By : Re
Moga nyaman guys, happy reading!!
.
.
.
.
Jakarta 15 January 2015
Jakarta 15 January 2015
"Yon, ngapain sih lo mau ngikutin si Ciko? Dia mau tawuran!"
Cewek bermuka kalem itu menghela nafas mencubit hidung mancung Reza. Dia terkikik melihat muka cemberut itu. Mereka sudah bersahabat sejak awal masuk SD.
"Fokus belajar, kan kita udah kelas dua belas." Yona merubah mukanya jadi bete, sahabatnya ini memang seperti ini. "Gue serius anjir, gue bilangin Papah lo tau rasa!"
"Dih ngancem."
Reza berdecak membuka ponsel. "Bodo!"
Cewek itu langsung tergelak mengambil paksa ponsel Reza. Masalahnya Reza sangat dekat dengan Papahnya, bisa berabe urusannya kalo Papah tahu.
Yona tersenyum kecil menyembunyikan ponsel dibalik punggung. "Sebagai sahabat itu harus saling membantu, nanti kalo lo ada masalah gue ganti bantu pasti. Jadi, jangan bilang Papah. Please!"
"Nggak!"
"Zaa," panggilnya dengan rengekan. Menunjukkan mata puppy eyes juga. "Jangan bilang ke Papah."
Reza berdecak meraup muka Yona didepan. "Kurang sepuluh menit lagi Yon kita ulangan Matematika! Dan lo mau cabut?!"
"Yakalik sih cowok gue sendiri, banyak kok cewek yang hari ini bolos. Lo doang yang maksa gue sekolah!" gerutu Yona dengan nada tinggi tanpa sadar.
"Gue maksa soalnya kita udah kelas dua belas. Bukan waktunya main-main lagi."
"Urusannya apa sih?! Ya nanti sore ada les juga, yaudahlah intinya kan belajar. Kok lo yang ribet sih?!" Yona melambai kearah samping, tersenyum sumringah menghampiri cowoknya yang masih mengenakan seragam.
Susah memang mencintai sahabat sendiri. Reza merasakannya sudah empat tahun ini. Segitu nggak pekanya Yona padanya.
Bahkan dia lebih dulu mengenal Yona dari pada Ciko, tapi Yona malah kecantol dengan cowok pindahan itu. Tak habis fikir juga Yona pacaran sudah setahun.
Reza mencekal tangan Yona. "Yon, nggak perlulah lo ngikutin Ciko. Dia—"
"Apasih Za, Ciko cowok gue loh. Hargai dong dia. Oke?" balasnya melepas cekalan.
Reza justru mengeratkan tangannya pada Yona, menatap sengit Ciko."Lo nggak boleh ikut dia. Kita harus ulangan."
"Za, please! Nggak usah kayak papah."
"Gue nggak mau lo kenapa-kenapa!"
Ciko mendorong dada Reza, menarik tangan kekasihnya. "Lo kira gue nggak akan jagain Yona?"
"Yon, balik—"
"Apasih mau lo?!" ketus Ciko maju didepan Yona. "Lo bisa liat kan Yona nggak mau ikut lo, dia mau ikut gue. Jadi nggak usah sok overprotektif."
Rahangnya mulai mengeras ketika Yona dirangkul pergi oleh Ciko. Tangannya juga mengepal kuat.
Dia bukan bermaksut ptotektif. Buktinya dia tidak melarang Yona ketika kencan. Bahkan, dia merelakan perasaannya. Tapi ini tawuran.
"Gue bisa bilang Papah lo beneran Yon!" teriak Reza tetap diposisi.
Yona menengok sebentar. "Lo nggak akan tega lakuin itu! Nanti gue kerumah lo bawa martabak!"
YOU ARE READING
When. You. Go
Teen FictionPemilik rambut hitam legam sebahu yang selalu menguncit belakang rambutnya itu hanyalah gadis biasa bernama Bella. Sosok gadis yang kehilangan kabar tentang pacarnya, dan dengan otak gila mencari pacarnya ke Bali. Sangat konyol bukan? Tapi lebih k...
