Chapter One.

4.4K 463 10
                                    

Bradford, March, 2006

"Zayn, kau sudah mengerjakan PR dari Ms. Clarickson belum?"

Zoe mengetuk - ngetukkan kakinya ke lantai. Ia memakan makanannya lagi lalu menatap Zayn yang juga sedang memandangnya.

Zayn meminum jus jeruknya. "Sudah. Aku benar - benar sudah kapok jika Ms. Clarkson menghukumku lagi." Dia mengerenyit jijik ketika pikirannya membayangkan hukuman apa yang akan diberikan gurunya itu jika tidak mengerjakan tugas.

Zoe tertawa pelan, lalu mengunyah kentang goreng yang baru dibelinya. "Haha. Aku ingat saat---"

"Hey Zoe."

Zoe menoleh mendapati Harry--teman sekelasnya--sedang tersenyum menampilkan dimples manis pada pipinya. Zoe ikut tersenyum.

"Hai Harry, sedang apa kau disini?" Tatapan Zoe beralih pada tangan Harry yang membawa nampan berisi makanan. Zoe menengok ke kiri - kanan. Semua meja kantin sudah terisi. Jadi?

"Bolehkah aku bergabung bersama kalian? Semua meja sudah penuh." Eluh Harry, menampilkan wajah setengah melasnya untuk meyakinkan Zoe dan Zayn kalau dia sudah tidak ada tempat lagi.

"Ti---"

"Tentu saja boleh. Ayo sini duduk disampingku." Zoe memelototi Zayn sesaat sebelum dia menepuk - nepuk kursi besi kosong disampingnya. Zoe tahu Zayn tidak terlalu menyukai anak - anak seperti Harry. Ia juga tidak tahu apa alasannya.

"Thanks." Harry mencoba tersenyum pada Zayn yang menatapnya dingin. Ia mendelik, lalu menoleh lagi pada Zoe. "Kau terlihat menarik dengan bandana jinggamu itu, Zoe." Tutur Harry lembut lalu mulai memakan makanannya.

Zoe mengusap bandana jingga yang menempel di rambut hitamnya sambil nyengir malu. Menunduk menutupi wajahnya yang sudah memerah akibat ucapan Harry. "Terimakasih."

Dan waktu istirahat itu dipakai Zoe dan Harry untuk mengobrol dan bercanda ria bersama. Saling tertawa tidak memperdulikan siapapun orang yang merasa aneh dengan mereka.

Menutupi fakta tentang Zayn yang iri dengan mereka.

PromiseWhere stories live. Discover now