37. Menutup Lembar Terakhir

12.9K 1.3K 645
                                    

Siap?

"Ayo date berdua!"

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Ayo date berdua!"

Irene tertawa kecil kemudian mengusak rambut Jaemin dengan gemas. Putra kelimanya ini sedang pusing dengan sederet ujian praktek yang membuat kepala hampir pecah dan kantung mata jelek yang menggantung. Makanya Jaemin sangat berharap sang ibu mau menemaninya jalan-jalan agar Jaemin tidak kembali gila.

"Yuk."

"Mau ikuuutttt!" Haechan tahu-tahu menemplok pada bahu Jaemin sembari merengek. "Aku juga mau jalan-jalan sama Mamiiii!"

Jaemin menyikut Haechan dengan sebal dan raut berkerut. "Lo ada janji sama Mita kan?"

Haechan cemberut. "Iya sih."

"Yaudah kamu sama Mita dulu," Irene menyahut dengan tenang. "Kan Echan udah janji duluan sama Mita, nggak boleh sembarang dibatalin ah. Nggak gentle. Besok gantian jalan-jalan sama Mami berdua, oke?"

Haechan menghela napas dalam kemudian mengangguk dengan berat. "Oke."

Jaemin tersenyum dan memeluk leher sang kembaran dengan gemas. "Besok sama Nana deh, ke Seaworld berdua!"

"Dih bocah!" Haechan meledek namun tangannya bergerak untuk balas memeluk. "Ngapain sih? Liatin ikan pari? Tuh liatin aja Mas Jen."

Jaemin melepas pelukan dan memukul pelan lengan Haechan. "Nana mau liat hiu!"

"Aduh bocaaahh!" Haechan menangkup kedua pipi gembul Jaemin hingga bibir si adik kembar mengerucut. "Lo udah semester empat, nggak boleh lucu-lucu!" Kemudian kembali memeluk Jaemin.

Tidak tahu kenapa, Haechan hanya ingin memeluk Jaemin lebih lama hari ini. Jaemin yang awalnya berontak akhirnya luluh dan balas memeluk Haechan tak kalah erat. Menikmati eksistensi juga aroma tubuh masing-masing yang khas. Haechan menempatkan hidungnya pada leher Jaemin, tanpa sadar menghirup dalam-dalam wangi sang kembaran.

Tidak lama kemudian Jaemin melepas paksa pelukan mereka dan Haechan tertawa gemas melihatnya. "Oke deh besok kita ke Seaworld. Janji ya Na?"

"Janji!"

Kemudian tatapan Jaemin pada Irene yang memperhatikan dengan gemas. "Nana ganti baju dulu ya Mih!" lalu Jaemin melesat secepat kilat menuju kamar diikuti pandangan Irene dan Haechan.

Kurang dari sepuluh menit kemudian, Jaemin dan Irene sudah duduk anteng di mobil menikmati jalanan Jakarta yang sore itu tumben lengang. Terik mentari yang cukup silau meski hari sudah sore membuat keduanya mengenakan kacamata hitam yang terlihat stylish dan elegan. Jaemin yang berada di balik kemudi sesekali berbincang dengan Irene mengenai hal random, begitu juga Irene yang menyilangkan kaki dan menanggapi sang putra dengan antusias.

Aura sultannya kuat sekali bund. Apalagi ditambah mobil mewah yang dinaiki membuat kasta mereka terlihat jauh sekali di atas.

Keduanya memutuskan untuk ngeteh cantik saja di kafe teh luxury daerah Senayan yang terkenal. Waktu memang sudah menunjukkan pukul lima, waktu yang tepat untuk menikmati evening tea dan kudapan nikmat sebagai teman. Irene merangkul lengan Jaemin saat memasuki kafe, membuat pandangan orang-orang tertuju pada kedua orang beraura kuat ini. Mereka yang tidak tahu apa-apa mungkin menganggap keduanya adalah kakak adik karena wajah Irene awet muda sekali.

My Stupid Brothers ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora