17. The Fact?

Mulai dari awal
                                    

Kepala dengan rambut dikuncir itu menoleh dan melempar senyum menyebalkan. "Oh, halo Putri Tidur! Sudah puas boboknya?" Lalu kembali fokus ke masakan.

 "Oh, halo Putri Tidur! Sudah puas boboknya?" Lalu kembali fokus ke masakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jaemin mengernyit. "Hm. Lo lagi latihan jadi istri yang baik?"

"Eits, jangan mengadi-ngadi kamu ya Mas. Gue ini ditakdirkan jadi tulang punggung, bukan jadi tulang kering."

"Tulang rusuk, dodol."

Jaemin menyandarkan kepalanya ke meja, masih merasa ngantuk. Ia tidak bertanya kemana Yeji karna sudah tahu persis jawabannya, jadi membiarkan Hyunjin sibuk membuat sarapan di apartemennya. Mereka berlima memang tahu password unit masing-masing, berjaga-jaga jika ada hal urgent.

"Lo pasti belum cuci muka," Dumel Hyunjin tanpa menoleh. "Sana cuci muka sama sikat gigi. Bau mulut lo sampe akhirat."

"Ck, bawel banget kayak ibu tiri." Tapi Jaemin tetap beranjak dari kursi dan menuruti perintah manusia kelebihan tingkah itu.

Ketika Jaemin kembali, sarapan telah tertata manis di meja makan. Sederhana namun berhasil membangkitkan nafsu makan Jaemin yang belakangan ini menurun. Hyunjin meletakkan piring terakhir berisi ebi furai dan mencuci tangan sebelum akhirnya bergabung.

"Tumben, lo kesambet apaan?" Tanya Jaemin sembari menarik mangkuk berisi sup tahu, kemudian mulai berdoa.

"Lo akhir-akhir ini makan dikit banget, sampe Fisqa komentar kalo pipi lo tirusan." Hyunjin ikut menarik mangkuk sup tahu. "Ada sodara lo yang kayak setan aja lo cuma makan sedikit, apalagi kalo gaada siapa-siapa di apart. Makanya sekarang gue mastiin kalo lo makan."

Jaemin menyendok sup tahu sembari mengangguk, tersenyum tipis saat lembut tahu meleleh di lidahnya. Masakan Hyunjin memang tak kalah enak dengan masakannya.

Hyunjin menyodorkan piring berisi ebi furai ke arah Jaemin sementara dia sendiri mengambil telur dadar gulung. "Nah, makan yang banyak."

Jaemin menyuap tahu dengan lahap sembari sesekali menggigit udang. Ini kali pertama Jaemin menyantap banyak makanan setelah seminggu belakangan selalu dihantui oleh rasa mual. Bahkan anak itu tanpa sadar mengambil jatah sarapan Hyunjin. Bukannya protes, Hyunjin hanya tersenyum tipis sembari diam-diam mendorong jatah miliknya agar dimakan Jaemin, sementara dia sendiri cukup menyantap sup tahu.

"Oiya gue juga bawa cheesecake, in case kalo lo pengen ngemil. Ada di kulkas ya."

Jaemin mengangguk dengan mulut menggembung penuh.

Selesai menyantap sarapan dan membersihkan meja, kedua anak adam ini duduk di sofa ruang tv dengan anteng. Hyunjin mencolok sebuah flash disk hitam dengan stiker bintang ke laptop, membuka sebuah video dan menontonnya. Sementara Jaemin tidak tertarik dan memilih menggonta-ganti channel televisi.

"Ini gaada siaran ulang Penthouse apa?" Gumam Jaemin. "Gue masih penasaran kenapa Shim Suryeon bisa tukeran posisi sama Na Aegyo."

"Disuruh sutradara."

My Stupid Brothers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang