Eight : Chamber of Secrets

1K 160 1
                                    

Ketika aku dan teman-teman seasramaku kembali dari Great Hall selepas makan malam, kami berpapasan dengan Harry, Hermione serta Ron di koridor. Tak jauh dari posisi mereka, kami dikejutkan dengan keberadaan Mrs. Norris yang tergantung terbalik dalam keadaan tubuh membeku. Belum lagi, tulisan di dinding kastil yang berbunyi, 'The Chamber of Secrets has been opened, enemies of the heir... Beware', ditulis menggunakan cairan berwarna merah pekat, sukses membuat siapapun yang melihatnya bergidik ngeri.

Tak lama setelah kedatangan kami, rombongan murid-murid dari asrama Slytherin datang dari arah yang berlawanan. Mereka tampaknya juga sama-sama terkejut seperti kami.

"Enemies of the heir, beware? Kau berikutnya Mudblood," celetuk Draco tiba-tiba sembari menatap Hermione tajam diikuti Crabbe dan juga Goyle.

Mendengar Draco mengucapkan kata 'mudblood', aku langsung menatap lelaki itu tajam. Berani sekali lelaki pirang itu memanggil Hermione dengan sebutan seperti itu di depan banyak orang?! Meski aku yakin di sini tidak hanya Hermione lah yang merasa tersinggung dengan ucapan Draco, seperti Justin contohnya. Lelaki itu juga sama-sama muggleborn seperti Hermione, tentu saja ia juga merasa sangat tersinggung. Buktinya, lelaki itu kini menatap Draco dengan pandangan permusuhan, tangannya mengepal erat, menahan diri untuk tidak memberikan bogem mentah pada Si Pirang yang berdiri di seberang sana.

"Ada apa ini? Ayo, minggir!" Mr. Filch tiba-tiba datang membelah kerumunan.

Dalam hati, aku merutuki kedatangan Mr. Filch yang datang tiba-tiba di saat keadaan genting seperti ini. Sinyal tanda bahaya seolah memperingatiku bahwa sebentar lagi peristiwa buruk akan segera terjadi. Aku yakin Mr. Filch pasti tidak akan tinggal diam jika ia melihat keadaan kucingnya saat ini. Apalagi, Harry yang berdiri paling dekat dengan posisi Mrs. Norris akan menjadi sasaran empuk bagi Mr. Filch untuk melampiaskan amarahnya.

"Potter? Apa yang kau—" Awalnya, aku sempat berharap Mr. Filch tak menyadari keberadaan Mrs. Norris. Namun, setelah ia mendekati tempat Harry berdiri, Mr. Filch kontan langsung mengalihkan atensinya ke arah kucing kesayangannya yang tergantung di belakang Harry. "Mrs. Norris? Kau membunuh kucingku?"

Harry menggelengkan kepala cepat, "Tidak, itu—"

Dan yang aku takutkan pun akhirnya terjadi. Mr. Filch tanpa aba-aba menarik kerah Harry kencang dan melayangkan tatapan tajam pada lelaki itu. "I will kill you! I will kill you!"

Bertepatan dengan teriakan kencang milik Mr. Filch, sebuah seruan menggema ke seluruh koridor. Aku seketika langsung menghembuskan napas lega, Profesor Dombledore telah datang.

"Argus!"

Rupanya, Profesor Dombledore tidak datang sendirian, di belakangnya terdapat beberapa Profesor lainnya. Tanpa perlu bersusah payah membelah kerumunan seperti yang dilakukan Mr. Filch tadi, murid-murid asrama Slytherin tanpa diperintah langsung memberikan jalan bagi para Profesor untuk lewat. Pandangan para Profesor pun lantas terpusat pada Mrs. Norris serta tulisan yang ada di dinding. Raut mereka terlihat begitu terkejut, tak menyangka hal seperti ini akan terjadi kembali.

"Semuanya kembali ke asrama kalian masing-masing, segera!" titah Profesor Dombledore yang langsung dipatuhi oleh seluruh murid. Sayangnya, Golden Trio tidak diperbolehkan kembali ke asrama. Mungkin saja Profesor Dombledore ingin menanyakan beberapa hal kepada mereka lebih lanjut mengenai peristiwa malam ini. Aku harap, mereka bisa mengatasi masalah ini dengan baik. Bagaimanapun juga, aku sangat yakin mereka bukanlah pelakunya.

"Menurutmu, apa Harry yang melakukannya?" tanya Hannah setelah kami sampai di ruang rekreasi Hufflepuff. Seperti biasa, sebelum pergi ke kamar masing-masing, kami duduk bersama di sofa ruang rekreasi sembari membicarakan peristiwa yang baru saja terjadi.

The Other SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang