mine | 05. Menemui Beliau

369 76 15
                                    

∞

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kita dapet laporan dari cabang Tiongkok." Salah seorang peserta rapat berdiri di tempatnya. Mengalihkan atensi seluruh penghuni ruang meeting untuk mendengarkan penuturan singkat dari beliau. Termasuk tuan Choi, Si bos besar.

"Dipersilahkan tempat dan waktunya, pak Jung."

Pria tadi berdehem, kemudian mengangkat tablet yang dipegangnya sedari tadi menghadap ke depan. "Karyawan, bahkan para pekerja yang bertugas di departemen pembangunan lapor sama kita pak, pasokan bahan bangunan menurun drastis, mereka mengeluh bahannya bukan dari bahan yang berkualitas, sehingga pekerja tidak bisa melanjutkan pembangunan proyek kita disana. Pihak sana membutuhkan pemasukan keuangan lebih pak, tapi keuangan kita dan kantor pusat juga sudah mulai berkurang. Perusahaan tetangga belum menandatangani kontrak baru dengan kita," jelasnya panjang lebar. Membungkam mulut seluruh peserta rapat di dalam. Semuanya mulai bergelut dengan pikiran masing-masing.

"Pak, sepertinya pihak tetangga bakal membatalkan kerjasama dengan kita. Saya kemarin sempat denger pembicaraan beberapa karyawan mereka, katanya sudah punya daftar perusahaan baru yang ingin diajak kerjasama," ungkap peserta lain ikut berdiri. Membuat Tuan Choi semakin merasa pusing.

"Bener bener gabisa masok Tiongkok saat ini?" tanyanya beralih pada Pak Jung yang berbicara tadi. Pria berjas hitam tersebut menggeleng.

"Masih ada Kuala Lumpur, Jakarta, Bangkok, sama Melbourne yang membutuhkan pasokan dana. Dan disana juga mereka belum bisa melanjutkan pembangunan permukiman elit kita, Pak."

Suasana di ruangan mulai sedikit ricuh, beberapa peserta saling berbisik mengeluh karena kualitas perusahaan semakin hari semakin menurun. Begitupun juga dengan Tuan Choi selaku pemilik atas segalanya. Tiba-tiba masalah datang, perusahaan tetangga yang beberapa bulan lalu ia tawarkan kerjasama ternyata menolak mereka, membuat pasokan keuangan di perusahaan pusat jadi menurun, hingga berdampak pada perusahaan dan cabang lain di luar negeri.

Semuanya pusing, para karyawan dan manager mulai bergosip ria, takut Jika harga penjualan tanah, bangunan; perumahan elit, apartemen, dan pusat perbelanjaan harus ikut turun dan tidak ada pemasukan uang. Akhirnya, mereka gulung tikar.

Sedang rumitnya berdiskusi, seorang asisten mengetuk pintu dan langsung masuk ke dalam ruangan. "Pak, CEO perusahaan Leecp Corp ingin bertemu dengan Bapak," ucapnya. Tuan Choi mengerutkan dahi.

"Leecp? Gongwoo?"

Melihat asisten tersebut mengangguk membenarkan membuat Tuan Choi seketika terkesiap. Lantas buru-buru mengakhiri rapat yang sedang berlangsung.

"Meeting kita lanjut minggu depan. Saya ada urusan," tutupnya merapikan berkas berkas di meja. Satu persatu peserta yang tadinya duduk nyaman di kursi pun berjalan bergantian keluar ruangan, meninggalkan Tuan Choi dan Sang asisten yang langsung membereskan meja kursi di dalam. Barulah setelah selesai tamu tadi dipersilahkan masuk.

MINE : slowmotion 2.O - Choi YenaWhere stories live. Discover now