27. rencana yang gagal

492 105 92
                                    

Elang dan yang lainnya tampak menikmati liburan mereka di Bali. Kecuali Gavin, satu-satunya orang yang tampak tak bersemangat dan ingin segera pulang ke Jakarta. Tapi Gavin tidak memberitahu yang lain bahwa dia ingin segera pulang, takut itu mengganggu momen bahagia mereka di sini. Sedang kepulangan ke Jakarta tinggal lima hari, mereka baru dua hari berada di Bali. Masih banyak tempat yang ingin dikunjungi.

Ada sesuatu yang mengganggu pikiran Gavin. Otaknya dipenuhi oleh bayang-bayang seseorang. Dia sedang memikirkan Jian. Sejak pertama kali menapakkan kaki di Bali, yang dia pikirkan hanya gadis itu. Dia merindukan Jian.

Setiap orang tentu memiliki rahasia sendiri, tidak ingin berbagi pada sahabat terdekat sekalipun. Gavin juga begitu, dia menyimpan rahasianya sendiri. Dia menyukai Jian, dia mencintai Jian sejak pertama kali gadis itu datang ke gerhana. Jian yang periang, Jian yang memiliki aura positif di wajah cantiknya, benar-benar menarik perhatian Gavin.

Awalnya Gavin pikir itu hanya perasaan sesaat saja, karena Jian masih baru di gerhana. Gavin hanya penasaran tentang sosok yang membuat heboh penghuni gerhana di hari pertama dia datang itu. tapi semakin Gavin mengenal sosok Jian, dia semakin tertarik pada gadis itu. pupus rencananya untuk menganggap Jian sebagai adik saja, karena nyatanya hati Gavin menginginkan yang lain, Gavin ingin Jian menjadi kekasihnya.

Namun, Gavin memutuskan untuk tidak mengungkapkan perasaannya pada Jian, dia takut itu akan merusak hubungan persahabatan mereka di gerhana, dia juga takut Jian akan menolaknya. Sepertinya ini belum waktu yang tepat.

Tapi hari itu Gavin dibuat dilema saat Alby curhat padanya kalau dia juga menyukai Jian. Alby sedang menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya. Alby ingin menjadikan Jian istrinya. Iya, dibanding Gavin, Alby memang lebih siap dalam segala hal. Dia sudah punya pekerjaan, dia sudah memiliki tabungan membeli rumah. Alby adalah orang yang baik dan dewasa. Tentu akan sulit menolak Alby yang sudah mapan itu.

Gavin tidak ingin mengalah, tapi kenapa dia sudah yakin kalau dia akan kalah sebelum perang dimulai. Dia merasa Alby adalah saingan yang berat.

"Bang!"

Gavin kaget saat Elang muncul dan menepuk bahunya dari belakang. "Melamun aja lo." Kata Elang lalu duduk di samping Gavin. saat ini mereka ada di balkon kamar. Posisi yang bagus karena dari sana mereka bisa melihat pantai. Malam hari pantai masih ramai dengan pengunjung.

"Lagi mikirin apa, bang?" tanya Elang seraya menyodorkan sebotol minuman pada Gavin.

"Nggak ada, lagi liatin pantai aja." Gavin membuka botol minuman itu dan meminum isinya. "Lang, gue boleh minta pendapat lo nggak?" tanynya tiba-tiba. Dia berpikir barangkali Elang bisa memberi solusi meski pria itu lebih muda darinya.

"Soal apa?"

"Jadi sebenarnya, gue lagi suka sama seseorang—," belum selesai Gavin dengan kalimatnya, Elang sudah memasang wajah kaget.

"Serius, bang?" Tanyanya antusias

"Lo kenapa kaget sih anjir?"

"Bang, gue nggak nyangka ternyata lo bisa suka sama orang juga. Tapi itu cewek, kan?"

"Iya cewek lah, lo pikir gue homo, sialan lo."

Elang tertawa keras. "Ya gimana, selama gue kenal lo, gue nggak pernah liat lo dekat sama cewek, lo terlalu cuek sama gadis-gadis cantik yang berkeliaran di dekat lo selama ini."

"Secantik apapun mereka, nggak ada yang bikin hati gue bergetar kecuali yang satu ini." Kata Gavin dengan senyum malu-malu

"Terus ...terus gimana bang, lo udah ngungkapin perasaan lo?"

Gavin menggeleng cepat. "Masalahnya, sahabat gue juga suka sama dia, Gue jadi ragu mau ngungkapin, gue merasa nggak ada apa-apanya dibanding dia, kayanya gue bakal kalah sebelum perang."

Elang menggelengkan kepala tak habis pikir, seorang Gavin yang ia kenal tegas selama ini ternyata bisa pesimis juga karena cinta. "Lo melupakan point pentingnya bang, sehebat apapun teman lo, belum tentu dia akan dipilih gadis itu, mungkin saja tipe pria yang diinginkan gadis itu adalah lo, keputusan ada di tangan dia. Ungkapin aja dulu, lo juga orang yang hebat, bang. Nggak ada yang bisa nolak pesona lo."

Gavin seperti mendapatkan secercah harapan mendengar perkataan Elang. Dia mulai optimis, dia semakin tidak sabar segera pulang ke Jakarta dan bertemu Jian.

"Emang cewek yang lo suka siapa sih bang? Gue kenal nggak sama dia?"

"Iya, lo kenal kok sama dia, tapi nanti aja deh gue kasi tau kalo gue juga diterima ya."

Elang mengangguk, turut senang melihat Gavin yang tampak bersemangat itu. Namun, yang tidak disadari adalah kedua pemuda yang masih betah bersantai di balkon itu, menyukai gadis yang sama. Entah bagaimana jadinya andai malam itu Elang tahu bahwa orang yang disukai Gavin adalah Jian.

--oOo--



"Part lengkap tersedia di KBM app"







Bang Gavin😭

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Bang Gavin😭

KOSAN GERHANA ✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum