Bagian 9 // Balada Video Bokep

Start from the beginning
                                    

BRAK!

Pintu markas tiba-tiba dibanting secara kasar, pelakunya siapa lagi kalau bukan Vian.

"Argghh!! Semalam gue gak bisa tidur, makanya bangunnya jam 10 siang begini! Mau masuk kelas pasti telat banget ya, kan? Duh ... sial banget coba, Ayah mau nikah lagi! Oke sih kalau cuman sekedar nikah, tapi dia nikahnya mau sama Bundanya si Rizky!!!"

Baru datang sudah marah-marah, siapa dia? Jelas Vian jawabannya. Bukan hal baru, sudah sering sekali. Bila orangnya habis dihukum oleh Rizky juga ia akan marah-marah sambil membanting pintu, berlagak seperti orang yang paling tersakiti di dunia. Padahal, dia sendiri yang membuat masalah.

"Kalau Ayahnya Kak Vian nikah sama Bundanya Kak Rizky, bagus dong. Artinya, pas kak Rizky mandi, Kak Vian bisa kunci dia di dalam, biar dia gak sekolah dan gak kasih hukuman lagi, hahaha!"

Vian tersenyum atas ide yang Yudha katakan tadi.
"Hebat juga pemikiran Lo Yud! Hahaha!" orangnya segera melesat lalu duduk di antara Yudha dan Rama.

"Kalian mau nonton, ya? Nonton apa nih? Jangan kasih gue Anabelle lagi anjir! Gak bisa tidur! Kebayang si bonekanya masuk ke kamar gue!!"

Niat mereka berkumpul pada hari itu memang untuk menonton, lebih tepatnya mengajarkan pada Vian hal-hal baru yang harusnya ia tahu sebagai laki-laki remaja pada umumnya.

Vian memang banyak bicara, bisa dibilang ia paling cerewet di dalam geng itu. Yudha tidak jauh berbeda, kedua orang itu memang happy virus. Rio lebih sering diam dan mengamati mereka, Rama paling dewasa dan Johan yang memang agak cuek.

"Sabun bayi Kak Vian belum habis?"

Vian mencium aroma tubuhnya kemudian menatap ke arah Yudha yang bertanya tadi.
"Masih kecium, ya?"

Yudha mengangguk, kemudian menarik leher Vian lalu menghirupnya dalam-dalam, sekaligus mencari kesempatan.
"Masih, Kak ... wangi banget."

Vian terkekeh, agak kesal sebenarnya. "Wenda waktu itu maksa minta dianter ke minimarket, buat beli skincare katanya. Eh, taunya dia malah mampir di perlengkapan bayi, terus beli sabun bayi, buat hadiah karena gue mau antar dia ke sana. Kalau sabunnya gak dipake nanti dia ngamuk .... Gak cocok, ya, Yud? Udah gede tapi masih pakai produk bayi ...."

Yudha menggelengkan kepalanya cepat-cepat. "Cocok banget malahan, Kak! Yudha suka aroma bayi, jadi ... suka sama bau badannya Kak Vian juga."

Atmosfir yang ada di sana sudah panas padahal, Rio, Rama dan Johan bukannya tidak mau memperlakukan Vian seperti Yudha memperlakukannya. Tapi, mereka memang harus menahan.

"Udah, ayo nonton ... keburu ditertibkan sama OSIS!"

Johan angkat bicara, Rama langsung memutar video yang sudah ada di dalam laptopnya Johan.

"Nonton apa?" Vian bertanya.

"Sex education buat Lo."

Bocah itu hanya mengangguk paham, tanpa dirinya sadari bila sejak tadi Rama yang ada di sebelah kirinya juga merapatkan tubuhnya pada Vian. Johan duduk di lantai, di depan kursi yang Vian duduki, sementara Rio entah dari kapan ada di belakang Vian. Benar, tubuh Vian mereka kepung tanpa sadar.

"Wah, cewek Jepang, cantik kayak Wenda, ya, hehehe ...."

"Wahh, sexy banget bodynya, hahaha ...."

"Njirrrr suaranya juga lucu ...."

"ANJING! ANJING! KENAPA TIBA-TIBA DIA DIGREPE SAMA EMPAT COWOK ANJIR!!"

Mereka berempat yang diam, serta Vian yang terus mengoceh.

"Anjir ... mau ngeue ...."

"Anjir ... mata gue ternodai!!"

Rama meremas pinggang Vian, membuat lelaki itu terkekeh pertanda bila ia paham akan isyarat leadernya tersebut.

Mereka kemudian sama-sama diam, fokus menonton film delapanbelas coret di laptopnya Johan.

Vian mulai gelisah saat pemain di dalam layar laptop tersebut sudah memasuki inti. Lelaki itu bergerak tidak nyaman, ia tiba-tiba merasa gerah, padahal ia yakin bila AC di dalam ruangan itu masih menyala.

"Yudh ... geser ... Kak Rama juga geser ...."

Mereka hanya diam sambil menuruti apa yang Vian mau.
"Kak Johan majuan dikit, punggung Kakak nempel sama paha Vian. Lo Juga munduran, deh, Yo ... panass ...."

Wajah Vian memerah, selain hawa panas terasa di tubuhnya, wajahnya juga ikut memanas. Video di depannya menunjukkan bila satu orang perempuan sedang melayani nafsu empat laki-laki dengan tubuh kekar dan permainan yang terkesan kasar.

"Aduhh ... kok panas banget? Kak ACnya konslet kali ...."
Vian memprotes, kemudian membuka dua kancing bajunya yang paling atas. Vian sebenarnya sering memakai baju double, tapi untuk hari ini ia tidak memakainya. Bahkan, saking buru-burunya, Vian juga tidak memakai kaos singlet. Akibatnya, bila ia membuka kancing seperti itu, dadanya akan langsung terekspos. Vian tidak merasa masalah atas hal itu, mereka semua laki-laki, kan?

Laki-laki yang suka perempuan, benar? Bila Vian membuka pakaian seperti itu, tidak akan ada yang tergoda.

"Anjir!!"
Vian memekik lagi saat ia melihat adegan yang baru pertama kali dirinya lihat itu.

"Depan belakang anjir! Apa enggak robek itu anunya?!!"
Vian histeris, dengan tubuh yang masih kepanasan.

Johan dapat merasakan tangan Vian meremas kepalanya, serta kedua paha Vian yang menjepit lehernya, berada di atas bahunya.

Rama dan Yudha juga bisa curi-curi pandang ke arah dada Vian yang samar-samar memperlihatkan nipple-nya yang berwarna pink kecoklatan.

Rio paling menang banyak, ia bisa melihat ke dalam dada Vian, dari atas. Tangannya juga terletak di leher Vian, merasakan keringat dingin yang keluar dari tubuh laki-laki itu.

"Anjing! Sepanjang cerita ngeue terus!!"

Vian merasa pening, orangnya kemudian menyandarkan kepalanya pada paha Rio. Rio agak terkejut, karena setelah itu ia bisa melihat dada Vian dengan leluasa.

"Adek kecil gue kejepit."

Vian terkekeh karena mendengar suara Rio barusan, ia agak mengangkat tubuhnya, membuat Rio kemudian menopangkan dagunya di kepala Vian, serta kedua tangan yang sengaja memeluk Vian. Bahkan, Rio juga sengaja agak memasukkan telunjuknya ke dalam bajunya Vian.

"Eunghhh ... jangan dicubit ...."

Johan, Rama dan Yudha spontan kaget dengan apa yang dilakukan Vian. Vian mendesah, dengan wajah sensual serta tatapan yang sayu. Bahkan, suara desahan bintang video dewasa di dalam laptop milik Johan kalah menggairahkan dari Vian.

Ketiganya spontan menatap Rio, Rio pura-pura tidak tahu apa-apa. Ia bersikap biasa saja, padahal ia panik luar biasa.

"Anjirtt, apa dia gak capek layanin empat cowok yang anunya gede banget gitu?! Malah jerit-jerit keenakan."

Rupanya Vian kembali fokus pada laptop di depannya.
"Bentar ...."

Orangnya baru menyadari sesuatu.
"EMANGNYA NONTON BOKEP MASUK KE DALAM SEX EDUCATION, YA?! ENGGAK, KAN?!!"

***

.
.
.
.
.

.
.
.
.

.
.
.

.
.

.

TBC

.
.
.
.
.

Minggu
28/02/2021
11.42

CUTE (BAD) BOY || BxB || SOONWhere stories live. Discover now