chapter 19

70 24 0
                                    

Jangan lupa vomments!♡

Illyans pov

Dua minggu lalu louis, harry, zayn dan ash lulus dari kampus. Tak ada pesta kelulusan atapun pesta perayaan pada hari penting mereka. Zayn dan louis lebih fokus pada zouis record, ash lebih fokus kepada cabang baru perusahaan orang tuanya dilondon, sama hal nya dengan ash harry juga fokus pada perusahaannya.

Kini tinggal aku, gigi, luke, mike dan calum yang berkuliah. Suasana kantin terasa berbeda kali ini, kelas kami selesai sejam lalu, seperti biasa setelah kuliah kami hanya berbincang bincang dikantin.

Setelah merasa bosan, kami semuapun mulai beranjak. Kami memutuskan untuk pulang dan bermalas malasan dirumah. “illyan, sepertinya itu suara ponselmu” ujar mike. dengan sigap akupun mengeluarkan benda pipih tersebut dari kantong celanaku.

“ya louis, ada apa?”, “kau akan pulang kapan?” tanyanya disebrang sana, “ya, ini aku dan yang lain sedang menuju parkiran”balasku, “thanks god, aku ingin meminta tolong. Tolong antarkan map berwarna biru dimejaku kekantor harry, aku sudah kirimkan alamatnya. Pakai saja mobil zayn, terima kasih illyan.”

“ak-” belum sempat aku menjawab louis sudah memutuskan sambungan telponnya, menyebalkan. “ayo pulang sekarang, illyan got call of duty” ujar luke disertai tawanya.

“guys, aku duluan ya. Supirku sudah tiba didepan. ” ujar gigi seraya memelukku. Ia akhir akhir ini sama sibuknya dengan kakak kakakku, ia mendapat kontrak dengan brand ternama.

Sesampai dirumah aku langsung menuju ke kamar louis untuk mengambil map tersebut, dilihat lihat sepertinya ini berkas penting. Sebelum pergi aku hanya menambah jaket pada outfitku, biar terlihat lebih rapih entahlah.

“guys, aku pergi dulu” pekikku sembari berlari kearah pintu depan, mereka yang tengah bermain video game pun hanya menggeleng. “hati hati illyan!” teriak calum dari dalam rumah.

Aku tidak menyangka perusahaan harry sebesar ini, kupastikan akan sulit untuk mendapat akses untuk bertemu dengannya. Maksudku untuk mengantar berkas ini padanya. “uh-hm aku ingin bertemu dengan harry.” Ujarku pada resepsionis.

“sudah membuat jadwal sebelumnya?” tanyanya, akupun hanya menggeleng. “atas nama siapa?” “illyan tomlinson”
“oh mrs.tomlinson mari kuantar ke ruangan mr.styles” ujarnya, aku hanya mengekorinya dari belakang, “ini ruangannya, kau bisa langsung masuk ia menunggumu” ujarnya dengan ramah, akupun hanya mengangguk.

Ternyata dugaanku salah, ini lebih mudah dari yang kukira.
‘harry styles’ itulah hal yang pertama ku baca ketika sampai didepan pintunya, aku sangat gugup entah kenapa. Didalam pikiranku hanya terlintas dua hal; ketuk dulu atau langsung masuk.

Tiba tiba pintu ruangan harry terbuka, sontak aku mundur. Aku terlihat bodoh, aku seperti anak hilang yang sedari tadi hanya celingukan.

“ya tuhan illyan, kau disini rupanya. Tadinya aku hendak mencarimu dibawah” syukurlah, ternyata itu harry, sangat asing melihatnya dengan setelan tuxedo hitam putihnya. “ayo masuk” lanjutnya.

“ini, titipan louis” ujarku sembari duduk dikursi yang menghadap langsung padanya, “ya terima kasih, bye the way ini sudah jam 6. Kau makan malam denganku saja bagaimana?” ajaknya, belum sempat aku menjawab dia sudah beranjak dari tempatnya terlebih dahulu.

“sebentar, aku berganti baju dulu.” Ujarnya sembari melangkah keruangan yang ku yakini sebagai ruang pribadinya, tak berselang lama ia keluar dengan kemeja putih yang dilinting sampai siku dengan 3 kancing teratas yang dibuka. Ia juga mengganti celananya dengan jeans.

“ayo, mobilmu taruh disini saja. Tadi zayn berpesan padaku ia akan mengambil mobilnya disini” ujar harry sembari menyisir rambutnya kebelakang menggunakan tangannya.

Ia menggandengku keluar dari ruangannya, “jordan, aku akan makan malam diluar. Sekitar satu jam lagi akan ada sahabatku zayn kemari untuk mengurus berkas dan mengambil mobil. Kuncinya ada dimejaku. Selamat bekerja” kata harry sembari menepuk bahu jordan.

“ya, mr.styles terima kasih, selamat malam dan semoga makan malamnya menyenangkan” balas jordan ramah, harrypun hanya membalas perkataan jordan dengan senyuman, “itu siapa?” tanyaku penasaran.

“itu jordan, sekertarisku” ujar harry sembari menundukkan wajahnya padaku, ya aku pendek. Tinggiku hanya sebahu harry. "Kenapa laki laki?" Tanyaku sembari mendongak, "entahlah, walaupun laki laki ia sama cekatannya dengan wanita" balasnya.

The Good And The Broken [HARBARA]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora