[36] KEDATANGAN LALA

Mulai dari awal
                                    

Tanpa Leo duga, kemarin Lala beserta keluarganya datang ke rumahnya untuk bersilaturahmi. Sungguh Leo benar-benar terkejut, dia tidak menyangka bahwa akan bertemu lagi dengan teman masa kecilnya. Tapi tidak Leo pungkiri bahwa dia senang karena bertemu kembali dengan Lala.

Menurut Leo, tidak ada yang berubah dari Lala. Gadis itu tetap sama seperti Lala-nya yang dulu, cerewet dan manja.

Seperti saat ini. Leo, teman-temannya dan Lala berada di kantin. Semenjak masuk di sekolah ini dan menjadi murid baru, Lala terus menempel pada Leo layaknya seperti amplop dan perangko. Bukannya merasa risi, Leo malah merasa gemas dengan tingkah Lala. Hal ini disebabkan karena dulu sewaktu kecil, Lala sering bermanja-manja dengannya.

"Lea, sini!" teriak Bobby saat melihat kehadiran Lea, Zia dan Stella.

Merasa terpanggil, sontak ketiga gadis itu menoleh ke arah Bobby yang melambaikan tangannya.

"Ayo ke sana," ajak Lea.

"Lo—"

Zia langsung menatap tajam ke arah Stella. Seolah-olah Zia tidak ingin Stella menolak tawaran Lea.

Ketiga gadis itu pun langsung berjalan menghampiri Leo dan teman-temannya.

Melihat kehadiran sosok perempuan yang terus menempel pada Leo membuat Lea bertanya-tanya, siapa gadis itu?

"Oh jadi ini ceweknya," gumam Zia setelah rasa penasarannya terobati.

Leo yang sedang memainkan ponselnya menatap ke arah Lea. Laki-laki itu menyuruh Lea untuk duduk di kursi kosong yang ada di sebelahnya, sedangkan Zia dan Stella duduk di kursi kosong lain.

"Lo nggak bawa minum?" tanya Leo saat melihat Lea hanya membawa kotak bekalnya.

Lea menggelengkan kepalanya. "Enggak, Lea lupa bawa tadi gara-gara Abang nyuruh Lea buru-buru berangkat."

Leo menyuruh David untuk memesan makanan seperti biasa. David pun segera pergi memesan makanan.

"Leo, dia siapa?" tanya Lala melirik ke arah Lea.

"Dia Lea, pacar gue," ucap Leo memperkenalkan Lea pada Lala.

Mendengar jawaban Leo membuat wajah Lala menjadi suram. Jadi, Leo telah memiliki kekasih?

Lala tersenyum, mengulurkan tangannya pada Lea. "Hai, nama gue Lala. Gue sahabat Leo dari kecil."

Tunggu, berarti gadis ini yang diceritakan oleh Esha?

Lea membalas uluran tangan Lala. "Lea, salam kenal."

"Eh, lo berdua temennya Lea?" tanya Lala menatap Zia dan Stella bergantian. Kedua gadis itu pun kompak mengangguk.

"Gue Stella," ucap Stella. "Di sebelah gue namanya Zia."

Lala manggut-manggut. Kemudian gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah Lea dan Leo yang sedang mengobrol.

"Leo, boleh minta hotspot-nya nggak?" tanya Lala. "Kuota aku habis, nih."

Leo mengangguk. Laki-laki itu menyalakan hotspot di ponselnya.

"Password-nya apa?"

"120821."

Mata Lea melotot. Seketika pipinya merona, bukankah itu tanggal jadian Leo dan Lea?

David datang membawa pesanan mereka dibantu oleh penjual mie ayam. Setelah selesai mengantar, penjual tersebut pergi.

"Kok, makanan lo beda sendiri sih," celetuk Aldo saat melihat David memakan nasi goreng.

"Suka-suka gue, lah," sewot David.

Aldo mendengkus. Jujur, dia sedikit tergiur saat nasi goreng milik David yang menggugah selera. Ingin meminta, namun dia gengsi untuk mengatakannya.

"Nakula, tolong jagain yupi gue sebentar," ucap Bobby seraya menyerahkan yupi favoritnya pada Nakula. Dia takut bila yupi itu akan dimakan Aldo ataupun David.

"Kemana?" tanya Nakula datar.

"Kamar mandi, mau boker gue."

Brotttt

Sehabis kentut, Bobby langsung lari terbirit-birit keluar kantin. Dia benar-benar sudah tidak tahan ingin buang air besar.

Sepeninggalnya Bobby, angin beraroma busuk mulai tercium. Mereka langsung menutup hidung masing-masing.

"Bobby sialan," maki Aldo. "Gue jadi nggak selera makan anjir denger suara kentutnya."

"Bener bangsat," timpal David menyetujui perkataan Aldo. "Itu bocah makan apa sampai bau kentutnya busuk kayak gini anjir."

Dirasa bau kentut Bobby telah hilang, mereka mulai memakan makanan masing-masing.

"Leo, aku nggak suka sayurnya," rengek Lala seraya menunjuk ke arah sawi yang ada di mangkuk mie ayam miliknya.

Leo yang sedang makan pun langsung menoleh ke arah Lala. Tangannya bergerak memindahkan sawi yang ada di mangkuk mie ayam Lala ke mangkuk mie ayam miliknya.

Lala tersenyum manis melihat perlakuan Leo. "Makasih Leo."

Leo mengacak-acak gemas rambut Lala. "Sama-sama."

Melihat interaksi keduanya membuat Lea terdiam. Leo termasuk tipe laki-laki yang cuek. Laki-laki itu tidak suka bila dekat dengan perempuan manapun selain dirinya. Sedekat itukah hubungan mereka?

TBC

aku udah nentuin endingnya. ayo tebak, happy ending atau sad ending nih?🤣

jangan lupa mampir ke new story aku yang udah di publish. judulnya 'DREAM HUNTER'

NEXT?

ANTALEO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang