Anak kecil yang di panggil Nanda itu menghampiri sang ibu, setelah menengok.

"Nanda nakal ya, mbak?"

"Eh, nggak kok bu. Nanda anak cantik. Justru tadi saya nggak sengaja nabrak adeknya, saya minta maaf" Irish jadi merasa sungkan

Ibu itu tersenyum, "nggak apa-apa. Saya juga minta maaf mungkin Nanda nya lari-lari jadi ketabrak deh"

Setelah berbasa-basi sedikit, Ibu itu pamit untuk menemui tamu yang lain. Ternyata ia adalah orang tua dari mempelai wanita.

Irish memilih duduk untuk membersihkan sepatunya yang terasa lengket, dan ketika menunduk ia melihat sepasang kaki dengan sepatu pantofel tengah berdiri tepat di hadapannya

Gadis itu mendongak, lalu tersenyum kikuk saat mendapati Sekala tengah menatapnya, "eh, ada pak Sekala. Lagi ngapain pak disini?"

"Nyapu halaman"

"Ha ha ha, bapak ternyata suka becanda ya"

"Kamu sedang apa?" Sekala mengabaikan kalimat Irish sebelumnya, dan lebih tertarik untuk bertanya.

"Ini ke tumpahan minum, tadi saya nggak sengaja nabrak anak kecil"

"Kamu itu ceroboh sekali ya?" Ucapan Sekala membuat Irish mencebikkan bibir, meski memang ucapan itu benar

"Namanya juga musibah pak. Kita kan nggak tau apa yang bakal terjadi, bahkan sedetik berikutnya"

"Kamu temannya Ratih?" Sekala duduk di kursi samping Irish, membuat gadis itu grogi

"Eh, bukan yang Ratih" Irish lihat Sekala menganggukkan kepala, terserah laki-laki itu berspekulasi seperti apa asal tidak bertanya lebih lanjut kenapa dan bersama siapa Irish ada disini.

Mengingat Rean, ia mengedarkan pandangan untuk mencari sosok itu, lalu menghela nafas saat melihat Rean tengah sibuk bersama teman-temannya di atas pelaminan.

"Bapak mau makan? Biar saya ambilin ya" tanpa menunggu jawaban dosennya itu, Irish bergegas mengambil dua porsi gado-gado. Sudah seperti istri yang melayani suaminya, belum?

Irish terkikik pelan karena pemikirannya. Setelah meletakkan makanan tersebut, ia kembali duduk dan bersiap menikmati gado-gado miliknya

"Selain ceroboh, kamu juga tidak mendengarkan jawaban orang yang kamu tanyai terlebih dahulu ya?. Bagaimana kalau ternyata saya sudah makan? Jadi mubadzir kan makanannya?" Gadis itu meringis, lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Bapak udah makan ya?. Maaf deh, niat saya kan baik, mau belajar buat jadi istri idaman buat pak Sekala"

Sekala kembali menatap Irish takjub, bisa-bisanya gadis itu berkata demikian dengan santainya. Sedangkan Irish yang menyadari Sekala tengah menatapnya hanya tersenyum lebar.

Laki-laki itu menghela nafas, memilih makan gado-gado yang sudah terlanjur ada di depannya meski perutnya terasa kenyang

Mereka makan dalam diam, hingga setelahnya Sekala tiba-tiba menghentikan aktifitasnya dan berdiri. Irish refleks ikut berdiri, mengikuti dosennya yang seperti berjalan pada parkiran mobil.

Ah, gadis itu jadi punya ide cemerlang.

Irish buru-buru masuk kedalam mobil laki-laki itu, hingga Sekala menyadari orang lain berada di sana

"Kamu ngapain?"

"Ikut pak Sekala"

Lelaki itu menghela nafas lelah, "Kenapa kamu terus mengikuti saya?"

"Ya karena saya suka sama pak Sekala" jawab Irish enteng sembari memasang seatbelt.

Sedangkan Sekala berdecak kesal, hidupnya akhir-akhir ini selalu berkaitan dengan Irish

u n f a i rWhere stories live. Discover now