Esha berlari keluar kamar menuju kamar Leo. Husein yang merasa penasaran pun memilih mengikuti Esha dari belakang.

Husein mencoba menahan tawanya ketika melihat Esha yang tampak sibuk membuka pintu kamar Leo dengan sebuah kawat ditangannya. Bahkan raut wajah Esha tampak serius. Sesekali Esha mengelap keringat yang membasahi pelipisnya.

Terhitung sudah 15 menit Esha mencoba membuka pintu kamar Leo, tapi pintu tersebut tidak kunjung terbuka.

"Susah banget sih," gerutu Esha dengan nada kesal.

"Kan ada kunci cadangan," celetuk Husein langsung membuat Esha menghentikan kegiatannya.

Kepala Esha menoleh ke arah Husein lalu menatapnya tajam. Raut wajahnya terlihat emosi membuat Husein menyengir tak berdosa.

"Kenapa nggak bilang dari tadi?!"

"Kan kamu nggak nanya," jawab Husein dengan polosnya membuat Esha gemas ingin menyentil ginjal Husein.

"Cepet ambil kuncinya," titah Esha.

Husein mengangguk patuh. Dengan secepat kilat Husein berlari mencari kunci cadangan kamar Leo.

Melihat kelakuan Husein, Esha hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya. Merasa bingung sendiri kenapa Husein selalu mau diperintah olehnya.

Tidak lama kemudian Husein datang lalu memberikan kunci yang ada ditangannya pada Esha.

"Makasih suamiku sayang," ucap Esha dengan nada alay membuat Husein bergidik ngeri.

Esha terkekeh melihat raut wajah Husein. Tangan Esha mencoba membuka pintu kamar Leo dengan kunci yang ada di tangannya. Pintu terbuka, Esha mendengus kesal melihat Leo masih tertidur pulas di atas ranjang.

"LEO, AYO BANGUN!!!" teriak Esha dengan suara keras.

Krikk Krik

Tidak ada tanda-tanda Leo akan bangun membuat Husein tertawa. Sia-sia istrinya berteriak dengan keras.

Esha mendengus. Perlahan Esha naik keatas ranjang Leo lalu melompat-lompat seperti anak kecil.

"LEO, BANGUN!"

Leo menggeram marah ketika ranjang yang ditidurinya bergerak-gerak. Dengan kesal tangan Leo melempar bantal yang menutupi wajahnya asal sehingga mengenai wajah Esha.

"Leo, anak durhaka kamu!" pekik Esha merasakan sedikit sakit diwajahnya.

Leo menatap Esha tajam. Bukannya merasa takut, Esha berkacak pinggang lalu menatap Leo tak kalah tajam.

"Bangun, mandi, sarapan lalu pergi ke sekolah."

Tanpa membalas ucapan Esha, Leo bangkit dari tidurnya. Setelah itu, Leo masuk ke dalam kamar mandi.

Baru saja Esha bersiap menyumpah serapahi anaknya, terdengar suara bel berbunyi membuat Esha mengurungkan niatnya. Dengan langkah riang, Esha keluar kamar Leo guna menghampiri tamu yang tidak henti-hentinya memencet bel rumah.

Esha membuka pintu, terlihat jika yang datang adalah teman-teman Leo.

"Halo brondong ganteng," ucap Esha dengan nada genit. Tidak lama kemudian, Husein datang lalu menjewer telinga sang istri.

"Silahkan masuk," ucap Husein datar pada teman-teman Leo lalu menyeret Esha masuk ke dalam kamar mereka.

"Akhhhh!" teriak Esha dari dalam kamar membuat teman-teman Leo yang mendengarnya bergidik ngeri.

"Coba berpikir positif. Siapa tau Om Husein lagi perang bantal sama Tante Esha," celetuk David.

Baru saja mereka hendak masuk, Leo datang dengan seragamnya yang urakan. Ditangannya menenteng jaket jeans.

ANTALEO [TAMAT]Where stories live. Discover now