Nine; Bad day

83.1K 5.8K 277
                                    

Jake menyesap wine-nya pelan. Pria itu menatap Clarissa yang masih terlelap di ranjangnya. Jake mengalihkan pandangannya dan menatap ke luar jendela. Cukup lama ia berdiri di depan jendela, pun ia mendekat ke arah Clarissa. Gadis itu tampak tenang dalam tidurnya, hingga dengkuran halus terdengar dari bibirnya.

Jake tersenyum tipis. Pria itu semakin mendekatkan dirinya, hingga wajahnya begitu dekat dengan Clarissa. Aroma mint bercampur lemon menyeruak lembut di indera penciumannya. Jake menghirup dalam aroma gadisnya.

Perlahan Jake melumat lembut bibir Clarissa. Sesekali pria itu mencecap bibir semerah cherry itu. Clarissa mengerang dalam tidurnya. Gadis itu tampak tak tenang ketika Jake menciumnya semakin dalam.

Clarissa menggeliat pelan, dan tak lama ia pun membuka matanya. Gadis itu terkejut mendapati Jake di atasnya.

Clarissa memukul lengan Jake. Gadis itu sudah kehabisan napas namun pria itu tak berhenti mencumbunya. Sekali lagi Clarissa memukul bahu Jake, sampai pria itu melepaskan tautannya.

Jake tersenyum. "Morning honey." Pria itu mengelus lembut pipi Clarissa.

"Morning." Clarissa menatap Jake waspada. Saat ini posisi Clarissa tak memungkinkannya untuk bisa keluar. Karena pria itu telah mengurung dirinya dengan kedua tangan berada di sisi kiri dan kanannya.

"Jake bisa tidak kau menyingkir," ujar Clarissa lirih. Gadis itu ingin ke kamar mandi, tapi bagaimana bisa jika Jake menahannya seperti ini.

"No, kau tak bisa ke mana pun honey." Seringaian kecil Jake tunjukkan pada Clarissa.

Clarissa meneguk ludahnya. Bagaimana ini, apa yang harus ia lakukan agar Jake menyingkir dari atasnya.

"Please, aku ingin mandi." Clarissa menanti dengan cemas. Gadis itu berharap Jake akan melepaskannya setelah ini.

Jake tersenyum miring. "Ada syaratnya."

Clarissa menaruh curiga pada pria itu. "Apa syaratnya?" gadis itu menanti dengan tidak sabar.

Jake mendekatkan dirinya di samping telinga Clarissa dan berbisik sensual. "Kita mandi bersama."

Kedua bola mata Clarissa membulat sempurna. Entah kekuatan dari mana gadis itu mendorong Jake hingga pria itu sedikit terjungkal. Secepat kilat ia berlari ke arah kamar mandi.

"In your dream ashole!" teriak Clarissa dari dalam kamar mandi.

Sedangkan Jake terkekeh geli. Pria itu sangat senang menggoda gadis nakalnya itu. Jake bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah balkon.

Jake mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya. Pria itu mencari nomer seseorang kemudian menelponnya. Tepat di dering ketiga orang itu mengangkat telpon Jake.

"Saya sudah membawanya kemari tuan." Ucap orang dalam telepon.

Jake menyeringai. "Bagus, biarkan aku yang menanganinya."

Hening beberapa saat, hingga orang yang Jake telepon angkat suara.

"Tuan, ada berita buruk." Jake tampak tenang seolah sudah tahu akar masalahnya.

"Katakan Harry."

"Tuan Dominic berhasil melarikan diri sebelum saya bisa menangkapnya. Dan juga, saya sudah mencari tahu jika beliau melarikan diri ke New Zealand."

Jake tersenyum miring. Sudah ia duga, si tua bangka itu akan kabur setelah bertemu dengannya kemarin.

"Biarkan saja, kita lihat seberapa jauh dia bisa lolos dariku ..."

The Devil Wants Me [TELAH TERBIT] [PINDAH KE FIZZO]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon