.

24 0 0
                                        

Part 1.

.

.

.

1.) Orang Mabuk.

Bali, 1 January 2021

.

Suara bising memasuki indra pendengaran Reza. Kepalanya berubah mendongak kekanan kiri memandang sekitar. Dengan cengiran dia menelungkupkan kepala seperti tadi diatas meja bar, lalu tertawa kencang tiba-tiba. Tapi sedetiknya berubah jadi sendu. Terlihat kacau.

"Siniin ponsel lo, biar gue call Ino sama Gil kesini."


Reza melirik kesamping. Terkekeh menyaksikan barteder bernama Genta menuangkan minuman di gelas kecil pada pelanggan bagian sana sambil berbicara padanya.

Tanpa basa-basi Reza menyeret gelas kecil didepannya, mengangkat tinggi-tinggi dengan kepala bergeleng memperhatikan.


Tanpa sadar juga membayangkan gelas itu adalah Yona. "Gue tuh cinta. Peka dikit dong!"

"Dari lama gue suka lo..." ujar Reza dengan parau.


Genta mendekat. Mengusap bahu Reza agar tenang. Padahal ini bukan hal baru bagi seorang Reza minum. Mungkin malah dapat dikata sering. Tapi tetap saja, cowok itu gampang sekali teler.

Dan selalu. Dibalik alasannya adalah perempuan itu. Yona.


"Bisa nggak lihat gue bukan sekedar sahabat? Tujuh tahun tauk gue suka sama lo.. "

Reza terdiam menurunkan gelas. Mengusap lembut gelas kecil dengan senyum miring. "Masa segitunya lo nggak sadar?"

Genta meraup wajahnya bingung. "Siniin ponsel lo sekarang," perintahnya mengatungkan tangan pada Reza.

"Buru napa!" lanjutnya mengambil gelas ditangan Reza.

Reza berdesis, menaruh satu jari dibibir. "Husss, diem aja. Diem... "


Informasi sedikit. Genta adalah sepupu Reza. Mana mungkin dia tega membiarkan sepupunya sendiri. Mau tidak mau dia harus sering mencall dua sahabat cowok ini jika dalam siatuasi teler begini.


Mata sayu Reza memicing, merem melek menunjuk bagian dada dramatis. "Disini rasanya sakit banget. Nggak kuat gue," ringisnya pelan mengambil paksa gelas ditangan Genta.

Genta berdecak sebal. "Udahlah lupain Yona. Yakalik lo mau nikung."

Reza balik memandang Genta sengit. "Bisa aja Yona jodoh gue."

"Iyain, tapi kata lo dulu mereka mau tunangan empat bulan lagi." Genta menyandarkan punggung pada meja. "Yakin masih ngarepin Yona jodoh lo?"

Reza meneguk minuman cepat, menaruhnya kembali dimeja dengan suara nyaring. "Masih tunangan, belom nikah,"  gumamnya.

Genta memutar mata. "Ponsel lo mana?"

Reza merogoh saku celana. Mengeluarkan benda pipih dengan mata merem. "Yona jodoh gue," celetuknya terus terkekeh memposisikan kepala miring pada meja.

"Gue yang akan nikah sama dia."

Genta hanya mangangguk kasihan. Kemudian menahan bahu Reza yang akan berdiri untuk duduk kembali.

"Diem lo!  Mau kemana juga heh?" Genta mengambil ponsel Reza. Mencari nama kontak dua curut seperti biasa.

"No,  hallo?"

Hening dari seberang. "Genta ya lo?"

Genta berdehem. "Buru kesini, temen lo tepar lagi nih."

When. You. GoWhere stories live. Discover now