Sebelum benar-benar jauh, Chaeyeon berbalik. "Ah, satu lagi. Berhentilah mengikuti kemanapun Taeyong pergi seperti seorang penguntit. Jika kau terus melakukan itu, maka kau mungkin akan kembali merasakan bagaimana kehilangan Taeyong untuk kesekian kalinya."

Chaeyeon berbalik, benar-benar meninggalkan Mingyu sendirian dengan tangan terkepal erat. Rencananya gagal, dirinya gagal membujuk Chaeyeon untuk menghancurkan hubungan Jaehyun dan Taeyong.

"Baiklah jika kau tidak ingin melakukannya. Maka aku yang akan menghancurkan hubungan mereka berdua." ucapnya sendirian.

"Lihat saja Jaehyun, kau akan merasakan bagaimana menderitanya kehilangan Taeyong."

*****

Jaehyun masuk kedalam ruangannya seraya memijat lehernya yang terasa kaku. Melepaskan jasnya dan menggantungnya asal. Entah mengapa merasa begitu lelah setelah rapat dengan para investor tadi.

Sedikit terlonjak ketika merasakan sepasang lengan melingkar diperutnya. Jaehyun tersenyum tipis, sangat tau siapa yang memeluknya saat ini. Aroma yang menyeruak menyatakan bahwa itu pasti kekasihnya.

Jaehyun mengintip singkat pada Taeyong yang menyandarkan kepalanya pada punggung lebarnya. Tangannya beralih pada sepasang lengan Taeyong, mengelusnya lembut.

"Sayang?" panggil Jaehyun.

Mengeratkan pelukannya, seraya mengusakkan hidungnya pada punggung Jaehyun. "Aku merindukanmu." gumam Taeyong yang masih bisa didengar Jaehyun.

Jaehyun mengangkat kedua alisnya, kemudian mengulum bibirnya menahan senyuman. "Hm? Tiba-tiba sekali, biasanya aku yang sering mengatakan itu." goda Jaehyun.

Tepukan didapatkan Jaehyun pada perutnya, "Ish, aku serius!" kesal Taeyong.

"Aku juga merindukanmu, Sayang. Hari ini kita cukup sibuk ya." ucap Jaehyun, berniat membalikkan tubuhnya tapi pelukan Taeyong semakin erat. Melarangnya untuk berbalik dan masih menikmati kepalanya yang bersandar pada punggung lebar Jaehyun.

"Hm, itu sebabnya aku merindukanmu." ucap Taeyong pelan.

Tersenyum jahil tanpa dilihat Taeyong, "Aku bahkan merindukan kegiatan panas kita." ucapnya sembari mengelus sensual tangan Taeyong yang melingkar diperutnya.

Kesal, Taeyong melepas pelukannya lalu beralih mencubit pinggang Jaehyun hingga pria itu mengaduh. "Mesum sekali! Kenapa otakmu itu isinya hanya bercinta saja?!" matanya mendelik ketika mendengar tawa Jaehyun.

"Kau terlalu menggoda, itulah mengapa." ucap Jaehyun seraya meraih pinggang Taeyong dan berganti dirinya yang memeluk pria mungil itu.

"Bukan salahku. Memang kaunya saja yang terlalu mesum!" Taeyong memukul pelan dada Jaehyun, prianya itu hanya tertawa mendengar omelannya itu.

Jaehyun mengusap pipi Taeyong dengan lembut, "Beberapa hari ini kau juga jarang mau pulang bersamaku, Sayang. Memangnya habis pulang dari kantor pergi kemana?" tanyanya.

Taeyong melarikan pandangannya kearah lain sejenak, "Emm, itu. Hanya beberapa urusan untuk dirumah. Dan juga Mark sedikit manja sekarang jadi aku langsung pulang atau mengajaknya jalan-jalan berdua." ucapnya menatap Jaehyun kemudian tersenyum tipis.

"Kau bisa menghubungiku dan kita jalan-jalan bersama." Jaehyun mengecupi pucuk kepala Taeyong dengan sayang.

"Nanti, lain kali." Taeyong menyandarkan kepalanya lagi pada dada bidang Jaehyun, tangannya kembali terangkat untuk memeluk tubuh prianya itu.

Terdiam beberapa saat dengan pikiran masing-masing, "Semua baik-baik saja?" tanya Jaehyun tiba-tiba. Taeyong terdiam sejenak lalu mengangkat wajahnya untuk menatap Jaehyun.

Forever Is You (JAEYONG) ✔️Where stories live. Discover now