mine | 10. Belum

319 70 4
                                    

∞

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Yena menatap kesal ke arah jam dinding di kamar tidurnya yang menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.

Gadis itu sudah menunggu lama tapi kekasih tak kunjung pulang, telpon tak diangkat, pesan tak dibalas, Hyunsuk membuat Yena khawatir.

"Sepuluh kosong dua," gumamnya. Yena akan terus menghitung sampai lelaki itu datang, bahkan sampai lidahnya kram sekalipun ia tidak akan berhenti.

"Sepuluh sepuluh."

"Sepuluh empat belas."

"Sepuluh dua sa—"

Yena berhenti, seketika pupil melebar melihat kenop pintu yang bergerak turun menandakan seseorang dari luar akan masuk, dan begitu itu terbuka, bantal besar yang sedari tadi dipangkunya ia lempar ke arah sana, mendarat tepat di wajah mungil Hyunsuk.

Hyunsuk langsung tertawa lucu, sejak perjalanan ke kamar memang dia sudah mengira ini akan terjadi karena Yena menunggunya lama. Benar kan, kedatangannya langsung disambut oleh serangan bantal besar.


Hyunsuk membungkukkan tubuhnya dan mengambil bantal tadi di lantai, sesaat setelah ia kembali berdiri bukan lagi bantal yang menerjang dirinya melainkan Si gadis, Yena. Tentu bantal yang sudah Hyunsuk genggam tadi kembali terjatuh, tubuhnya hampir terhuyung ke belakang sebab gadis itu memeluk erat dirinya dengan kedua kaki yang dilingkarkan di pinggangnya hingga posisinya saat ini seperti seekor koala.

"Lama!"

Hyunsuk dibuat gemas lagi, lantas tangannya ia angkat menopang tubuh Yena agar tak terjatuh, lalu berjalan perlahan ke kasur mendudukkannya kembali. Ia terkekeh.

"Maaf, kan gue harus rapat."

"Ya masa rapat sampe jam setengah sepuluh malem? Kantor macam apa yang belom mulangin karyawannya jam segini? Apalagi lo kan tamu!"

"Ini gue rapatnya di kantor agensi artis loh Yen, jam segini masih rame sana tuh."

Yena mencebik, "ck. Padahal gue udah curiga lo dipaksa pulang bareng Ryujin." Mendengarnya Hyunsuk tertawa lagi.

"Ahhahah ya kali! Ryujin bahkan udah ga sama gue sejak pulang kampus, gue pulang bareng Bang Niel tadi!"

"Tumben banget, biasanya gatel."

"Gue emang sengaja sih, pengen agak menjauh dari dia dulu pelan pelan.."

Pernyataan tersebut membuat Yena mengangkat kedua alisnya, "beneran??"

Hyunsuk mengangguk kemudian terkekeh gemas mengusap pucuk kepala gadis itu, "gemes banget. Iyaa beneran. Sampe gue tau kalo pelakunya emang bukan dia gue gamau percaya banyak sama dia dulu. Lo pasti bakal dukung keputusan gue kan?"

MINE : slowmotion 2.O - Choi YenaKde žijí příběhy. Začni objevovat