Jangan lupa tinggalkan jejak ❤️
Ost Cakra Khan : Mencari cinta sejati
Asli sih ini enak banget, ayok putar lagunya, ya.
Dan gak kerasa ya kita sudah berada di akhir cerita teman-teman.
Happy Reading
****
"Dan saya nggak akan izinkan Diffa untuk berpindah keyakinan," sahut ayah Diffa sembari berjalan keluar restoran.
"Saya juga nggak akan izinkan Farent untuk berpindah keyakinan," ucap Asya yang berjalan di belakang keluarga Diffa.
"Papi sudah urus perpindahan kita ke tempat Nenek di Jogja, kamu lanjutkan sekolah di sana"
"Tapi, Pih-"
"Mami nggak mau dengar penolakan, Farent." final Asya membuat suasana di sana tambah mencekam.
"Rent ...." Diffa yang sedari tadi masih berdiri di samping Farent menggenggam erat jari kelingking Farent seolah-olah tak ingin berpisah.
"Mami egois tau nggak? Farent kan juga punya hak buat nolak keputusan Mami. lagian ini keputusan kalian sepihak 'kan? Kalian belum tanya pendapat aku ataupun Reano, aku anak kalian. Tolong dengerin pendapat aku juga, Mih ... Pih ...."
"Sebaiknya kamu dengarkan perkataan kedua orang tua kamu, Farent. Nggak baik membantah perkataan orang tua," sahut Ayu.
"Nenek? Kok Nenek mihak orang tua Farent sih, bukan Diffa?"
"Diffa! Yang sopan kalau berbicara sama Nenek, Pulang kamu sekarang." perintah Ayah Diffa dengan sangat tegas dan terlihat emosi dari raut wajahnya.
"Diffa mau bicara sama Farent sebentar aja, kalian tinggalin kami berdua, nanti aku nyusul Ayah sama Bunda pulang," pinta Diffa dengan tatapan sendu.
Melihat anaknya yang sudah sangat memperihatinkan, membuat Della semakin tak tega. Dia meminta tolong kepada suaminya, mertuanya serta kedua orang tua Farent untuk masuk ke dalam restoran lagi dan memberikan ruang kepada dua remaja tadi untuk menyelesaikan masalahnya .
"Apa kita kawin lari aja, Fa. Atau kabur?" ucap Farent ngasal, membuat Diffa memukul bahu Farent pelan.
"Rent ... tau nggak, kalau aku sayang banget sama kamu. Emang bener kata Bunda, jangan terlalu benci sama orang, nanti kalau sudah jatuh cinta sama dia, kita bakalan sulit ngelepasin nya."
"Fa ...." Farent di buat bingung dengan perkataan Diffa.
"Kamu jaga diri baik-baik ya, di Jogja. Cari pengganti yang lebih baik dari aku, yang bisa ngerawat kamu, yang bisa jagain kamu, yang nggak nyebelin kayak aku, dan yang pastinya kalian seiman. Aku cinta banget sama kamu, tapi aku tau, aku nggak bisa ngerebut kamu dari Tuhan kamu."
"Jaga diri baik-baik ya ganteng, sampai ketemu lagi di titik terbaik menurut takdir," Diffa menyelesaikan kalimatnya dengan senyuman dan meneteskan air matanya kemudian berjalan pergi menuju ke arah restoran untuk pergi pulang bersama orangtuanya, saat berjalan air mata Diffa tak henti-hentinya untuk turun.
"Diffa," panggil Farent membuat Diffa berhenti, Farent menghampiri Diffa dan memeluk Diffa erat. Mungkin ini adalah pelukan yang terakhir kalinya untuk keduanya.
"Percayalah Diffa, perpisahan kita adalah cara Tuhan memberikan kita jeda, memberi kesempatan kepada masing-masing kita untuk membaca diri dan menyelami diri sendiri."
YOU ARE READING
Diffarent
Teen Fiction"Wih, ketemu lagi sama nih cewek songong." "Emangnya dosa, kalau gue suka sama lo?" **** Bersatu atau melepaskan? Dulu emang musuhan, tapi ga ada yang tau kan kalo akhirnya bisa jadi cinta, belum tentu jugaa...
