chapter 18

70 26 0
                                    

Jangan lupa vomments!♡

Authors pov

Setelah 3 minggu dirawat akhirnya illyan dipersilahkan pulang, ia tampak lebih segar sekarang. Luka ditelapak tangannyapun kian memudar.

“sekarang, kita pulang. Tak akan ada yang masuk rumah sakit lagi, no more lies, no more beer, no more cigaratte and alcohol.” Ujar louis dengan nada tegasnya. Illyan dan zaynpun hanya mengangguk atas ucapannya itu.

“apa luke dan yang ada dirumah?” tanyaku ditengah perjalanan pulang, “ya mereka kusuruh membereskan rumah.” Jawab zayn, mereka semua hanya diam sepanjang jalan.
“sini, aku saja yang angkat, kau beristirahatlah didalam” suruh louis, illyanpun hanya mengangguk mengiyakan apa yang kakaknya katakan.

Harrys pov

Hari ini aku bekerja dikantor, sudah hampir seminggu aku tidak kuliah. Pekerjaan dikantor sangat banyak akhir akhir ini, aku juga belum sempat menjenguk illyan lagi. Mungkin sore ini aku akan kesana.
“ya hallo louis?”, “illyan sudah pulang, ia dirumah sekarang” ujarnya disebrang sana, “baiklah setelah selesai pekerjaanku aku segera kesana” ujarku sembari mematikan sambungan telponnya.

Hari ini aku berniat untuk membawa beberapa cemilan untuk illyan dan yang lain, kupikir ide bagus juga aku membelikan illyan tiket konser dioxford street. Semoga saja 2 minggu kedepan ia sudah pulih total.

Aku sama sekali tidak berniat untuk mengganti bajuku, aku sangat malas jika harus pulang hanya untuk berganti pakaian. Aku hanya menggenakan celana hitam dan kemeja putih polos yang ku linting hingga kesiku dan 3 kancing teratas yang kubiarkan terbuka. Itu tidak terlalu buruk pikirku.

Sesampainya dirumah louis akupun memarkirkan mobilku disamping mobil zayn, “mereka ada didalam?” tanyaku pada ed untuk memastikan, “ya, mereka semua ada didalam, masuklah” jawabnya.

“hello mr.CEO” goda louis, dengan seringai jahilnya. “shut up tommo!” balasku sembari memukul bahunya, mereka semua ada disini tak terkecuali gigi yang sedang bermain video game bersama zayn.

“illyan, pacarmu datang!” pekik mike, mereka semua hanya tertawa melihat tingkah mike. “siapa? Tom holland?” teriak illyan dari lantai dua. “cepatlah turun! Kau banyak tanya” ujar luke tak sabar.

“mana pacarku mana?” tanya illyan dengan nada kesal, matanya pun menyusuri seluruh ruangan tak sengaja mataku menangkap manik biru miliknya. “nah iya, yang itu” ujar gigi sembari mengedipkan sebelah matanya.
“kemarilah, tak ada gunanya kau hanya berdiri ditangga.” Ujar louis menepuk nepuk sofa, ia tampak jauh lebih baik dari terakhir kali aku melihatnya.

Ia duduk diantara aku dan louis, dia tak bergeming sedikitpun. “bagaimana kabarmu?” tanyaku memulai percakapan, “aku baik” jawabnya. “ aku membawakanmu beberapa cemilan untuk yang lain juga” ujarku. Ia hanya tersenyum mendengar perkataanku.

“jadi kapan kita akan mencari tahu pengirim surat itu?” tanya illyan membuat kami semua tercengang. “itu bukan urusanmu, kau berkuliahlah seperti biasa.” Tukas louis dingin.

“actually.. tadi pagi kami menemukan sebuah kotak dikotak surat” ujar calum dengan wajah yang memucat, “ambil” tukas zayn. Dengan sigap calum pun memberikan kotak itu pada zayn.

Mereka semua duduk dibawah melingkari kotak tersebut tak terkecuali harry, “apapun yang terjadi kita harus saling menguatkan” ujar louis sembari menggenggam tangan illyan. Kami semua hanya mengangguk setuju.
Perlahan zayn membuka kotak tersebut, disana terdapat sebuah amplop denga sigap zaynpun membuka amplop tersebut dan membaca suratnya.

“easy, its just the beginning”

“lets find that bitch” ujar louis dengan rahang yang mengeras.

The Good And The Broken [HARBARA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang