Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
∞
"Lo pacarnya Yuri ya?"
Taeyong hampir terjungkal, bagaimana tidak? Ia baru saja keluar dari toilet tapi tiba-tiba Yena bersuara di belakangnya. Melontarkan pertanyaan aneh pula.
"Maaf?" Taeyong mengerutkan dahi tak paham membuat Yena berdecak. Lalu gadis itu berjalan mendekat sambil bersedekap.
"Lo ngapain waktu itu? Pake ngintip ngintip di balik semak semak. Ngintipin siapa? Yuri kan?"
Taeyong mengerjap gugup, "k-kemarin saya kehabisan tiket, j-jadi terpaksa menyelinap."
"Pfft!" Yena hampir terbahak mendengar pengakuan tak masuk akal pria di hadapannya ini, "acaranya gratis, gapake tiket. Kalo mau nonton ya tinggal nonton aja gausah sembunyi sembunyi."
Taeyong langsung menggaruk tengkuk yang tak gatal, karena malu ia tersenyum kecut.
"Beneran pacarnya Yuri??"
Taeyong lekas menggeleng cepat membantah tuduhan tersebut, "bukan!"
Baik Yena dan Taeyong sama sama menoleh, mendapati Hyunsuk berdiri di ujung tangga lantai dua memandangi mereka dengan mata menyipit.
Taeyong diam-diam menghela nafas lega, sementara Yena masih melekatkan tatapannya pada pria itu tanpa menjawab Sang kekasih yang bertanya.
"Eum, saya mohon permisi.." lanjut Taeyong meninggalkan Yena dan Hyunsuk ke bawah. Ia berjalan begitu saja tanpa menoleh dan mengatakan hal yang lain, menyisakan dua remaja di sana yang memasang raut bingung. Sementara itu Hyunsuk segera menghampiri gadisnya di depan toilet.
"Ada apaan sih?"
Yena mengangkat bahu acuh, "gatau. Aneh dia," jawabnya masih dengan wajah mengerut. Tak lupa bibirnya dikerucutkan seperti bebek membuat Si lelaki tak jadi interogasi dan malah gemas. Lantas dicubit pipi Yena lalu diacak pucuk kepalanya. Setelah itu keduanya masuk ke dalam kamar untuk beristirahat sebentar.
