Hellevator

328 67 29
                                    

Grep

Jleb

Han tidak merasakan sebuah pisau menancap ditubuhnya, justru ia merasakan seseorang mendekapnya dengan erat.

"J-jeongin?" ucapan Hyunjin bergetar.

Mendengar Hyunjin bicara seperti itu membuat Han membuka matanya, dan saat itu pula seseorang yang mendekapnya tadi melemah dan terjatuh.

Dengan sigap Hyunjin menangkap tubuhnya, betapa terkejutnya Han saat melihat orang yang tertusuk bukanlah dia melainkan adik terkecilnya, Jeongin.

Tak hanya Han, semua orang yang melihat kejadian itu pun sangat terkejut sehingga tak dapat berkata-kata.

Hingga Bang Chan berjalan perlahan menuju Jeongin yang tergeletak lemas dipangkuan Hyunjin.

"J-jeongin" ucapnya lemah.

Sedangkan Hyunjin saat ini sudah menangis tersedu-sebu melihat keadaan adik kesayangannya yang berlumuran darah akibat perbuatannya.

"Jeongiiinnn hiks hiks, kenapa? Kenapa kau lakukan itu?" tanya Hyunjin.

Jeongin yang masih bisa mendengar Hyunjin pun tersenyum tipis menggunakan bibir pucatnya.

"J-ja jangan la-laku-kan ituh lagi h-hyung" ucap Jeongin terbata-bata.

Hyunjin menggeleng-gelengkan kepalanya "Kau, kau harus selamat Jeongin. Bertahanlah, bertahanlah! Berjanjilah padaku untuk bertahan!".

Jeongin kembali tersenyum tipis lalu ia menggeleng pelan "A-akuh ti-dak b-bisah be-bertahaan la-lagih".

Tangisan Hyunjin semakin menjadi-jadi "Tidak!! Kau harus bertahan!! Harus! Kau tidak boleh pergi Jeongin! Tidak boleh! Tidakk boleeehhh!!" teriaknya sembari menangis hebat.

"T-te-rima ka-kasih t-telah men-ja-gakuh" ucap Jeongin terputus-putus karena napasnya yang tersengal-sengal.

Hyunjin terus menggelengkan kepalanya, air matanya terus mengalir. Hingga Jeongin pun kehilangan kesadarannya.

"Jeongin, Jeongin! Jeongin!!" panggil Hyunjin sembari menepuk-nepuk pipi Jeongin.

"TIDAAAKKK!!! Jeongin bangun!! Kau tidak boleh meninggalkanku!" teriak Hyunjin.

Hati semua orang tersayat melihatnya. Bang Chan pun berjalan mendekati Hyunjin, ia lalu berjongkok dan menyentuh pundaknya "Hyunjin..." lirihnya.

"Maaf" gumam Hyunjin yang masih dapat di dengar oleh yang lainnya "Ini semua salahku, maafkan aku Jeongin hiks maafkan aku".

Melihat adiknya seperti itu membuat air mata Bang Chan meleleh, ia mengusap-usap pundak Hyunjin untuk menenangkannya.

Kemudian semua dibuat tercengang saat Hyunjin berkata "Aku, aku akan ikut bersamamu... Jeongin" lalu ia mencabut pisau yang tertancap di punggung Jeongin dan mengarahkan ke perutnya sendiri.

Sontak saja Bang Chan berusaha merebut pisau itu dari Hyunjin namun gagal.

"Hyunjin! Apa kau sudah tidak waras?! Jangan lakukan itu!!" teriak Bang Chan.

Hyunjin terus mengalirkan air matanya, kemudian ia memejamkan matanya dan mengayunkan pisaunya sama seperti tadi.

Jleb

"HYUNJIN!!!" teriak semua orang, lalu Hyunjin pun terjatuh ke pangkuan Bang Chan.

Bang Chan menangis histeris "Hyunjin!! Kenapa kau hiks melakukan ini?! Hiks" ucapnya terisak.

Hyunjin hanya tersenyum, "A-aku ak-an lebbih tenang j-jika ikut b-be-ber-sama J-jeongin" ucapnya terbata-bata.

Bang Chan merangkul tubuh Hyunjin, "Bertahanlah Hyunjin, jangan pergi kumohon" pinta Bang Chan dengan suara bergetar.

Hellevator [END]Where stories live. Discover now