9

148 7 3
                                    

"Sebenarnya aku itu-"

**

"Sebenarnya aku adalah manusia percobaan laboratorium yang berhasil bebas, karena beberapa kelalaian para ilmuwan yang sangat amat berambisi menciptakan makhluk hidup seperti zombie tetapi bukan zombie atau kalian bisa menyebut nya manusia super dan tidak ada yang berhasil kecuali hanya beberapa seperti manusia seperti Chan dan aku sebagai contohnya, aku berhasil bebas karna berakting seolah sudah menjadi mayat dan gagal dalam eksperimen, mereka meninggalkan ku begitu saja namun saat aku berhasil keluar dari tempat itu dunia sudah hancur," ucap Grace dengan penjelasan yang membuat mereka semua ternganga.

"Ku tahu ini gila, tapi memang begitu keadaannya," lanjut Grace yang memahami gelagat teman barunya itu.

"Lalu? Kenapa mereka tidak menciptakan anti virus nya?" tanya Seokmin dengan nada antusias.

"Kata siapa mereka tidak menciptakan anti virus nya? Tentu saja mereka menciptakan nya, tetapi disembunyikan di markas utama dan itu terletak sangat jauh dari sini," jawab Grace atas pertanyaan Seokmin.

"Lalu? Apa yang harus dilakukan? Bagaimana caranya?" tanya Jeonghan dengan wajah bingungnya.

Grace menatap area luar gedung seolah sedang meneliti sesuatu, hingga sepertinya dia menemukan ide dan akan menuangkan ide nya tersebut.

"Mn, aku sepertinya tahu harus berbuat apa. Persenjataan kalian cukup untuk beberapa hari bahkan bulan kedepan, tapi apa kalian yakin akan bertahan disini? Ikuti aku, aku akan menaiki motorku tetap dalam formasi," ucap Grace sambil menatap lekat mata Seungcheol.

Seungcheol pun menjelaskan maksud Grace kepada yang lainnya agar menuruti ucapan gadis itu, mereka semua sempat ragu namun sepertinya keraguan mereka kalah dengan sifat ingin bertahan hidup. Setelah beberapa lama diskusi mereka semua memutuskan keluar dari gedung dengan mengambil beberapa makanan serta senjata yang bisa di gunakan.

Selama perjalanan, suasanya sangat canggung dan hening tidak ada satupun suara atau obrolan tidak penting, mereka semua tenggelam dalam pikirannya masing-masing hingga tanpa sadar Grace berhenti dan memberikan isyarat kepada mereka untuk keluar dari mobilnya.

Dengan perasaan bingung dan ketakutan yang semakin menjadi, mereka pun turun sesuai perintah Grace dan menatap punggung wanita itu, dan tanpa diminta Grace langsung berbalik dan menunjuk penghalang yang berada di depan.

"Jalan disana di tutup, dan jika di buka mereka yang berada di sisi itu akan datang berbondong-bondong.. jadi? Apa yang akan kalian lakukan?" tanya Grace sembari menatap Seungcheol.

Karena pertanyaan itu begitu rumit, ditambah persediaan senjata yang sangatlah menipis, mereka semua dibuat kebingungan setengah mati.

"Baiklah, singkirkan saja penghalangnya, dan aku akan menjaga bagian ujung sana dengan beberapa granat sebagai senjata darurat," ucap Jihoon dengan tegas.

"Aku ikut denganmu, kamu tidak mungkin menahan mereka sendirian," sanggah Wonwoo yang langsung dibalas anggukan oleh Jihoon.

"Team work yang bagus, baiklah akan aku bagi saja karena sepertinya akan datang dari segala arah," ucap Grace.

Setelah pembagian team, mereka pun bergegas untuk berpencar dan Grace segera melangkah untuk menghilangkan penghalang di depan, ditemani Soonyoung dan Mingyu sebagai sniper sekaligus menjaga kendaraan mereka takut-takut kalau ada manusia tanpa perasaan yang rela menghancurkan orang lain demi kebutuhannya.

Suara tembakan yang bersahutan dengan suara bom terus menerus terdengar tanpa henti, bahkan sesekali Soonyoung dan Mingyu terlihat kewalahan dengan kondisinya karena harus menjaga teman-temannya dari jauh atau salah satu diantara mereka akan mati sia-sia.

Mereka semua terlalu kalut dalam suasana tegang yang tercipta dengan sendirinya, teriakan, geraman dan suara senapan serta granat terus menerus saling menyahut satu sama lain.

"DI BELAKANG MU!" teriak Seokmin kepada Mingyu yang ternyata terlalu fokus membidik ke arah berlawanan.

"SHI—" umpat Mingyu.

Belum sempat Mingyu menyelesaikan ucapannya, dua peluru berhasil melubangi kepala dua zombie yang berada tepat beberapa langkah dibelakang Mingyu.

"Berhati-hatilah lain kali, jangan menjadi beban," tegas Wonwoo kepada Mingyu.

Mingyu tersenyum lega kala mengetahui bahwa ia bukanlah salah satu dari mereka yang akan mati sia-sia, ia kembali fokus untuk membantu yang lainnya bersama Soonyoung dan Wonwoo yang ternyata juga turut membantu.

Soonyoung terus mengumpat tanpa henti kala dirinya sangat disibukkan oleh gerombolan makhluk hidup di depan sana, "Sial berapa lama lagi kita harus bertahan di sini? Peluruku sangat menipis," ucap Soonyoung.

Tak lama kemudian Jihoon kembali dengan wajah datarnya lalu berkata kepada Wonwoo bahwa dia dan yang lainnya berhasil menemukan jalan untuk mereka, kedatangan Jihoon di susul oleh yang lainnya.

"Gimana? Mau langsung pergi dari sini atau jadi santapan lezat mereka?" tanya Jeonghan yang langsung ditatap ngeri oleh yang lainnya.

Tanpa menunggu perintah mereka pun segera beranjak pergi dari lokasi, mungkin semesta sedang berbaik hati sehingga selama perjalanan mereka tak melihat satupun zombie. Sampai tanpa sengaja mereka melihat sebuah Supermarket yang sepertinya tak ada satupun yang menjaga.

"Do it or we'll die here," ucap Jisoo yang langsung di angguki Hansol.

"Seperti biasa, Mingyu dan Soonyoung lebih baik di luar. Dan Chan ada baiknya membantu Mingyu dan Soonyoung, Grace akan ikut masuk sebagai pendeteksi," ucap Seungcheol seteleah mereka memarkirkan mobil.

"Jangan lupa bahwa kita juga butuh bensin," ucap Junhui.

Setelah semua arahan yang diberikan mereka pun langsung melakukan tugasnya masing-masing, Chan terus saja menguap pasalnya tempat yang mereka jaga sangat sepi.

"Bosan," ucap Chan kepada dua Kakaknya itu.

"Kalau begitu, kamu lari-larian saja mengelilingi lapangan parkir ini, kemungkinan besar kamu akan bertemu mereka," balas Soonyoung dengan sangat asal.

"Justru dia akan senang karena bertemu dengan temannya," ucap Mingyu.

Chan hanya mendengus mendengarkan ucapan keduanya dan memilih untuk kembali fokus pada urusannya yaitu memantau sekitar. Hingga Walkie-Talkie mereka pun terdengar sebuah suara.

"Hei, mungkin kami agak lama. Kalau ada yang keluar tanpa berteriak terlebih dahulu, kemungkinan itu bukan kami," ucap sebuah suara dari benda tersebut.

Soonyoung dan yang lainnya terdiam lalu mulai mempersiapkan diri takut bila ada hal yang tak di inginkan terjadi, karena mereka terus mendengar suara tembakan dari dalam Supermarket.

"Apapun yang terjadi, kumohon keluarlah dengan utuh dan tetap waras," gumam Mingyu.

"Semoga mereka baik-baik saja, beruntung Jun Ge tidak langsung berangkat mencari bensin sendirian di sebelah, sepertinya tempat itu juga ramai," ucap Chan yang terus memandang pom bensin di sebelahSupermarket.

Soonyoung mengangguk setuju dan menatap Mingyu, "Kita tetap butuh kendaraan baru karena barang yang kita butuhkan sedikit lebih banyak, kita masih harus mencari kepolisian atau toko senjata terdekat, butuh amunisi lebih lagi," ucapnya kepada Mingyu dan Chan.

"Kita cari nanti saja Hyung, setidaknya kita harus memastikan mereka selamat keluar dari gedung itu," balas Chan yang diangguki oleh Soonyoung.

Mereka terus mengedarkan pandangannya dengan waspada, takut bila ada bahaya yang tak terduga. Chan yang sedang duduk di kap mobil tak henti-hentinya memperhatikan kedua Kakaknya itu, ia terus melontarkan kekaguman secara diam-diam karena keduanya terlihat keren baginya.

Saat tengah sibuk dengan pikirannya sendiri ia mendengar suara geraman dari arah lain Supermarket, dengan sigap ia segera berdiri dan mengarahkan pistol dari arah suara, tak lupa memberikan isyarat kepada yang lainnya untuk diam.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 15, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Zombie Apocalypse {SVT}Where stories live. Discover now