Two : Hufflepuff

2K 278 28
                                    

Setelah beberapa hari aku tinggal dengan keluarga Diggory, aku mulai bisa beradaptasi dengan dunia sihir. Sihir benar-benar hebat! Jika sebelumnya aku harus susah payah mencuci piring setelah makan, maka kini aku tinggal meminta Dad mengucapkan mantra dan dalam sekejap peralatan cuci piring itu akan bergerak dengan sendirinya. Aku memang pernah melihatnya saat Harry pertama kalinya datang ke rumah keluarga Weasley, akan tetapi rasanya akan sangat berbeda jika kau melihat hal itu secara langsung. Itu benar-benar menakjubkan!

Aku juga perlahan mulai paham bagaimana sikap asli seorang Lucy Diggory setelah membaca beberapa bukunya dan melihat foto-fotonya yang terpajang di setiap bingkai rumah, Lucy Diggory adalah anak yang ceria dan sedikit nakal. Seperti yang dikatakan Cedric hari itu, Lucy sangat ingin bersekolah di Beauxbatons sejak kecil, dan gadis itu pernah beberapa kali kabur dari rumah karena saking tidak inginnya bersekolah di Hogwarts.

Tidak tahu saja jika ia akan bertemu dengan orang-orang hebat semacam Hermione, Ron, Harry, dan profesor-profesor favoritku seperti Profesor Albus Dombledore dan juga Profesor McGonagall. Jangan lupakan juga tokoh favoritku yang lainnya seperti Luna Lovegood dan juga Draco Malfoy. Oke, menyukai seorang Draco Malfoy memang sedikit agak aneh sebab sikapnya yang terlalu menyebalkan, akan tetapi aku berani bertaruh bahwa sebenarnya Draco adalah orang yang sangat kesepian dan butuh perhatian. Membuatku ingin menjadi teman dekatnya walau sebenarnya agak enggan juga karena sifatnya yang begitu usil dan menyebalkan.

Hari ini aku bersiap akan pergi ke Diagon Alley bersama Cedric dan Dad. Kami pergi tentunya tidak menggunakan kendaraan atau semacamnya, melainkan melewati perapian dibantu dengan bubuk Floo sebagai alat teleportasi. Aku pernah melihatnya di film Harry Potter saat keluarga Weasley dan Harry akan pergi ke Diagon Alley, dan kau harus benar-benar mengucapkan tempat yang akan menjadi tujuan dengan benar dan jelas jika tidak ingin tersesat seperti Harry Potter.

Awalnya Cedric memberiku contoh bagaimana cara menggunakannya, karena ini memang pertama kalinya bagi Lucy untuk berteleportasi menggunakan bubuk Floo. Kemudian, Amos memintaku untuk mempraktekannya seperti yang dilakukan Cedric tadi. Jujur saja, aku benar-benar takut jika api hijau itu akan membakarku atau mungkin salah sebut nama tempat menjadi 'Diagonaley'. Namun, dengan sekuat tenaga aku meyakinkan diri dengan mengambil bubuk Floo di genggaman tanganku, sebelum kemudian mengucapkan kata Diagon Alley dengan sangat-sangat jelas seraya menutup mata rapat-rapat.

"Diagon Alley!"

Dalam sekejap, suara bising mulai tertangkap di indera pendengaranku, aku sontak membuka mata lebar-lebar dan melihat pemandangan sekitarku. Hey! Ini benar-benar Diagon Alley! Aku berhasil!

"Lucy, ayo cepat! Kita harus segera membeli barang-barangmu sebelum jam sebelas," ucap Amos yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakangku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lucy, ayo cepat! Kita harus segera membeli barang-barangmu sebelum jam sebelas," ucap Amos yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakangku.

"Jam sebelas?"

"Kereta Hogwarts akan berangkat jam sebelas, Lucy," sahut Cedric sembari menggandeng tangan mungilku di sisinya. Seolah menjagaku agar aku tak menghilang terseret arus orang-orang yang lewat.

The Other SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang