“Biar aku yang masak,” ucap Jae.


Pergerakan tangan Divanka yang hendak menyalakan kompor langsung terhenti ketika ia mendengar suara berat Jae menghiasi kedua gendang telinganya, namun ia tak memperdulikannya, ia melanjutkan kegiatannya tanpa menyahui Jae.


“Vanka.” panggil Jae.

“Mending lo diam aja disitu, bisa?” balas Divanka.


Jae mendecak sebal lalu mendekati Divanka yang sudah siap mengenakan apron di tubuhnya, tapi langsung dicegah oleh Jae dan mengambil apron tersebut dari Divanka. Disaat Divanka memberikan Jae tatapan sinisnya, tanggapan Jae hanya tersenyum lembut. Spontan Divanka memalingkan wajahnya dan tak ingin menatap manik mata milik Jae yang penuh dengan kasih sayang, rasanya Divanka benar-benar tidak pantas dicintai oleh pria sesempurna Jae.


“Kenapa?” tanya Jae merasa heran karena Divanka tiba-tiba menunduk menatap lantai.

Sebelum Divanka menjawab pertanyaan Jae, ia memejamkan kedua matanya beberapa detik dan kembali menatap Jae datar. “Bisa enggak sih, lo jangan perhatian sama gue?” balas Divanka.

“Salah kalau perhatian sama istri sendiri?” tanya Jae.

“Enggak ada yang salah. Tapi, udahlah, pusing gue ngomong sama lo.” gerutu Divanka.


Jae tersenyum simpul dan mulai mendekatkan tubuhnya kearah Divanka, sehingga Divanka benar-benar terkunci akibat ulah Jae. Bokongnya sudah menabrak pantry, ia tak bisa bergerak kemana-mana kecuali Jae memberikan akses untuknya.


“I love you, Vanka.” ungkap Jae.


Seharusnya Divanka tidak perlu terkejut atas ungkapan tersebut, tapi ia selalu saja merasakan debaran yang luar biasa disaat Jae mengatakan mencintai Vanka setulus hatinya meskipun Vanka sangat sering membuat Jae sakit hati. Dan ketika ungkapan itu ditujukan untuk Divanka, ia benar-benar bingung harus membalasnya seperti apa.


“Tiba-tiba?” tanya Divanka.

“Bukannya tiap hari aku bilang gini ya, sama kamu?” balas Jae.

“Iya, dan stop lakuin itu. Gue muak dengarnya.” cecar Divanka lalu melepas diri dari kuncian Jae dan melanjutkan kegiatan memasaknya yang sempat tertunda.


Sedangkan Jae yang memperhatikan gerak-gerik Divanka pun terkekeh pelan, entah kenapa rasanya Jae dapat menangkap jika Divanka itu salah tingkah atas ungkapan yang ia berikan barusan. Ternyata semenggemaskan ini Divanka ketika didepan pria, ia jadi heran sendiri, kenapa ada pria yang begitu tega menyakiti Divanka dulunya?


“Gimana caranya supaya kamu suka sama aku?” tanya Jae.


Divanka yang tengah memotong wortel langsung berhenti, kepalanya bergerak kearah kiri agar dapat melihat wajah tampan Jae dalam jarak dekat ini. Kapan lagi menikmati wajah tampan suami sendiri meskipun ia gengsi mengungkapkannya.

Baru saja Divanka ingin membalas pertanyaan Jae, namun niatnya batal saat mendengar suara dentingan ponsel milik Jae. Ia pun memperhatikan gerakan Jae yang tengah mengecek ponselnya sendiri, dan Divanka tak sengaja membaca isinya karena jarak Jae lumayan dekat dengannya.


Ia tersenyum sinis lalu berucap, “Lo urusin aja si Naura, sok-sokan mau bikin gue jatuh cinta!” ejek Divanka.


---


BRAK


Sumpah serampah langsung dikeluarkan dari mulut Sungjin ketika ia mendengar suara pintu yang tiba-tiba dibanting, jika pelakunya bukan Jae, mungkin Sungjin sudah melempari orang itu menggunakan kotak susu yang isinya masih full. Bahkan hampir saja Sungjin menumpahkan susu itu diatas komputer kantor, untung saja dia cekatan dan tak terjadi adegan ganti rugi atau potong gaji akibat merusak perabotan kantor.


Park Jaehyung : Not Mine? (Jae DAY6) [Completed]Where stories live. Discover now