-PART 2-

31 14 22
                                    

HAPPY READING 📖

***

Pricilla sudah berada di depan rumah Bu Rina, ia merasa bingung. Merasa asing dengan lingkungan di sekitarnya, karena memang Pricilla sebelumnya belum pernah berkunjung ke tempat ini.

Pricilla menoleh pada Bu Rina, yang berada di sampingnya. "Ibu mau minta bantuan apa?" tanya Pricilla tanpa basa-basi, di sisi lain ia juga merasa bersalah, karena telah melanggar janjinya untuk tidak berlama-lama sebelum pemanasan olahraga dimulai.

"Saya lagi ada ekskul, Bu, tolong jangan lama-lama, ya," ucap Pricilla dengan nada hati-hati.

Bu Rina di sebelahnya mendelik. "Ikhlas bantuin saya, gak?" Bu Rina agak meninggikan suaranya membuat Pricilla agak terkejut.

"I-iya, Bu," ucap Pricilla memilih mengalah.

"Tuh, kamu liat itu." Bu Rina menunjuk ke atap rumahnya yang terbilang mewah.

"Iya?" Pricilla tak paham.

"Ikut saya ke dalam." Bu Rina menarik kembali tangan Pricilla secara paksa, membuat Pricilla menatap curiga ke arah Bu Rina. Bu Rina yang menyadari itu, pun hanya bersikap biasa saja.

Sejenak, Pricilla tertegun melihat pemandangan di depannya, dimana bagian dalam rumah Bu Rina dan suaminya nampak jauh lebih mewah dibandingkan saat dilihat dari luar.

"Apakah ini yang dimaksud hasil nipu orang?" batin Pricilla, merasa semakin curiga. Tak urung, ia juga merasa was-was.

Bagaimana Pricilla tak curiga? Bu Rina dan sang suami yang notabenenya hanya sepasang suami-istri penjaga kantin bisa memiliki rumah semewah ini. Belum lagi, dua mobil yang terparkir di halaman depan rumah, membuat Pricilla bingung sekaligus curiga pada Bu Rina dan sang suami--Pak Tono yang mempunyai harta kekayaan sekelas milyader.

Pricilla melepaskan genggaman tangan Bu Rina, kemudian berbalik menghadap Bu Rina.

"Emangny--eum!!" Belum sempat Pricilla melanjutkan kalimatnya, mulutnya sudah dibekap kuat serta matanya yang tiba-tiba ditutup kain dari arah belakang.

Pricilla meronta. Menghentakkan kaki serta tangannya dengan sekuat tenaga. Tapi sayang, tangannya diikat dengan cepat oleh seseorang di belakang tubuhnya.

Selang beberapa menit, tubuh Pricilla di seret begitu saja.

"Bawa, Pak!" Suara Bu Rina terdengar jelas, sebelum sesuatu menghantam kepalanya hingga merenggut kesadarannya.

***

Perlahan, mata Pricilla terbuka, dengan kain yang tidak lagi menutupi matanya.

Kepala berdengung amat sakit. Pricilla menahan rasa sakit di kepalanya, guna mendapatkan kesadaran sepenuhnya.

"Eumm." Pricilla baru sadar jika mulutnya masih dibekap, tangan serta kakinya juga diikat kencang, membuat Pricilla meringis di balik kain yang membekap mulutnya.

Tiba-tiba, dua orang bertopeng datang. Sontak, Pricilla pun panik dan ketakutan apalagi dua orang bertopeng itu sama sekali tak dikenalnya.

"Hallo!" sapa salah satu dari mereka, entah yang mana yang bersuara, Pricilla tak peduli yang terpenting saat ini adalah, dirinya bisa segera melepaskan diri dan kabur secepatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BLACK GOLDEN (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang