34. misunderstanding.

5.1K 884 55
                                    

VOTE FIRST!
AND COMMENT IF U WANT!

•-•-•-•

"Tapi aku gak peduli, kalo emang aku bakal kehilangan Jaehyun atau dia pergi sekalipun, itu gak bakal bikin aku hancur, seperti yang kak Helena bilang, kita beda, aku juga gak bakal hilang akal kayak kakak karena seorang laki-laki dan ngehancurin hidup orang lain demi ketenangan kakak gak berdasar," balas Anna yang mencoba tenang walaupun sekarang semua yang ada di dalam dirinya sangat kacau balau.

Helena yang mendengar itu hanya bisa menatap Anna penuh benci, bahkan atmosfer ruangan yang mereka tempati sekarang begitu tegang dan dingin.

"Kalo kakak emang bener sayang sama Jaehyun, harusnya kakak percaya sama dia, kakak bisa terima tawaran dia yang mau adopsi, atau bahkan kakak bisa berjuang dengan program bayi tabung," lirih Anna, ia tahu betul semuanya, ia tahu Helena takut kehilangan Jaehyun karena kekurangannya, tapi dia sendiri juga tidak mau untuk berjuang atau bahkan mencoba untuk percaya, memilih untuk menarik orang lain dan setia dengan semua kekhawatirannya.

Anna juga tahu rasanya ketika selau berpikiran negatif tapi ia tahu batas untuk tidak membuat orang lain terpaksa ikut dalam masalahnya. Masalahnya, Helena itu egois tanpa ampun, hanya memikirkan dirinya sendiri, menomorsatukan gengsinya dan juga menjunjung tinggi harga dirinya tanpa memikirkan orang lain, bahkan kadang Jaehyun pun sama.

Suara kursi yang berderit terdengar, kini Anna sudah berdiri sembari mengambil dompetnya, tentunya perhatian Helena langsung terarah padanya.

"Aku pulang dulu, makasih buat makanannya, lain kali aku yang traktir, kalo kita ketemu lagi," ucap Anna lalu melangkah ke pintu keluar ruangan.

"Oh ya aku bakal traktir pakai uang aku sendiri kok, dan bakal selalu kayak gitu, aku bukan pengemis kayak yang kakak pikirin, aku juga tetap rawat diri aku sendiri ada atau enggak adanya Jaehyun, aku permisi."

Anna berhasil keluar dari sana sambil dengan nafasnya yang tidak beraturan bak seseorang yang baru saja berlari. Dadanya sesak, pikirannya kosong, kepalanya pening bukan main ditambah lagi tidak fokus sampai-sampai hampir menabrak pengunjung lain.

Bahkan ketika sampai di luar restoran Anna tidak langsung menelpon Jack untuk menjemput atau mencari taksi untuk pulang, Anna memilih ke sisi kiri restoran atau lebih tepatnya parkiran di sana untuk menenangkannya dirinya sendiri.

Anna menyandarkan punggungnya di tembok sambil memegang dadanya yang sesak, perlahan ia memejamkan matanya dan menarik nafasnya panjang-panjang dan mengeluarkannya perlahan.

Isakan pelan Anna terdengar, dengan perlahan Anna berjongkok sambil menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya, Anna panik, ia ingin melakukan sesuatu tapi pikirannya terlalu kosong untuk hal itu, jadi yang ia lakukan hanya diam bersama dengan isakan kecilnya sekarang.

Dengan tangannya yang bergetar Anna mengusap dadanya lalu menepuknya pelan untuk menenangkan dirinya sendiri, Anna juga berbisik kepada dirinya sendiri dengan ucapan yang mungkin bisa menenangkan dirinya sendiri, bahkan di pikirannya, Anna berusaha keras untuk memikirkan hal-hal yang positif dan menenangkan.

Hanya itu yang bisa ia lakukan, entah dulu ataupun sekarang. Karena, hanya dirinya sendirilah yang ada untuk dirinya sendiri.

"Ngapain di sini? Gak kepanasan apa?" seuara berat khas laki-laki berhasil menginterupsi Anna.

"Mingyu?"

_________




"Kamu ini gimana sih? Baru beberapa hari kerja gak bisa nunjukin yang terbaik apa? Liat ini! Banyak yang typo! Angkanya juga banyak yang keliru! Bisa bikin laporan gak sih?!" Teriak Jaehyun sambil melempar beberapa lembar kertas ke mejanya dan menatap sekretaris ketiganya yang baru saja beberapa hari ini masuk kerja.

Bittersweet || Jung Jaehyun [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang