Aku dan Evon menengok ke arahnya dengan tatapan tak senang dengan idenya.

"Aku tak akan ikut, aku tak suka keramaian dengan banyak aura yang tercampur aduk." Ujar Evon meninggal ku dan Rave.

Akhirnya, hanya aku dan Rave yang pergi keluar untuk bersenang-senang. Rave mengajakku ketempat yang sangat mencolok bagi diriku dan dirinya untuk terlihat di kerumunan sekumpulan penduduk Holy Santcuary atau tempat kekuasaan Valion white demon.

"Kau membuatku lebih tertekan. Seharusnya aku tak usah ikut denganmu." Ujarku sangat khawatir akan situasi saat ini.

Perasaan ku sudah tidak enak semenjak Rave berkata ingin mengajak ku ke suatu tempat dimana aku bisa menikmati suasana yang hampir mirip di dunia manusia.

Semua orang disana terlihat sangat ramah pada sesama. Senyum selalu terlukis di wajah para penduduk Holy Santcuary. Tak ada keributan dan suasana sangat nyaman.
Namun tetap saja, jika aku kemari pasti ada konsekuensinya. Terlebih aku kemari bersama Rave yang jelas-jelas penguasa kebalikan dari Holy Santcuary.

"Ayo kita beli beberapa cendramata untuk kita berikan pada Evon." Ujar Rave yang tak merasa akan terkena masalah sedikitpun.
Aku tak mengikuti Rave mengunjungi tempat cendramata. Aku menunggunya di luar.

"Nona~"

Seseorang dengan suara yang sangat lembut memanggil ku.

"Nona~ kau menjatuhkan ini." Ujar seorang anak kecil yang menunjukan ruby berwarna merah milikku.

"Ah... Bagaimana ini bisa terjatuh? Terimakasih." Ujarku padanya.

Anak kecil itu tersenyum manis. Parasnya yang sangat menggemaskan dan prilakunya yang sangat sopan, membuatku ingin sekali menjadikannya adikku.

"Wah wah, ada apa ini? Menarik perhatian pengunjung dengan melakukan drama?" Ujar Rave yang tiba tiba berada di belakangku.

Anak kecil itu tiba-tiba terdiam. Mungkin karena ia takut dengan Rave.

"Aku seharusnya tau, kaka pasti akan sangat senang ia kedatangan tamu, yaitu musuh bebuyutan nya." Ujar Anak kecil itu yang sekarang berubah wujud menjadi laki-laki dewasa yang fisiknya seumuran dengan ku.

Perkiraan ku mengatakan bahwa sesaat lagi akan ada kekacauan.

"Athana~" seseorang berbisik di telingaku.
Aku terkejut. Saat melihat siapa yang berbisik di telingaku, ternyata orang itu adalah Cavian.

"Jangan dekati Nona ini, tangan mu penuh dengan dosa dosa orang mati." Ujar laki-laki yang sepertinya ku tebak adalah adik dari Valion.

"Hentikan keributan ini. Kalian membuat kotor tempat kekuasaan ku dengan kehadiran kalian."

Seperti yang sudah ku duga, orang ini akan muncul, yang bukan lain adalah Valion. Rambut panjangnya yang terurai dan sayap putih bersihnya yang lebih besar dari pada bahu bidang miliknya, membuat seluruh pandangan akan terpikat padanya saat pandangan pertama.

"Lihat kak, aku menemukan sedikit hadiah untuk mu. Penyusup dari kawasan gelap yang menjadikan nona ini tameng miliknya untuk bisa menyusup." Ujar adik Valion.

"Jangan kotori mulut mu dengan pikiran negatif, Valir." Ujar Valion seperti biasanya dingin dan angkuh.

Aku tarik kata kataku kembali tentang terpikat, orang akan langsung menjauhinya jika tau bagaimana prilaku dan sifatnya itu.

"Ada alasan apa kalian menginjakkan kaki kemari?" Tanya Valion tanpa basa basi sedikitpun.

"Tenang lah Valion, aku kemari hanya ingin mengajak gadis kecilku berkeliling dan membelikan beberapa cendramata untuk Evon." Ujar Rave.

My 5 Demons SweetheartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang