Chapter Six.

2.5K 372 7
                                    

Zoe tidak bisa menahan rasa khawatirnya ketika melihat rumah Zayn kosong sampai malam ini. Ibu Zoe terus meyakinkannya kalau keluarga Zayn mungkin hanya pergi berkunjung ke kerabat mereka yang lain. Tapi tetap saja, sebagai... Ehm, sahabat, Zoe tetap cemas dalam hal ini.

Dia sudah menelepon bahkan mengirimi Zayn pesan berkali - kali. Tapi sepertinya handphone Zayn sengaja dimatikan.

"He is okay. Percaya pada ku. He'll come back tomorrow." Ibu Zoe mendekat ke arah anaknya yang sedang duduk di bangku tepat depan jendela. Mungkin sudah beberapa jam Zoe duduk disitu sejak ibunya yang membantunya duduk disana. Jendela kamar Zoe memang menghadap tepat ke arah balkon rumah Zayn, jadi Zoe bisa lebib leluasa menunggu lelaki itu pulang bersama keluarganya.

Zoe menoleh, menatap mata hijau ibunya yang persis seperti miliknya. "Tapi... Tapi kalau mereka pergi, kenapa Zayn tidak pamit padaku terlebih dahulu? Kenapa tante Trisha tidak memberitahu ibu dahulu?" Kening Zoe mengerut, sebuah pertanyaan yang ia ingin sampaikan dari sejam yang lalu.

Kelly Stewart menghela napas. Ia juga tidak tahu kemana mereka. Ia yakin Zoe sangat sedih dengan hilangnya para keluarga Zayn secara mendadak. Biasanya jika ingin pergi, keluarga Malik akan selalu menitipkan rumah mereka padanya. Ah, mungkin besok mereka akan pulang.

Kelly memutar otaknya cepat, sebuah ide terlintas di pikirannya. Ia akan mengajak Zoe mengunjungi adiknya Petunia yang baru melahirkan anaknya. Mungkin dengan begitu Zoe bisa sedikit melupakan masalah keluarga Zayn yang menghilang.

"Bagaimana jika besok kita ke rumah bibi Petunia? Dia sudah melahirkan anak perempuan!" Seru Kelly--pura - pura--riang.

Tapi Zoe tetap menolak. Kelly menghela napas, Zoe memang tidak bisa dialihkan. Apalagi tentang Zayn.

"Sudahlah. Ini sudah larut. Sebaiknya kau tidur. Soal Zayn, mum akan memberitahumu jika mereka sudah pulang." Kelly membantu Zoe berdiri dan berjalan mendekati ranjang anaknya itu. "Good nite, Zoe." Dia menaikkan selimut tebal Zoe lalu mengecup kening anak itu seraya mematikan lampu tidur yang berada di atas meja samping ranjang.

"Good nite, mum." Jawab Zoe seraya meringis kecil. Dia benar - benar seperti anak kecil lagi jika seperti ini.

Zoe mencoba memejamkan matanya perlahan. Ya, mungkin ibunya benar. Dia hanya terlalu cemas. Pasti Zayn akan pulang besok. Pasti.

PromiseWhere stories live. Discover now