapi aku mengkhawatirkan keadaannya yang belum juga pulang dari tugas prakteknya. Aku tahu dia memang sudah biasa hidup sebebas itu, tapi aku khawatir karena dia adalah perempuan, tidak seharusnya dia berada diluar rumah sampai hampir seminggu.

Setelah membersihkan kos, menyapu dan mengepel lantai cepat-cepat aku turun kebawah mengambil barang yang ada di pos satpam. Aku juga tidak tahu dia membeli barang apa, tapi sepertinya Adis sering membeli barang online karena dikamarnya ada beberapa kardus paketan yang masih tersimpan diatas lemarinya.

Jalanan masih terasa sepi, mungkin karena hari minggu hanya ada beberapa orang yang sedang jalan santai bersama keluarganya mengelilingi kompleks. Beberapa dari mereka ada juga yang sedang berlari-lari dengan handuk kecil mengalungi lehernya, sudah lama aku tidak bergerak seperti waktu sekolah. Biasanya hari minggu aku akan pergi kelapangan basket bersama Clara dan main basket disana sampai jam 10, atau lari pagi di sekitar taman dekat rumah Clara. Berbicara tentang dia, aku merindukannya. Dia masih marah padaku, dia bahkan sudah memutuskan kontak denganku, semua nomor dan juga akun media sosialnya tidak ada yang bisa dihubungi lagi. Clara seperti benar-benar telah menghilang dari kehidupanku.

Ponselku bergetar saat aku sudah sampai didalam kosan. Ternyata Adis menelpon, pasti mau bertanya apakah aku sudah mengambil paketannya atau belum.

"hallo.. assalamualaikum?"

"waalaikumsalam.. udah kamu ambil fa?" suaranya terdengar berisik sekali disana. Dia sedang dimana ya kenapa aku seperti mendengar suara angin kencang, apa dia sedang di pantai?

"udah ini.. kamu sedang dimana pagi-pagi begini?"

"nanti buka isinya ya, tolong simpan diatas lemariku kardusnya"

Adis tidak menjawab pertanyaanku, dia hanya memintaku untuk membuka isi paketannya. Aneh sekali, kenapa dia suka menyimpan kardus paketan diatas lemari, untuk apa dia menyimpan kardus-kardus ini toh sudah tidak bisa dipakai lagi.

"bentar aku ambil gunting dulu" jawabku sambil berjalan ke nakas dekat tempat tidurnya.

Saat aku sedang mencari gunting, sambungan teleponnya terpustus. Aku tidak merasa mematikan telepon itu, tapi entah kenapa tiba-tiba mati sendiri. Kulihat batraiku juga masih full, apa Adis yang mematikan telepon ku? Perasaanku benar-benar tidak enak, mendengar suaranya yang begitu berisik tadi membuat pikiranku melayang kemana-mana. Gunting yang kucari sudah ketemu, masih dengan pikiran yang dipenuhi oleh Adis tadi aku berjalan keluar dari kamar.

Tapi saat baru beberapa langkah melewati sekatan kamar, langkahku terhenti. Ada bayangan seseorang didepan kos, laki-laki sedang mengintip kedalam. Jantungku langsung berdetak hebat, gunting yang ada ditanganku kupegang dengan erat. Aku terus melangkah mundur saat laki-laki itu berusaha membuka pintu. Siapa dia? Dengan tangan gemetar aku langsung membuka ponsel, menekan nomor panggilan darurat untuk meminta bantuan. Tapi belum sampai panggilan itu tersambung seseorang tadi sudah mendobrak pintu sampai terbuka lebar dan langsung menyerangku. Dia menghampiriku, merebut ponsel yang sedang memanggil, dan juga berusaha merebut gunting yang sedang kugenggam kuat. Laki-laki berbaju hitam dengan masker dan juga topi hitam yang menutupi identitasnya.

"toloooooooonnggg!" teriak ku histeris.

Aku berusaha melempar apa saja yang ada didekatku kecuali gunting yang kupegang, sementara dia terus berusaha menyerangku dengan kakinya. Aku tidak tahu dia siapa, aku tidak tahu apa yang diinginkannya tapi melihat dia yang tidak tertarik dengan ponselku sepertinya dia tidak ingin mencuri. Dia ingin melukaiku, apa dia ingin membunuhku? Apa dia Andre? Siapapun tolong aku..

Syifa dan Ashraaf [COMPLETE]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora