Lucifer : 34

Beginne am Anfang
                                    

"Yang Mulia—" Beberapa orang dari faksi bangsawan kembali protes, tapi Jeno langsung menyelanya. "Tapi, setelah saya telusuri keadaan keuangan keluarga Baron, mereka bahkan tidak bisa membeli permata yang bagus untuk debutante putri mereka. Jadi, sangat mustahil Baron Jannette bisa membeli perizinan untuk mengebor minyak. Lalu, dari mana asal uang mereka?"

Jeno berjalan ke arah Ibu Ratu yang menatapnya nyalang, "Saya melihat pembukuan Istana Ratu dan menemukan banyak sekali pengeluaran yang tidak masuk akal. Belum lagi pengeluaran dengan uang pribadi. Saya sangat penasaran, apakah pekerjaan sampingan Anda sebagai pembisnis, Ibu Ratu? Kenapa Anda memberikan uang yang seharusnya digunakkan untuk keperluan Istana untuk Baron Jannette?"

"Saya menolak tuduhan tak berdasar Anda yang Mulia. Saya tidak ada hubungannya dengan kasus Pulau Wend."

"Benarkah? Tapi kenapa Anda harus repot-repot memecat seluruh pengawai dan pejabat setelah ledakan itu terjadi?"

"Sudah jelas karena mereka tidak kompeten," ujar Ratu Eleanor, berusaha tenang.

"Hakim Agung, apa saya boleh memanggil saksi tambahan?"

"Silakan, Yang Mulia."

Jeno langsung mengkode beberapa orang untuk masuk ke pengadilan. Orang tersebut menoleh dengan gemetar ke arah Ratu Eleanor. Wajah renta yang berusaha tenang itu, langsung mengeras setelah melihat beberapa orang yang dulu ia mutasi ke pulau lain agar tidak meninggalkan jejak. 'Bagaimana bisa Jeno menemukan orang-orang ini?'

"Mereka adalah orang-orang yang bertransaksi dengan Grand Duke Reymond. Grand Duke sebagai tangan kanan Ibu Ratu membuat banyak binis dengan identitas palsu. Mereka berdagang dan menjual beberapa barang secara ilegal. Kejadian Pulau Wend sepenuhnya adalah tanggung jawab Ibu Ratu dan Grand Duke Reymond sebagai pemilik bisnis dari pusat pengeboran minyak."

"Putra Mahkota, lancang sekali Anda!" Ibu Ratu berdiri dari kursinya, namun langsung ditahan oleh penjaga.

Jeno tersenyum sinis. "Untuk lebih lengkapnya, saksi yang saya bawa akan menjelaskannya secara detail. Saya juga meminta investigasi dilakukan untuk melihat bisnis apa saja yang Ibu Ratu lakukan di luar sana, karena selama ini beliau tidak membayar pajak sebagai pemilik bisnis." Setelah mengatakan itu, Jeno kembali ke tempatnya.

"Putra Mahkota menang telak," ujar Emerlad yang berada tak jauh dari tempat duduk Grace. Para saksi menjelaskan secara rinci detail transaksi, sehingga Ibu Ratu tidak bisa membantah satu pun.

Grace tahu Jeno memang luar biasa. Pria itu bahkan tidak gentar saat dipojokkan oleh faksi bangsawan yang memihak Ibu Ratu. Susunan dari rencana Jeno sangat sempurna. Ia bahkan berpikir untuk merevisi undang-undang terlebih dahulu, agar rencana kedepannya tidak ada hambatan.

Setelah menunggu selama tujuh jam untuk mengkonfirmasi bukti dan menggeledah kantor kerja Ibu Ratu, pengadilan pun memutuskan hukuman mati. Seluruh keluarga Mandesa dilengserkan dan dipenggal tangan dan kaki mereka. Grand Duke Reymond menyerahkan daerah kekuasannya dan akan dipenggal bersama Ibu Ratu.

Seluruh orang yang mendengar jatuhnya hukuman gemetar, mengingat untuk pertama kalinya keluarga kerajaan dihukum mati di hadapan rakyat.

"Calon Raja kita sangat kuat," ujar salah satu bangsawan yang ikut menonton pengadilan. Sidang tidak berhenti sampai di sana. Atas izin Jef Narenth seluruh sistem pemerintahan akan dirombak, bahkan ada rumor bahwa Jeno berniat mengubah sistem kerajaan menjadi kekaisaran ketika ia dinobatkan menjadi raja.

Manuala adalah Negara yang sangat luas. Jika Grace ibaratkan, luas Manuala melebihi luas sebuah benua besar. Jika Manuala masih menganut sistem kerajaan, akan sangat sulit jika harus menghadapi perang di masa yang akan datang. Untuk itu, tercipta rumor bahwa Yang Mulia Putra Mahkota berniat menata sistem politik dan membagi beberapa wilayah untuk dipengang oleh masing-masing pimpinan.

The Lucifer Prince Who Fell For MeWo Geschichten leben. Entdecke jetzt