“Bohong banget, itu apa di leher? Siapa yang cupang lo?” tanya Sungjin.

“Hah? Ini gi-gigit nyamuk.” gugup Jae sembari mengusap lehernya yang menjadi pusat perhatian Sungjin.


Akibat jawaban konyol itu, Sungjin memberikan tatapan mengejek kearah Jae dan menahan tawanya, berhubung ia masih ingin bekerja di kantor ini ia cari aman, daripada ia dipecat hanya karena perkara ia menertawai atasannya sendiri.


“Iya, nyamuk. Nyamuk gede maksud lo?” ejek Sungjin.


BUG


Spontan Jae melempari Sungjin menggunakan bantal sofa yang sedaritadi ia pangku, sedangkan Sungjin tertawa lepas yang sudah sedaritadi ia tahan. Mengerjai Jae adalah salah satu kebiasaannya sejak dulu, karena Jae sangat kaku dalam hal apapun sehingga membuat para gadis-gadis tidak betah dengannya.


“Udah sih, jujur aja. Siapa pelakunya? Enggak mungkin Divanka, ‘kan?” tanya Sungjin.

“Ya kalau bukan Divanka, siapa lagi coba?” balas Jae.


Kedua mata bulat milik Sungjin semakin membulat setelah paham beberapa detik dengan ucapan Jae, ia menelan salivanya kasar dan terus memandangi Jae yang sibuk dengan ponselnya bahkan dia berdiri dari duduknya seperti hendak pergi dari kantor.


“Gue duluan, ya? Gue ada janji sama Divanka.” ucap Jae.

“Lo kesini cuma buat pamer tato buatan Divanka atau gimana?” sindir Sungjin.

“Enggak, lo aja yang fokusnya kesitu. Udah, besok gue masuk, bye!” Setelah Jae berpamitan, ia langsung keluar dari ruangannya menuju lift yang akan membawanya ke lantai basement meninggalkan Sungjin seorang diri yang masih dalam keadaan shocknya.


Ini benar-benar berita yang sangat mengejutkan, dari cerita yang selama ini Sungjin dengar dari Jae, sosok Divanka sangat menakutkan dan juga dipenuhi tatapan sinis. Ia pernah bertemu Divanka sekali, ia berharap bahwa itu pertemuan pertama dan terakhir mereka karena memang semenakutkan itu Divanka.


“Gue enggak salah dengar ‘kan? Divanka?” gumamnya seorang diri.


---


Setelah dari kantor, Jae langsung menuju kesuatu butik yang jaraknya lumayan dari jauh dari posisi sebelumnya, ia turun dari mobilnya sesaat ia telah memarkirkannya di halaman butik. Ia melangkah masuk dan mencari keberadaan istri-nya itu, entah ada angin apa Divanka ingin berbelanja pakaian, tapi itu tak masalah, apapun untuk Divanka akan ia berikan.

Dan ini kali pertama Jae menemani Divanka berbelanja, maka dari itu ia begitu excited dan ingin tahu selera style Divanka seperti apa. Disaat beberapa pria bosan menemani wanitanya berbelanja, berbeda dengan Jae yang bahkan lebih bersemangat dari Divanka.


“Vanka.” panggil Jae.


Sang pemilik nama pun berbalik dan mendapati Jae berjalan kearahnya, ia pun memberikan senyuman untuk sang suami lalu menyodorkan dress berwarna biru laut kearah Jae, bermaksud ingin mendengar pendapatnya apa itu cocok untuk Divanka atau tidak.


“Gimana menurut lo?” tanya Divanka.

“Terlalu pendek.” jawab Jae singkat, padat dan jelas.


Divanka mendengus kesal, ia menyimpan kembali dress tersebut dan mulai mencari lagi dibantu oleh pegawai toko. Sebenarnya sudah ada banyak dress yang sudah di keep oleh Divanka, tapi berhubung Jae menemaninya sekarang, mau tidak mau ia harus merelakan dress kekurangan bahan itu dan membelinya lagi disaat Jae sudah masuk kantor besok.



Park Jaehyung : Not Mine? (Jae DAY6) [Completed]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum