Medical Robin Hood - 33

Start from the beginning
                                    

"Kenapa harus bercanda?" balas Sehun bingung.

"Ya enggak," jawab Lisa sembari mengalihkan pandangan ke arah lain. Jantungnya mendadak berdetak lebih cepat. "Cuma apa nggak apa-apa?"

"Kamu nggak mau?" Sehun balas bertanya.

"Bukannya aku nggak mau, tapi ..." Lisa mengurungkan niatnya untuk menjelaskan saat melihat sirat kekecewaan di sorot mata Sehun. "Aku ganti baju yang lebih baik dulu ya?"

"Aku tunggu," timpal Sehun.

Lisa mengganti baju dan mengoleskan make up tipis di wajahnya, jantungnya masih berdebar tidak karuan dan perutnya terasa melilit.

Pintu kamar terbuka dan Sorn masuk ke dalam kamar Lisa, ia memperhatikan penampilan Lisa dan memberikan sentuhan blush on di pipinya sebagai pelengkap. "Udah cantik, tunggu apa lagi? Kok keliatannya gugup banget."

"Sehun ajak aku ke rumahnya Kak."

Sorn mengulas senyuman menenangkannya. "Apa yang kamu khawatirkan, coba cerita sama Kakak?"

"Dia bukan orang biasa Kak, aku takut dapat penolakan dari keluarganya karena latar belakang keluarga kita."

"Percayalah, Kakak juga merasakan hal yang sama saat pertama kali Mas Deka mengajak Kakak untuk menemui orang tuanya, namun kekhawatiran Kakak sama sekali tidak terbukti. Yang paling penting dari itu semua kamu nggak sendiri, ada Sehun di sana yang nemenin kamu. Ayo buru, Sehun udah nungguin tuh dari tadi."

Lisa masih gamang, namun ia tidak ingin membiarkan Sehun menunggunya terlalu lama. "Kalau begitu aku berangkat dulu ya Kak."

"Kamu kenapa kok kayak tegang gitu?" tanya Sehun saat perjalanan menuju rumahnya semakin dekat.

"Sedikit," cicit Lisa padahal tangannya sudah keringat dingin.

"Apa pun yang terjadi nanti, satu hal yang perlu kamu tahu."

"Apa itu?"

"Aku nggak akan melepaskan kamu."

***

Lisa tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata betapa megahnya rumah seorang Oh Sehun, gerbang yang sangat besar menyambutnya, lalu halaman rumahnya terlihat begitu asri dipenuhi tanaman hias, di sisi barat terdapat beberapa gazebo kecil yang di bawahnya terdapat kolam ikan yang diisi oleh koi berukuran jumbo. Bangunan megah tiga lantai dengan empat tiang pancang berwarna krem membuat rumah itu terlihat lebih kokoh, semakin menggoyahkan nyali Lisa yang sudah ciut sejak awal.

"Adik perempuan aku lagi kuliah di Melbourne, ngambil sekolah masak. Dia punya cita-cita jadi chef andal dan buka restoran sendiri di sini setelah lulus."

"Mamamu?"

"Seringnya di rumah, Sesekali mengawasi hotel keluarga kami di Bali juga Lombok."

"Papamu?"

"Sebagian besar waktunya dia habiskan untuk mengelola Royal Raffles. Tapi untuk hari ini aku sengaja minta Papa untuk makan siang di rumah sama kita."

Pintu kayu jati berwarna cokelat gelap itu terbuka, seorang wanita paruh baya menyambut Sehun dengan senyuman hangat. "Sudha pulang Den?" sapanya.

"Iya Bi, mau ke mana?"

"Kasih makan ikan Den, ini siapa? Ayu tenan," tanyanya sembari mengamati wajah Lisa yang tersenyum kecil.

Sehun merangkul bahu Lisa dan membawa tubuhnya semakin mendekat, "Ini Lisa Bi," terangnya. "Lis, Ini Bi Narti orang yang ngurus aku dari bayi sampai sekarang ini."

"Pasti repot ngurus orang macem kamu," komentar Lisa yang membuat gelak tawa Bi Narti menguar.

"Bener Non, dari kecil Den Sehun ini nakal, Bibi sering kena omelan Nyonya jadinya."

"Jangan buka kartu gitu dong Bi!" decak Sehun, namun bibirnya tetap mengulas senyuman. "Mama di mana?"

"Nyonya lagi icip makanan di dapur. Bibi pamit dulu ya Den," ujar Bi Narti sambil berlalu.

Sehun mengajak Lisa untuk masuk lebih dalam, di meja makan terlihat Siwon yang sedang sibuk dengan tabletnya.

"Pa?" sapa Sehun. Lisa menganggukkan kepalanya singkat sebagai sapaan. Reaksi datar yang diberikan Papa Sehun membuat Lisa mengurungkan kalimat yang sudah berada di ujung lidahnya.

"Hei, Hun. Duduk," timpal Papa Sehun mempersilakan.

Sehun menarik sebuah kursi dan mempersilakan Lisa duduk, tangannya mengelus tangan Lisa yang tiba-tiba menjadi sedingin es untuk menenangkannya. Dari sini Lisa bisa mendengar suara Mama Sehun yang sedang berkomentar mengenai sop iga yang terlalu berminyak. Gerutuannya semakin lama terdengar semakin dekat, membuat jantung Lisa kembali berolahraga.

"Hei, Hun? Ada ap⸺" Perkataan Sooyoung terputus saat melihat sosok Lisa di hadapannya.

"Siapa dia?" tanya Sooyoung heran.

Lisa mencoba menampilkan senyum terbaiknya. "Perkenalkan, saya Lisa, rekan kerja Sehun."

Sehun menatap Lisa yang terlihat menelan salivanya terlampau sering karena gugup. "Dia bukan cuma rekan kerja Ma. Tapi pacar aku juga. Dan aku bawa dia ke sini untuk mengenalkan dia ke kalian."

Hening. Tidak ada respon yang berarti. Siwon hanya melirik ke arah istrinya yang menatapnya dengan pandangan tidak suka. "Kamu tau soal ini?" tanyanya ketus.

Siwon mengangkat bahunya dan kembali tenggelam dalam tabletnya

"Hola everyone!" Sebuah suara melengking menggema diikuti oleh suara roda koper yang beradu dengan lantai. Dari arah pintu depan, muncul dua orang perempuan cantik.

"Mama! I'm home!" salah satu perempuan itu memekik riang dan memeluk Sooyoung erat. Sementara perempuan lainnya berdiri dengan kikuk di sisi meja makan dan menatap penuh kekaguman ke arah Sehun tanpa berkedip.

"Sejeong, lo kok pulang?" tanya Sehun heran.

"Emang kenapa? Ini kan rumah gue juga. Nggak suka lo?" balasnya ketus lalu memeletkan lidah.

"Itu siapa?" tanya Sooyoung pada satu perempuan yang lain.

Seojong segera menghampiri perempuan itu dan membawanya mendekat pada sang Mama. "Ini Chungha, temen kuliahku yang aku ceritain itu," terang Sejeong.

Senyum Sooyoung merekah, dan tangannya tergerak untuk mengelus kedua pundak Chungha. "Chungha, kamu cantik sekali Nak, jauh lebih cantik dari yang Sejeong ceritakan," pujinya. "Calon menantu idaman."

Lisa termangu, kalimat penolakan amat tersirat yang terlontar dari bibir Sooyoung membuatnya tersadar bahwa di sini bukanlah tempatnya.

"Maaf," ucap Sehun tidak enak hati dalam perjalanan mengantar Lisa pulang. Ia tidak menyangka Mamanya akan bersikap sekejam itu terhadap Lisa. Bahkan di meja makan tadi ia hanya terus-menerus terfokus pada Chungha dan mengabaikan Lisa.

"It's okay. Nggak perlu minta maaf karena sejak awal aku tahu posisiku," jawab Lisa getir.

"Sikap Mama nggak akan mengubah apa pun Lis, aku tetap nggak akan melepaskan kamu."

"Jangan berbicara mengenai sesuatu yang nggak bisa kamu lakukan Hun," timpal Lisa. "Di sana bukan tempat aku."

"Di sana memang bukan tempat kamu. Karena tempat kamu di hati aku Lis," balas Sehun.

Lisa tersenyum, hanya sedikit hingga hanya bagian kanan atas bibirnya saja yang tersungging. "Jangan berusaha terlalu keras, atau usaha mu itu mungkin akan menyakitimu," balas Lisa parau. "Dan menyakiti kita."

"I'll never let you go, no matter what."

Medical Robin Hood | Lisa X SehunWhere stories live. Discover now