chapter 13

82 29 1
                                    

Jangan lupa vomments ya!♡

Authors pov

Tiga hari berlalu keadaan illyanpun tak kunjung membaik, bahkan ia terlihat lebih para dibanding dengan malam itu. Saat mereka menemukan illyan. Mereka pun terpaksa membawa illyan kerumah sakit.

Tidak ada yang tahu dengan apa yang sebenarnya dialami illyan pada malam itu, mereka masih belum berani untuk memberi tahu orangtua mereka akan hal ini.

“keluarga dari illyan reign tomlinson?” tanya dokter dihadapan mereka semua, merekapun berdiri seraya membenahi pakaian yang mereka kenakan, “kami dok” ujar louis.

“illyan sudah melewati masa kritisnya, ia akan siuman sebentar lagi. Jangan dulu menanyakan hal hal berat padanya” ujar dokter tersebut, mereka semuapun hanya mengusap wajah dengan lega.

Disisi lain, harry dan luke sedang berada dirumah louis untuk mengambil beberapa pakaian illyan dan makanan untuk mereka semua mengingat mereka sudah berada dirumah sakit selama 5 hari.

“bawalah yang menurutmu harus dibawa harry.. aku akan membereskan tempat tidurnya” ujar luke, harrypun melangkahkan kakinya diwalk in closet milik illyan. Jeans dengan berbagai warna, band tee dan flanel mendominasi isi walk in closet miliknya dan mengemas beberapa pasang baju.

“luke, ku pikir tidak usah terlalu banyak membawa baju dulu. Aku takut jika bajunya tidak akan terpakai nanti malah tertinggal..” ujar harry seraya merapihkan tas yang ia bawa.

Aneh, luke tak kunjung menjawab ataupun mengiyakan hal yang harry katakan. Sontak harrypun menyentuh bahu luke yang berdiri membelakanginya. “oh shit..” lirih luke dengan lemas dan terduduk dimeja belajar illyan.

Dengan sigap harrypun menahan tubuh luke agar tidak jatuh, digenggamannya terdapat amplop berwarna merah yang bertuliskan “illyan reign tomlinson”, dengan sigap harrypun meraih amplop itu dan membacanya. Betapa terkenjutnya harry sangan mengetahui isi surat tersebut, badannya ikut melemas, iapun duduk ditepi kasur illyan dan mengusap wajahnya kasar.

Harrys pov

Setelah menemukan amplop merah dikamar illyan kamipun bergegas pergi kesalah satu coffee shop terdekat, kami memutuskan untuk kembali kerumah sakit setelah keadaan membaik. “bagaimana cara kita memberi tahu yang lain harry? Aku tidak sanggup melihat louis yang semakin terpuruk, mereka akan menggila jika mengetahui ini semua.” Lirih luke.

“tapi, dimalam kita menemukan illyan aku memang melihat amplop itu, tapi aku tidak penasaran. Kupikir itu hanya hal biasa, jika saja aku memberi tahu kalian akan amplop itu ... im so sorry luke” sesalku. “tak apa apa harry, mungkin memang sudah seperti itu harusnya. Terima kasih juga sudah ada disamping kami selama ini” ujar luke seraya mengusap bahuku.

Setengah jam berlalu kamipun mulai beranjak pergi untuk membeli makan malam dan dilanjutkan kerumah sakit. Kami semua jaga bergantian, hari ini aku, luke dan ash yang akan berjaga dan sisanya akan beristirahat dirumah.

“guys, kami membawa makanan kalian makan dulu dirumah tidak ada makanan” ujar luke sembari membuka makanan yang kami bawa. “hey kalian sudah kembali rupanya, mana baju untukku?” tanya louis keluar dari kamar mandi.

Dengan sigap iapun langsung membuka kaos yang ia kenakan. Sontak kami semua kaget, lengan louis dipenuhi sayatan sayatan kecil juga banyak. “the hell lou? Kau pikir apa yang kau lakukan hah? Kenapa kau melakukan ini louis, illyan membutuhkanmu. Kami membutuhkan. Tidakkah kau sadar?!” teriak zayn seraya menarik lengan louis, disana terdapat beberapa sayatan baru dan sisanya telah mengering.

“ini tidak sebanding dengan apa yang illyan alami, tidak usah berlebihan” tukas louis seraya menepis tangan zayn, “really louis? Bisa bisanya kau membandingkan derita mu dengannya. Harusnya kau menenangkan dan meringankan bebannya, apa kau pikir ketika illyan sadar dan mengetahui ini diakan akan menaruh simpati padamu? Tidak.” “ia akan lebih menyakiti dirinya sendiri louis, kumohon mengertilah” tukas ash dengan tanga yang mengepal.

“maafkan aku, sungguh aku sangat merasa tidal bertanggung jawab pada illyan, aku menyerah aku tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan.” Lirih louis sembari mengusap air matanya. “we can thru this, we will.” Ujar mike sembari memeluk louis.

“kalian lanjutkan makan saja biar aku yang mengobati lengan louis” ujarku melerai ash dan louis yang saling memberi pandangan tajam.

“bagaimana kabar illyan dok?” tanya zayn sembari menghampiri dokter yang baru saja keluar dari kamar illyan, “ia membaik, hanya saja ia tak kunjung sadar” balas dokter itu. “kami akan berusaha semaksimal mungki, bantu kami dengan doa” lanjutnya.

“oh god, illyan bangunlah..” tangis louispun pecah dalam pelukanku. 
“guys, there’s something you need to know about illyan” ujar luke.

The Good And The Broken [HARBARA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang