5. Hilang

4.8K 587 32
                                    

Hayoloh.... Siapa yang gak vote dan komentar?

Ga ada vote dan komentar, ga ada update *˙︶˙* /ketawa jahad

...

~Happy reading~


Jeno yang tadinya sedang sarapan dengan tenang terpaksa berdiri karena ada panggilan masuk di ponselnya.
Ia meraih benda pipih itu, dilihatnya nama 'Mark hyung' yang tertera jelas dilayar ponsel, tak membuang waktu, ia segera menekan ikon hijau .

"Yeoboseo? "

"Ada apa hyung?"

"Renjun hilang!"

Jeno sebenarnya terkejut dengan hal itu, namun ia segera mengubah mimik wajah nya seperti semula. Toh dia tak peduli.

"Lalu kami harus apa?" Ujar Jeno sembari merotasikan bola matanya malas.

"Tolong, sekali saja jangan bersikap seperti ini. Jika penggemar kalian tahu bahwa sikap kalian seperti ini, mereka pasti amat kecewa" Sungguh, Jeno sedikit tertohok dengan seuntai kalimat yang dikatakan Mark. Sebenarnya ucapan Mark ada benarnya, namun ego dan gengsi yang dia miliki jauh lebih besar.

"Kami tidak akan membantu, sudahlah kumatikan sambungan nya"

*Tut!

Jeno menghela nafas kasar, sungguh ia sangat pening.

"Dasar merepotkan"

Ia kembali ke ruang makan.
Jaemin yang duduk di dekatnya pun bertanya. "Ada apa?"

Jeno menggidik kan bahunya "Pria sialan itu hilang"

Ke empat member itu sontak melotot kan matanya "Ha?"

"Mark hyung yang menelfonku dan mengatakan nya, biar saja itu urusan pihak agensi kan?" Ujar Jeno dengan nada santai. Member lain mengangguk lalu melanjutkan acara makan nya. Namun tidak dengan Jisung, pemuda itu memasang mimik yang tak dapat dibaca. Ia menggigit bibir bawahnya gugup.

"Tapi hyung. . . Tidak kah kita harus membantu mencari?" Jisung angkat suara dengan ragu, anggota termuda itu menunduk.
Sedangkan Jeno, Haechan, Jaemin, dan Chenle sudah mengernyitkan dahi mereka.
Ada apa? Kenapa Jisung jadi peduli?

"Kenapa? Kau ingin membela nya?" Sinis Haechan dengan nada yang tak pernah terarah pada Jisung sebelumnya. Hal itu membuat Jisung menunduk sembari memainkan ke sepuluh jarinya.

"Hyung. . .aku ingin mengakui sesuatu tentang. . .tentang kertas koreografi di meja ruang mediamu" Jisung menjelaskan dengan takut-takut. Haechan semakin mengerutkan kening nya.

"Maksudmu?"

"A. . .aku. . .aku yang. . .aku yang merusak nya karena tak sengaja menyenggol gelas kopi saat hendak meminjam cas ponsel mu" Pria Park itu meremat jemarinya gugup sembari menatap Haechan yang memasang wajah datar. "Maaf hyung, Jisung yang salah"

"Tak apa"

Apa?!

Jisung lantas melotot dengan apa yang terlontar dari mulut seorang Lee Haechan. Yang benar saja! Ia memaafkan Jisung dengan begitu mudahnya, sedangkan Renjun yang tak salah sampai ia bentak-bentak begitu.
Tolong Jisung, Jisung benar-benar tak mengerti.

"Aku bersyukur kertas koreo ku di rusak oleh orang yang lebih punya harga diri.
lagi pula, aku senang bisa memarahinya" Ujar Haechan dengan bangga. Member lain malah tersenyum miring kecuali Jisung.

"Aku sudah selesai, Jisung duluan ke kamar ya Hyungdeul"  Jisung beranjak dari duduk nya dan pergi ke kamar.
Para member yang terisisa hanya menatap tak mengerti pada maknae itu.

Sesampainya di kamar, Jisung merebahkan tubuhnya di atas kasur.
Tangan jenjang itu terulur untuk mengambil ponsel canggihnya di atas nakas, ingin membuka media dan menghapus rasa bosan nya yang tiba-tiba saja datang.

Namun baru saja ingin menekan salah satu topik vidio di layar ponsel, sebuah notifikasi pesan masuk, membuat Jisung mengurungkan niatnya.
Ia buka pesan tersebut, matanya membola setelah membaca dan melihat gambar yang terkirim di sana.

Gambar yang menunjuk kan kondisi Renjun yang tengah pingsan dengan ikatan tali di tubuhnya, tubuh ringkih itu diikat pada sebuah tiang yang kokoh.

Dan mirisnya lagi, Jisung tahu persis siapa yang mengirim pesan tersebut.

'Hai Jisung-ie, lihatkan? Aku berhasil mengambil apa yang aku mau'
.
.
.•.
.
.

Gadis bersurai almond itu tertawa keras, tawa yang mewakili betapa bahagia nya gadis itu saat ini.
Ia meraih dagu milik pria didepan nya lalu mengangkat nya pelan. Membuat pria yang baru saja mendapat kesadaran nya kembali itu panik bukan main.

"Siapa. . .k. .kau!? Lepas!" Huang Renjun. pria itu bergetar saat mengetahui kondisinya saat ini.
Diikat pada sebuah tiang dengan sangat kuat, ia mengedarkan pandangan nya dan betapa terkejutnya dia karena ruangan ini penuh dengan foto-foto dirinya yang tertempel di dinding.
Renjun terpaku, apa-apaan ini semua?

Ia mencoba merangkai kejadian apa yang terjadi hari ini, setelah mengingat semuanya ia kembali memasang wajah panik nan takutnya.
Gadis di depan nya perlahan mendekat, ia tersenyum dengan sangat manis pada Renjun, namun terlihat sangat menyeramkan dimata Renjun.

"Si. . Siapa kau?! Lepaskan aku!!!"

"Aku penggemarmu oppa~" Gadis itu semakin mendekatkan tubuhnya, tersenyum lalu membisikan sesuatu di telinga Renjun. Membuat pria itu bergidik ketakutan.

"Aku penggemarmu, yang  sudah  gila karena menginginkan mu"

TBC.

Annyeong👋 gimana kabarnya? Semoga kalian sehat terus ya:)

Jangan bosen buat vote dan komen ya😄 aku tunggu loh ini hehe.

Semangat beraktifitas semua:)

Sayang kalian❤

Uri Renjun ✔Where stories live. Discover now