14. kembali ke Jakarta

516 125 77
                                    

Malam ini adalah tahun baru. Orang-orang di luar sana pasti sedang merayakan tahun baru dengan penuh suka cita. Tapi Jian di sini, dengan ketujuh pemuda tampan di taman belakang rumah Gavin. mereka duduk di sebuah kursi panjang dan di depannya ada meja kayu berbentuk persegi panjang juga.

Mereka hanya duduk mengobrol sambil menikmati jajanan buatan tante Hana dan tiga piring sate ayam. Tidak ada kesan kalau mereka merayakan tahun baru, benar-benar hanya mengobrol santai saja. Tentu saja mereka ingin menjaga perasaan Gavin dan keluarganya yang masih berkabung.

Yang lainnya juga benar-benar ikhlas meski malam ini tidak merayakan tahun baru dan menggagalkan semua rencana mereka sebelumnya. Bagi mereka berada di samping Gavin sekarang lebih penting. Jian benar-benar salut dengan persahabatan orang-orang ini. dia juga merasa beruntung bisa mengenal dan menjadi bagian dari mereka.

"Gue harus kembali ke Jakarta besok, soalnya lusa itu udah langsung kerja dan kerjaan pasti numpuk. Maaf ya gue harus balik duluan." Kata Alby

"Iya bang gapapa. Gue udah makasih lo mau dateng ke sini." Kata Gavin

"Bang Gavin sendiri kapan mau balik ke Jakarta?" tanya Byan

"kayanya kalo udah tujuh harian ayah gue deh."

"Kalo gitu gue pulangnya bareng bang Gavin juga deh." Timpal Jian

"NGGAK."

"NGGAk."

Elang dan Shakeel kompak berteriak dan melotot ke arah Jian, anak gadis itu sampai terlonjak kaget

"Lo bolos kuliah, gue pites pala lo." Kata Elang galak

"Dih kok ngamuk. Kan kita beda jurusan suka-suka gue lah mau bolos apa enggak." Jian terlihat kesal

Gavin tertawa melihatnya. "Lo pulang bareng mereka aja Ji, gue gapapa kok di sini." Kata Gavin

"Tuh dengerin omongan bang Gavin." Kata Shakeel yang dibalas juluran lidah oleh Jian.

Malam itu meski mereka tidak merayakan tahun baru tapi tetap seru, soalnya malam itu mereka habiskan mengobrol banyak hal. Dari cerita horor sampai cerita lucu. Dan Jian merasa semakin dekat dengan yang lainnya sejak malam itu. tapi satu hal yang menarik perhatian dia malam itu, Zhafir tidak seceria biasanya. Dia merespons obrolan sekedarnya saja.

Zhafir kenapa ya? kok mukanya sedih begitu? Jian jadi ikutan sedih melihat orang paling baik padanya itu sedih, Mau bertanya ada masalah apa tapi ini bukan waktu yang tepat.

Jam dua malam mereka baru masuk ke dalam rumah dan pergi ke kamar masing-masing. omong-omong sejak kedatangan yang lainnya, Jian berbagi kamar dengan Vina sekarang. Yang kamar tamu di tempati Alby, Shakeel dan Elang. Sedang Zhafir, Juna dan Byan tidur di kamar Gavin.

"Jian!" Elang memanggil nama Jian sebelum anak gadis itu masuk ke kamar Vina

"Apaan?"

Elang tersenyum lalu mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. Sebuah kotak perhiasan kecil berwarna putih dan di dalamya berisi kalung yang cantik. "Buat lo. Gue pasangin ya." kata Elang terus memasang kalung itu di leher Jian.

"Kenapa tiba-tiba lo ngasi gue kalung?"

"Sebagai perayaan tahun baru. Selamat tahun baru ya, semoga di tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya kita bisa ngerayain tahun baru bareng." Kata Elang ambigu

"Makasih Lang, baik banget sih lo."

"Jadi kalung ini gue pilih sendiri saat kita pergi ke toko perhiasan waktu itu. mau gue kasi ke lo hari itu tapi kayanya momennya gak pas, kan itu hari ibu. Kecuali kalo lo nanti udah jadi ibu anak-anak gue baru lo bakal dapet hadiah di hari ibu juga, itu baru pas." kata Elang

"Lo kesambet ya? belajar gombalan dari mana lo, geli gue dengernya." Kata Jian dan Elang tertawa

"Tapi makasih deh buat kalungnya. Ini kalung mahal, lumayan bisa gue jual kalo suatu saat gue butuh duit."

"Awas aja kalo lo jual kalung itu. pokoknya lo harus jaga itu baik-baik. Soalnya gue udah naro hati gue di kalung itu." kata Elang

"Mulai deh, gue gibeng tau rasa lo, gombal terus. Udah sana tidur, besok mulung." Kata gue

"Yaudah lo juga tidur sana."

"Iya, lo ngapain masih berdiri di sini, sana." Kata Jian saat Elang belum pergi juga

"Ya lo masuk aja duluan baru gue pergi. gue mau mastiin lo dulu." Kata Elang

"Duh ribet banget deh." Jian akhirnya masuk ke kamar

"Dasar cewek nggak peka." Kata Elang sebelum Jian menutup pintu rapat-rapat.

---



"Part lengkap tersedia di KBM app"

KOSAN GERHANA ✔Where stories live. Discover now