2 - 13

2K 104 2
                                    

Hari semakin larut, dan sekarang sudah hampir gelap, namun sosok Lasagna tak kunjung datang. Ayaka serta Andrew yang telah tiba di gua persembunyian mereka satu jam yang lalu mulai khawatir. Mereka berdua terduduk, bernaung di dalam sambil menatap lurus ke depan, menunggu sosok Lasagna, dan juga satu lagi sosok rekan mereka, Macaroni.

Kalau dipikir, seharusnya Lasagna sudah tiba dalam waktu dekat karena memang jurang yang memisahkan mereka tadi jaraknya tidak jauh. Andrew juga melihat peta untuk memastikan di mana lokasi jatuhnya Lasagna, tapi peta itu tidak menunjukkan adanya kondisi lahan yang ada. Hanya gambar rata dan bagian-bagian pulau, tanpa ada keterangan di mana dataran rendah atau pun tinggi, sehingga tidak bisa dipastikan di mana lokasi Lasagna jatuh.

"Bagaimana ini Kak?" Tanya Ayaka.

"Selatan. Aku yakin Lasagna bukan orang bodoh. Dia tahu dan ingat betul kalau tempat persembunyian kita ini ada di Selatan, seharusnya dia bisa kembali secepat mungkin."

Gumaman jawaban Andrew terdengar bulat, tapi sejujurnya bibirnya sempat bergerak, ragu. Dia, Ayaka, dan Kasa saja hampir terkejar serigala-serigala yang syukurnya berhenti mengejar setelah dilempari Ayaka dengan pisau lempar. Pisau lempar yang menancap di punggung Serigala itu membuat mereka berhenti mengejar, untung saja, dalam keadaan panik, Ayaka yang sudah banyak berlatih melempar pisau mampu melakukannya.

Dan sekarang, Andrew dan Ayaka hanya tersisa berdua. Bertiga, kalau Kasa juga dianggap, tapi bocah itu orang luar, bukan anggota tim mereka. Apa yang terjadi terhadap Lasagna dan Macaroni!? Kehilangan dua anggota tim seperti ini sangat berbahaya, apalagi Ayaka ingat kalau di sekitar mereka ada tim lain. Tim yang beranggotakan seorang pria gendut dan tiga pengawalnya yang tadi pagi mencegatnya di sungai. Kalau misalkan tim itu menemukan Ayaka dan Andrew yang hanya berduaan, itu sangat berbahaya!

"Tapi... Bagaimana kalau sesuatu terjadi dan Lasagna butuh pertolongan kita?"

Andrew yang ditanya lantas menatap langit. Ini sudah bukan senja. Ini sudah malam, sampai seluruh jingga menjadi gelap yang merajalela. Memang mata masih mampu melihat, tapi setelah mereka memutuskan untuk berjalan keluar dari gua sebentar saja, maka gelap sudah pasti menyambut.

"Dia menyuruh kita untuk berkumpul di sini bukan? Ini sudah malam, akan jauh lebih berbahaya. Bagaimana kalau kita bertemu kawanan serigala siang tadi lagi?" Hah... Meski berat, Andrew menghembuskan nafas panjangnya mencoba menenangkan diri, "Kurasa... Kita harus percaya dengannya saja dan menunggu di sini."

Ayaka tertunduk. Ini jadi mengingatkannya soal perihal Macaroni. Ia jadi terpikir, seandainya kemarin mereka langsung mencari Macaroni, apakah mereka akan menemukan pria itu lalu menghindari semua kekacauan yang semakin menjadi-jadi?

Macaroni, pria itu sudah menghilang lebih dari 24 jam. Sesuatu jelas telah terjadi, sesuatu yang tidak beres dan Ayaka tidak bisa memungkiri kalau ia kepikiran.

Bagaimana kalau misalkan sesuatu yang buruk benar-benar terjadi kepada Macaroni!? Dan, bagaimana kalau ternyata seandainya mereka memutuskan untuk mencari pria itu lebih awal, sesuatu yang buruk itu dapat mereka cegah? Seandainya mereka mencari Macaroni lebih awal, di awal-awal kepergiannya yang sudah terlalu lama, seandainya ada masalah, mungkin mereka bisa segera menolong Macaroni! Dan, jika itu yang terjadi, Lasagna mungkin juga tidak akan bernasib sama, menghilang seperti ini!

Ayaka menatap hutan yang kian gelap gulita di depan. Gelap. Itukah yang mereka takutkan dan mencegah mereka untuk mencari kedua rekan timnya?

Ayaka mengerti jalan pikir Andrew yang cari aman. Andrew pasti berpikir untuk lanjut mencari Lasagna keeseokan harinya saja, di mana semua terang adanya matahari. Tapi, tidakkah ia pikir kalau bisa saja itu malah membuat mereka terlambat!? Kalau misalkan ada sesuatu yang buruk terjadi malam ini ke Lasagna bagaimana?

HIDDENVIEWWhere stories live. Discover now