Chapter Two.

3.1K 444 9
                                    

Zoe berjalan cepat disekitaran koridor seraya terus bertanya keberadaan Zayn dengan orang - orang sekitar.

"Hey, kau melihat Zayn?"

"Um, tidak."

Zoe berlari lagi menuju keluar dengan tatapan kesana kemari mencari sahabatnya itu. Hingga akhirnya ia melihat Zayn sedang berbincang dengan perempuan berambut pirang. Keduanya tengah asyik berbincanf yang Zoe tidak tahu apa masalahnya.

"Zayn!"

Zayn menoleh, ia terkejut melihat Zoe tapi sedetik kemudian tatapannya berubah menjadi dingin. Zoe berlari menghampiri Zayn lalu tersenyum. "Zayn, kau kemana saja, sih?"

"Yasudah, Lie, aku pinjam buku ini dulu ya." Zayn tersenyum manis pada perempuan yang dipanggil 'Lie' ini. Zoe mengangkat alis bingung melihat buku yang dipegang Zayn. Jadi Zayn meminjam buku itu pada perempuan ini? Kenapa Zayn tidak meminjam punya Zoe saja?

"Zayn!" Seru Zoe saat perempuan itu sudah pergi. Zayn tidak menjawab, melainkan langsung pergi begitu saja. Zoe makin mengerenyit, Zayn kenapa sih? Kenapa dia menghindar begitu?

Zoe berniat berlari lagi sebelum kakinya tiba - tiba tersandung batu besar dihadapannya. Tubuh Zoe mulai hilang keseimbangan dan...

Dug!

Dia pun jatuh dengan posisi tengkurap.

Orang - orang yang melihat itu pun tidak bisa menahan tawa dan akhirnya menertawai Zoe. Sesekali ada yang mengejek betapa bodohnya Zoe sampai batu sebesar itu tidak terlihat olehnya.

Zoe meringis, ia hendak bangkit berdiri tetapi kakinya sakit dan keram. Dan akhirnya yang ia bisa perbuat hanyalah menangis dan merintih, menatap orang - orang yang melewatinya dengan pandangan meminta tolong. Tapi tidak ada satupun orang yang berniat menolongnya.

"Zayn... Please... It... Hurts..."

"Zoe!"

Zoe mendongak, tersenyum tipis ketika melihat Harry yang datang terburu - buru menghampirinya. "Zoe! Kau tidak apa - apa?" Tanya Harry panik.

"Sa--sakit." Rintih Zoe memegang lutut dan pergelangan kakinya yang nyeri. Darah menetes dari lututnya. Harry menelan ludah. Bagaimana ini? Apa yang harus dia lakukan?

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Zoe melihat Harry yang berbalik badan membelakanginya.

"Ayo naik, aku akan menggendongmu. Aku akan mengantarmu pulang dengan sepedaku." Kata Harry tersenyum.

Zoe pun berdiri dengan hati - hati lalu menaiki tubuh Harry yang sudah siap menggendongnya dari belakang. Zoe tersenyum. Untung ada Harry, jika tidak? Ia beruntung sekali mempunyai teman baik dan penolong seperti Harry.

Tapi dalam hati Zoe mendesah. Kenapa Harry? Kenapa bukan Zayn? Kenapa bukan Zayn yang menolongnya?

PromiseWhere stories live. Discover now