19. Debat

1.8K 174 62
                                    

Saat mereka sedang makan malam Reyhan tiba-tiba mengatakan jika lusa mereka akan terbang ke amerika. "Kamu apa-apaan sih kok pergi ke Amerika mendadak gini, berapa hari?" tanya Andra sedikit kesal kepada Reyhan.

"Seminggu," jawab Reyhan tenang.
"Apa? Terus Bryan gimana?" Andra tak habis pikir bisa-bisanya Reyhan mengambil keputusan seperti itu. "Bryan mau tingal sama oma kan selama mama sama papa pergi?" tanya Reyhan pada Bryan yang duduk disebelah Andra.

"Iyaa papa, kasihan oma tinggal sendiri opa kan kerja," jawab Bryan bijak. Andra masih belum terima keputusan Reyhan. "Tapi ada urusan apa sih ke Amerika ?" tanya Andra. "Urusan bisnis," jawab Reyhan.

"Kalau cuma urusan bisnis kenapa harus aku ikut, kamu CEO nya kamu yang aja yang check proyek disana. Tugas aku sebagai Direktur banyak banget di kantor," ya sekarang Andra sudah mendalami pekerjaan dan tampak sangat telaten, dia tidak mau belum genap sebulan dirinya menjabat sebagai Direktur sudah mengambil cuti.

"Aku bawa Jesica," Argumen yang baru saja terucap dari mulut Reyhan langsung membuat Andra terdiam. Reyhan tau Andra tidak akan mungkin membiarkannya pergi bersama Jesica. Karena jika sudah begitu tidak ada lagi alasan Andra untuk menolak.

"Bryan, kamu udah selesai makannya?" tanya Andra dan Bryan pun mengangguk. "Kamu ke kamar dulu ya, nanti mama nyusul," dengan patuh Bryan menuruti semua perintah dari sang mama, Andra juga tidak ingin Bryan melihat dirinya dan Reyhan berdebat.

"Maksud kamu apa pake acara bawa dia?" mulai Andra saat sudah memastikan Bryan masuk ke kamarnya di temani pengasuhnya. "Wajar, dia sekretaris aku," balas Reyhan dingin. "Bisa ngak sih kamu peduliin perasaan aku," kesal Andra.

"Kapan aku ngak peduli sama perasaan kamu? Kamu minta stay di paris? aku turutin, rahasiain pernikahan kita? Aku juga turutin. Sekarang aku cuma minta kamu temenin aku ke Amerika tapi sikap kamu malah kaya gini," Reyhan tidak bisa lagi menuruti semua kemauan Andra.

Andra langsung terdiam karna dia tau kali ini Reyhan sedang kesal padanya, dan dia juga paham kalau dirinya memang egois selama ini. Reyhan tak biasanya mengeluarkan keluh kesahnya seperti itu tampak sudah Reyhan sudah tidak bisa menahan kesabarannya lagi.

Tadi siang Dicky menelponnya, Dicky panik mengatakan kalau Dhea sering mual. Dicky takut kalau Dhea salah makan atau keracunan sesuatu. Tapi Reyhan yakin tentang satu hal yang berbeda. Reyhan juga sengaja tidak memberitahu kabar Dhea kepada Andra, walaupun kabar gembira yang diterima oleh Andra namun kenangan masa lalu masih menghantui Andra.

"Yaudah kita pergi, aku tidur di kamar Bryan," Andra sengaja membiarkan Reyhan sendiri karna ingin Reyhan menenangkan dirinya. Tapi dengan sikap Andra yang tampak menghindari Reyhan, membuat Reyhan merasa bersalah akibat ucapannya barusan yang takut menyakiti perasaan Andra.

Andra masuk ke kamar Bryan melihat pengasuhnya sedang menceritakan dongeng untuk Bryan. Andra menggantikan tugas pengasuh menceritakan dongeng tidur untuk Bryan.

"Malam ini mama yang ceritain dongeng dan temenin Bryan tidur ya," ucap Andra lembut penuh keibuan.
"Mama ngaj berantem kan sama papa?" tanya Bryan karna biasanya Andra tidak akan tidur di kamar Bryan melainkan membawa Bryan tidur di kamar mereka.

"Ngak, papa ikut tidur disini juga," ucap Reyhan tiba-tiba. Reyhan mengambil posisi di sebelah Bryan dan kini Bryan berada di tengah-tengah Andra dan Reyhan. Bryan tersenyum ternyata mama papanya yang sangat baik tidak bertengkar.

"Papa ceritain dongeng untuk Bryan," pinta Bryan pada Reyhan. "Dongeng? Hmm ada ni kisahnya," Bryan tampak sangat penasaran dengan cerita yang akan diceritakan oleh sang papa. Andra menatap Reyhan sangat lekat.

"Suatu hari disebuah kerajaan megah, ada seorang raja dijodohkan dengan seorang wanita yang sangat cantik. Lalu mereka menikah," Reyhan memulai dongengnya.

"Mereka belum suka kok udah nikah papa?" tanya Bryan polos. "Iya karna mereka menuruti keinginan orang tuanya," jawab Reyhan. "Terus pa?" tanya Bryan penasaran.

"Selama berjalannya waktu mereka saling mencintai. Tapi kisah mereka tidak semudah itu banyak cobaan yang menimpa hubungan mereka. Suatu hari dikabarkan jika sang ratu sedang mengandung semua orang sangat bahagia menanti kedatangan penerus kerajaan, tapi..." Reyhan menjeda ceritanya dan menatap Andra yang menatapnya dengannya sangat lekat. Andra sadar kalau dongeng yang diceritakan oleh Reyhan adalah kisah nyata mereka berdua.

"Tapi kenapa pa?" Bryan tampak sangat antusias dengan cerita dari Reyhan. "Tapi sang ratu diculik oleh penyihir jahat, penyihir itu membuat sang ratu ketakutan dan juga mencelakai sang ratu. Raja bingung mencari dimana keberadaan sang ratu" Reyhan melihat mata Andra yang berlinang.

"Sesuatu terjadi dengan ratu sehingga kandungannya keguguran. Raja sangat sedih karna kehilangan calon anaknya dan hampir kehilangan ratu," air mata Andra menetes seolah semua kejadian itu terputar kembali di kepalanya. "Kasihan banget pa," ucap Bryan.

"Saat itu raja cuma minta ratu untuk sadar dan doa raja terkabul ratu sadar tapi ratu jadi trauma,"

"Trauma itu apa pa?" tanya Bryan.

"Trauma itu buat ratu takut kejadian sama terulang lagi," jawab Reyhan.

"Kan belum tentu papa kejadian yang udah lewat terjadi lagi," balas Bryan bijak. Reyhan tersenyum mendengar respon Bryan. Andra bahkan salut dengan usia Bryan yang masih kecil sudah bisa berfikir seperti itu.

"Terus pa?"

"Untuk menghilangkan traumanya ratu dibawa ke negeri lain untuk menenangkan diri. Setelah 5 tahun raja menunggu ratu kembali tapi trauma sang ratu belum juga pulih,"

"Kenapa raja ngaj nikah lagi pa?" jujur saja Andra terkejut dengan pertanyaan Bryan barusan.

"Karna raja masih sangat mencintai ratu dan ingin bahagia bersama dengan ratu," jawab Reyhan sambil menatap Andra.

Bryan mengambil posisi tidurnya yang nyaman dengan dengan mengambil salah satu tangan mama papanya untu memeluknya. "Bryan tau itu bukan dongeng, Bryan mau punya dede ma biar bisa temenin Bryan main bola kalau papa kerja," ucap Bryan dengan mata tertutup.

Bryan bukanlah anak biasa dia sangat pintar dan peka dengan keadaan sekitarnya. Andra tidak bisa berkata-kata, Andra hanya memeluk Bryan erat sambil menatap Reyhan sendu dengan rasa bersalah. Reyhan mengusap air mata Andra dan mengelus surat rambut Andra.

"Good Night papa mama" ucap Bryan.

"Good Night sayang," balas Andra dan Reyhan bersamaan. Reyhan juga ikut memeluk Bryan. Reyhan berjanji sekalipun esok dirinya dan Andra mempunyai anak mereka tidak akan pernah membedakan Bryan dengan yang lain. Karna Bryan sama berartinya bagi hidup Andra dan Reyhan. Bahkan kata anak angkat tidak akan pantas untuk Bryan.

~~~

To be Continue

Haayyyyy

Aku comeback setelah kena teror:v

Jadi aku mau cerita kenapa aku ngilang karna aku lagi magang:(
Yang biasanya belajar di rumah terus masuk dunia kantor terus pulang sore kaya kaget butuh penyesuaian aja. Sempet nyicil-nyicil tapi jadi kesendat karna harus mikirin arah ceritanya juga.

Oiya buat yang langkau baca ceritanya, jadi aku review inti dari cerita aku sebelumnya. Tapi ngak boleh langkau loh mesti baca juga cerita pertama aku, biar bisa dinovelin hihihi:b

Oke deh banyak juga bacotan aku, jangan lupa vote ya kalau ngak vote ntar aku ngilang lagi:| ciee ngancem hihihi ngak ngak tapi harus vote juga loh:')

See You Next Part😘

Last Destination {sequel JAGM}Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz