Di pagi hari yang cerah ini adalah hari di mana MOS pertama di laksanakan di SMA Hanuri. Semua siswa - siswi memakai perlengkapan yang di perlukan saat menjalani kegiatan MOS. Semua murid kelas sepuluh sudah berkumpul di lapangan - berbaris dengan rapih bersama kelompok yang sudah di tentukan.
"Ini hari pertama kegiatan MOS dimulai, saya harap semua siswa dan siswi angkatan baru dapat mengikuti MOS dengan tertib" suara itu berbicara dengan lantang, suara ketua osis yang di ketahui bernama Karim.
"Saya akan memulai, dengarkan baik - baik apa yang saya katakan. Kalian sudah membawa kertas kosong yang di perintahkan oleh mentor kalian?" Karim kembali bersuara.
"Sudah" jawab seluruh siswa.
"Bagus! jadi saya akan memerintahkan kalian untuk meminta tanda tangan kepada anggota osis, maksimal lima orang. Dan saat kalian meminta tanda tangan akan ada pertanyaan yang akan di lontarkan oleh anggota osis tersebut, jika kalian tidak bisa menjawab dan mendapat tanda tangan akan terkena hukuman" ucap Karim si ketua osis.
Semua murid angkatan baru menghela napas, takut jika tidak bisa menjawab pertanyaan dan gagal mendapat tanda tangan. Salah satu siswi bernama lengkap Shasa Kailangga menghela napas berat dan berjalan dengan malas untuk mencari dan meminta tanda tangan anggota osis. Ia selalu merapalkan doa dalam hati agar tidak mendapat hukuman.
Ia berjalan menghampiri salah satu anggota osis yang bernama Sinta.
"Kak, minta tanda tangannya dong" ucap Shasa.
"Boleh dek, tapi sebelumnya udah dengerkan kata Karim. Lo harus jawab pertanyaan gue dulu" jelas Sinta dan Shasa pun menganggukan kepalanya.
Beberapa menit telah berlalu, Shasa menghembuskan napas lega karna ia telah menyelesaikan semua yang di perintahkan oleh si ketua osis, ia mendapat 4 tanda tangan anggota osis, setidaknya dia tidak mendapat hukuman karna yang akan terkena hukuman hanya orang yang mendapat tiga tanda tangan saja.
Shasa tertawa melihat siswa - siswi yang terkena hukuman di haruskan menirukan goyangan yang di pimpin oleh anggota osis yang bernama Rizki. Rizki memang salah satu anak yang usil serta pecicilan, makanya goyangan yang di berikannya tidak main - main dan dapat membuat semua murid disana tertawa.
****
Hari kedua MOS, Shasa terlambat datang mengharuskan ia berbaris di lapangan yang berbeda dengan siswa yang lain, melainkan ia berbaris dengan siswa yang terlambat juga. Tak berapa lama pembimbing datang dan memberi intruksi pada semua siswa yang terlambat - harus mengambil sampah yang berada di sekitar lapangan.
"Ish! apes banget gue hari ini, pake telat bangun segala lagi" Shasa menggerutu.
Ia mulai memunguti sampah yang terlihat di depan matanya tanpa terlewat satupun. Saat akan membuang sampah ke dalam tong sampah, tiba - tiba tangan siswa lain mendahuluinya - alhasil sampah yang akan Shasa buang mengenai tangan siswa itu.
Shasa mendongakan kepalanya. "Eh sorry, gue nggak sengaja"
Siswa tersebut membersihkan tangannya yang sedikit kotor, lalu mengalihkan pandangannya menatap Shasa. Ia tersenyum lalu menganggukan kepalanya singkat, kemudian pergi meninggalkan Shasa yang mematung di tempatnya setelah melihat sebuah senyuman manis yang siswa itu berikan untuknya.
Manis banget - batinnya.
Hingga tak lama Shasa tersadar dari lamunannya, menggeleng - gelengkan kepalanya pelan kemudian melangkahkan kakinya ke kelas yang sementara ia tempati yang berada di lantai dua.
Setelah sudah berada di lantai dua ia menyempatkan untuk melihat siswa yang berlalu - lalang di bawah, tak sengaja matanya melihat seorang cowok yang sedang mengobrol bersama temannya - temannya.
Deg
Astaga jantung gue kenapa ngedugem gini - batinnya bersuara.
****
Halo! Sebenernya gue masih agak ragu sih buat bikin cerita ini, gatau kenapa hehe. Btw, ini sedikit ada ngambil dari kisah nyata.
#salsafbrn
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADE (On Going)
Teen FictionKamu tau istilah "Dia datang dan pergi seenaknya, namun tetap di cintai seperti senja di sore hari." Ya! seperti itulah dia -Shasa
